Porosmedia.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun ini menyalurkan alat ultrasonografi (USG) kepada 447 Puskesmas di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan guna menekan angka kematian ibu hamil serta menurunkan kasus stunting (gagal tumbuh).
Demi mencegah kematian ibu dan bayi dalam kandungan, Kementerian Kesehatan akan membagikan alat Ultrasonografi (USG) ke seluruh puskesmas di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat mengisi kuliah umum dalam Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-31 dan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) ke-22 di Kota Banda Aceh, Kamis (24/3/2022).
“Alat USG ini akan mendeteksi bagaimana perkembangan bayi di puskesmas, yang dilakukan oleh dokter umum di seluruh Indonesia,” kata Dante.
Cegah Kematian Ibu dan Anak Serta Menekan Angka Kekerdilan
menekan angka kekerdilan, mulai dari meningkatkan kesehatan ibu dan anak, hingga antenatal care menjadi lebih baik. Salah satunya melalui distribusi USG ke puskesmas.
Pendistribusian alat USG ke seluruh puskesmas ini, merupakan salah satu program dalam rencana transformasi kesehatan Indonesia pada pilar layanan primer, untuk mencegah angka kematian ibu dan anak. Transformasi layanan primer juga fokus pada deteksi dini terhadap kekerdilan dan wasting.
Dante menyatakan, pemerintah terus melakukan berbagai macam cara untuk menekan angka kekerdilan, mulai dari meningkatkan kesehatan ibu dan anak, hingga antenatal care menjadi lebih baik. Salah satunya melalui distribusi USG ke puskesmas.
Dokter Umum Puskesmas Diberi Pelatihan Cara Penggunaan USG yang Baik
Menurut Dante, nantinya setiap puskesmas akan memiliki USG. Pemerintah juga akan memberikan pelatihan kepada dokter umum di puskesmas agar dapat menggunakan alat USG dengan baik.
“Dan bisa mendeteksi pelayanan pertumbuhan janin, pelayan persalinan, sehingga kematian ibu menjadi lebih kecil,” katanya.
Dante mengungkapkan, selama ini sebagian besar angka kematian ibu justru terjadi di rumah sakit. Hal itu terjadi karena rujukan untuk persalinan terlambat, sehingga perlu penanganan pertama dari puskesmas.
“Dengan mengetahui gestasi kehamilan yang lebih awal di puskesmas, maka rujukan ke rumah sakit akan lebih baik,” kata Dante.
Komitmen Transformasi Kesehatan Tertuang Dalam Enam Pilar
Komitmen Kemenkes melakukan transformasi kesehatan tertuang dalam enam pilar yakni layanan primer berupa penanganan terhadap imunisasi, penapisan kesehatan, kekerdilan, serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ,dan Keluarga Berencana (KB).
Selanjutnya pilar layanan rujukan yakni penanganan sembilan penyakit prioritas dengan mortalitas tertinggi, kemudian pilar ketahanan kesehatan yakni riset dan industrialisasi obat, sert alat kesehatan dalam negeri.
Selanjutnya, pilar pembiayaan kesehatan yaitu fokus pada pembiayaan berbasis kebutuhan dasar kesehatan, pilar sumber daya manusia (SDM) kesehatan yakni produksi dan distribusi kekurangan 172 ribu dokter, serta pilar teknologi kesehatan berupa penerapan teknologi digital dan bioteknologi.