Porosmedia.com – Perjanjian Saragosa merupakan perjanjian lanjutan antara 2 negara besar pada abad ke 15, yaitu Spanyol dan Portugis.
Awalnya mereka sudah lebih dulu menandatangani Perjanjian Tordesillas. Namun rupanya ambisi mereka untuk menguasai dunia masih belum cukup.
Terlebih saat mereka akhirnya bertemu di Indonesia. Perjanjian ini akhirnya dibuat untuk mengatasi konflik lanjutan.
Latar Belakang Perjanjian Saragosa
Beberapa latar belakang yang menyebabkan perjanjian ini dirumuskan antara lain:
1. Perjanjian Tordesillas
Pada masa itu, Spanyol dan Portugis merupakan bangsa besar dengan kecanggihan teknologi yang mereka miliki. Mereka sama-sama kuat dan berambisi menguasai seluruh wilayah di dunia. Demi menekan konflik semacam ini, akhirnya dirumuskan sebuah perjanjian. Perjanjian ini berisi tentang pembagian wilayah utama untuk Spanyol dan Portugis.
Secara garis besar, Spanyol mendapatkan bagian belahan bumi sebelah barat. Sedangkan Portugis berhak menguasai bagian bumi sebelah timur. Mereka juga berhak berlayar dan berdagang sesuai arah atau bagian kekuasaan mereka. Namun setelah mereka berlayar, rupanya bumi yang bulat membuat mereka bertemu kembali di sebuah surga rempah-rempah, yaitu Indonesia.
2. Portugis Tiba di Indonesia
Pada tahun 1512, Portugis telah tiba di Indonesia, tepatnya di Kepulauan Maluku. Mulanya bangsa Portugis disambut baik oleh penduduk setempat, yaitu rakyat dari Kerajaan Ternate. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Ternate meminta bantuan Portugis untuk dibuatkan sebuah benteng pertahanan.
Pada masa itu, Kerajaan Ternate tengah berselisih dengan Kerajaan Tidore. Portugis pun membuatkan benteng pertahanan yang di maksud. Kerajaan Ternate kemudian memberikan tanda terima kasih berupa izin berdagang untuk Portugis. Sejak saat itu, Portugis mulai melancarkan aksi monopoli perdagangannya di wilayah Maluku.
3. Spanyol dan Portugis Bertemu di Indonesia
Bangsa Portugis akhirnya bertahan di Indonesia cukup lama, karena Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah dengan mutu terbaik di dunia. Hal ini tentu menjadi peluang emas bagi Portugis kala itu. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1521 ternyata Spanyol juga turut singgah di Indonesia. Hanya saja, Spanyol berlayar melalui Kepulauan Filipina.
Kedatangan Spanyol jelas mengejutkan Portugis, karena Portugis merasa lebih dulu “menemukan” Indonesia. Bahkan Portugis juga menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Konflik semakin memanas karena Spanyol berada di pihak Kerajaan Tidore. Akhirnya terjadi konflik antara 2 kubu, yaitu Kerajaan Ternate bersama Portugis melawan Kerajaan Tidore bersama Spanyol.
4. Perundingan Perjanjian Saragosa
Spanyol bersikeras tidak mau disebut telah melanggar perjanjian. Mereka telah berlayar sesuai bagian mereka, dan akhirnya menemukan Indonesia. Pertemuan mereka menimbulkan konflik baru terkait wilayah kekuasaan. Mereka sama-sama mengklaim, bahwa Maluku / Indonesia adalah milik mereka. Konflik ini kemudian sampai ke negara mereka masing-masing.
Demi meredam perselisihan, akhirnya mereka sepakat membentuk rumusan perjanjian baru. Perjanjian tersebut dinamai Perjanjian Saragosa, dan telah diresmikan sejak tanggal 22 April 1529. Sejak saat itu, konflik antara Spanyol dan Portugis bisa didamaikan kembali dengan pembagian wilayah yang baru.
Tujuan Perjanjian Saragosa
Tujuan dirumuskannya perjanjian ini adalah agar Spanyol dan Portugis tidak saling bertikai mengenai wilayah kekuasaan. Wilayah yang dimaksud yaitu Maluku, Indonesia. Pasalnya, kedua negara tersebut merupakan 2 negara besar yang memiliki pengaruh paling kuat untuk bangsa-bangsa lainnya. Maka, jika terjadi konflik panjang di antara mereka, ditakutkan akan terjadi pertempuran besar.
Tokoh Perjanjian Saragosa
Beberapa tokoh ternama yang tampil dalam perjanjian ini diantaranya yaitu Kaisar Charles V. Kaisar Charles V merupakan petinggi dari pihak Spanyol. Sedangkan dari pihak Portugis, diwakilkan pemimpin mereka yaitu Raja John III. Setelah kedua pemimpin negara bertemu dan menandatangani perjanjian, maka aturan dalam perjanjian tersebut telah sah berlaku.
Perjanjian Saragosa menjadi media damai antara Spanyol dan Portugis. Meski satu sisi mereka berdamai, namun nasib baik tidak berpihak pada Indonesia. Portugis seolah membuka “pintu” di Indonesia, yang kemudian dimasuki oleh negara-negara lainnya. Kekayaan alam di Indonesia dieksploitasi habis-habisnya. Rakyat Indonesia juga ditipu, mereka menjajah dengan kedok berdagang.
Isi Perjanjian Saragosa
Perjanjian Saragosa berisi tentang hak kekuasaan atas wilayah Maluku, Indonesia. Dalam hal ini, Spanyol diminta untuk balik kanan dan meninggalkan tanah Maluku dan fokus pada wilayah Filipina. Sebaliknya, Maluku adalah wilayah kekuasaan Portugis.
Maka, Portugis berhak melakukan perdagangan di wilayah tersebut. Perjanjian ini diresmikan di Kota Saragosa-Spanyol pada tanggal 22 April 1529. Selain itu, isi perjanjian secara rinci bisa Anda simak sebagai berikut:
- Bumi berada dalam 2 pengaruh besar, yaitu pengaruh yang bersumber dari Spanyol dan Portugis.
- Spanyol berkuasa atas wilayah Meksiko sampai ke arah barat, batasnya adalah Filipina.
- Portugis berkuasa atas wilayah Brazil sampai ke arah timur, dan batasnya adalah Kepulauan Maluku, Indonesia.
- Wilayah yang ada di bagian barat garis Saragosa menjadi milik Portugis.
Dampak Perjanjian Saragosa
Setelah perjanjian ini resmi diberlakukan, maka ada beberapa dampak yang terjadi, diantaranya yakni:
1. Spanyol Angkat Kaki dari Maluku
Dampak yang pertama jelas yaitu Spanyol harus hengkang dari Kepulauan Maluku. Spanyol merasa kecewa, meskipun begitu mereka tetap mematuhi perjanjian yang sudah disepakati bersama. Spanyol kemudian kembali ke Filipina dan tetap melakukan aktivitas dagang disana. Filipina merupakan wilayah terakhir yang mereka kunjungi sebelum Maluku.
2. Filipina Dikuasai Spanyol
Gagal merebut Maluku membuat Spanyol merasa malu di mata dunia. Spanyol kemudian mencoba menutupi rasa malu tersebut dengan membuat pengakuan besar bahwa Filipina merupakan milik mereka. Spanyol mengklaim demikian karena mereka lah yang menemukan Filipina untuk pertama kalinya.
3. Portugis Semakin Berkuasa di Indonesia
Perginya Spanyol dari Maluku membuat Portugis berbahagia. Mereka memanfaatkan momen ini untuk semakin meningkatkan kualitas monopoli perdagangan mereka, khususnya di wilayah Maluku. Namun, saat Portugis semakin berkuasa, hal ini justru “memancing” bangsa-bangsa lainnya untuk ikut berkunjung dan mengeksploitasi alam di Indonesia.
4. Pemikiran Bumi Bulat
Sejak peristiwa bertemunya Spanyol dan Portugis di Maluku, maka muncul pemikiran baru terkait bentuk bumi. Pada masa itu, bumi dianggap sebagai daratan yang datar. Tidak ada yang menyangka bahwa Spanyol dan Portugis akan bertemu dalam satu wilayah. Mereka telah dipisahkan dengan wilayah barat dan timur. Namun setelah kejadian ini, muncul pemikiran baru bahwa bumi itu bulat.
5. Maluku Menjadi Terkenal
Setelah seluruh dunia tahu tentang Perjanjian Saragosa, maka otomatis Maluku menjadi terkenal di seluruh dunia. Bahkan, Maluku dijuluki sebagai “The Richest Island In The World” yang berarti pulau terkaya di dunia. Namun sayang, kepopuleran Maluku sama sekali tidak menguntungkan bagi rakyat Maluku sendiri. Rempah-rempah di Maluku hanya dikuasai Portugis untuk kepentingan perdagangan.
6. Kerajaan Ternate Dikuasai Portugis
Tidak hanya kekayaan alam yang dikuasai Portugis. Kerajaan Ternate yang saat itu berkuasa pun akhirnya jatuh ke tangan Portugis. Indonesia mulai krisis identitas dan memasuki masa penjajahan yang semakin mencekam. Seluruh SDA dan SDM telah dikuasai bangsa asing, tidak hanya Portugis saja namun juga berlanjut oleh bangsa Inggris hingga Belanda.