Kisah Rajulian dan Mariana
Julian adalah seorang arsitek muda yang cukup terkenal di kota. Ia telah memiliki perusahaan sendiri. Kehidupan yang mapan dan mewah, akhir-akhir ini membuatnya jemu.
Julian mencari di internet informasi tentang tempat-tempat wisata. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya ia memutuskan untuk berwisata ke wilayah Indonesia Timur.
Julian ingin menyelam dan menjajal keindahan laut Indonesia.
Julian mendelegasikan tugas kantor kepada asisten nya, ia berpesan selama liburan 20 hari, ia tak ingin dihubungi. Pria itu ingin menikmati masa liburannya dengan tenang.
Ia pergi sendirian, tanpa agen wisata dan semacamnya. Julian benar benar sedang ingin tenang dan ingin sendirian. Tanpa pamer di sosmed, tanpa kamera dan semacamnya.
Untuk menuju ke Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Julian menggunakan jalur udara. Sesampainya di bandara, ia menggunakan kendaraan umum dan segera mencari penginapan.
Kala itu, Julian berkunjung bukan pada musim liburan, sehingga tak banyak orang disana.
Di dalam kendaraan umum, Julian mengobrol dengan penduduk setempat yang kemudian membawanya ke sebuah penginapan.
Rano nama orang itu, Rano bisa dibilang sebagai pemandu wisata lokal, Julian bersama Rano esok akan menuju lokasi tempat penyelaman.
Sepajang malam, Rano bercerita tentang keindahan bawah laut Wakatobi, tentang pulau pulau kecil, di mana alam bawah lautnya menyimpan keindahan surgawi. Membuat Julian sangat tidak sabar menanti hari esok.
Jam menunjukan pukul 11 malam, ketika Rano berpamitan dan Julian bersiap hendak tidur, dalam lelapnya tidur, ia bermimpi tengah menyelam, dilihatnya aneka terumbu karang, hewan laut yang indah dan ia merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya. Ia menyelam, sampai suara alarm pada jam weker di sisi kirinya berhasil membangunkannya.
Julian terbangun pukul 6 pagi. Ia telah membuat janji dengan Rano, hari ini petualangan mereka akan dimulai.
Julian dan Rano sudah siap dengan peralatan menyelam,mereka lalu menuju ke sebuah pulau terpencil yang konon menyimpan pesona alam bawah laut yang indah.
Daerah itu termasuk dalam segitiga emas karang dunia.
Menuju ke tengah lautan, di dalam kapal kecil yang mereka tumpangi ada sekitar 3 orang wisatawan lainnya.
Mereka menyelam ,menjajal keindahan alam bawah laut. Aneka biota laut yang indah, sungguh menyegarkan pikiran Julian kala itu.
Sepulang dari kegiatan menyelam, Rano mengajak Julian makan di sebuah warung dekat perkampungan penduduk.
“Rano, apa orang tuamu asli penduduk sini” ujar Julian
“Tentu saja, saya keturunan suku bajo” ujar Rano
“Dahulu nenek moyang kami hidup berpindah pindah, berkelana dan hidup diatas lautan, maka tak heran jika suku bajo bisa menyelam tanpa oksigen ” ujar Rano
Julian menyimpan kekaguman pada Rano dan suku bajo yang ia ceritakan.
“Wah, aku tak sabar menanti hari esok, kau pasti akan mengajakku menyelam ke tempat yang lebih indah” ujar Julian
Rano mengangguk penuh kepastian. Hari hari berikutnya , Julian menikmati penyelaman demi penyelaman nya. Ia menikmati masa liburannya. Hingga pada suatu hari , Julian memutuskan untuk melakukan penyelaman ke sebuah tempat yang cukup jauh dan terpencil.
“Jarang ada yang menyelam ke sini, dan kau harus berhati-hati, di sekitar ini banyak karang karang dan lengkungan yang cukup curam, dan jangan menyelam terlalu dalam” ujar Rano memberi peringatan.
Julian mengacungkan jempolnya tanda mengerti , dan ia segera meluncur memasuki alam bawah laut, sedangkan Rano menunggunya diatas perahu.
Julian menyelam, memasuki wilayah laut dengan terumbu karang berwarna warni, aneka biota laut yang indah, Julian menyelam semakin dalam, terus menuju ke bawah.
Dalam remang cahaya, Julian melihat seseorang memperhatikan dari balik terumbu karang. Julian mengejar orang itu, ia berenang lebih dalam lagi.
“Apakah itu orang ? Kenapa ia menyelam tanpa peralatan” pikir Julian
Rasa penasaran menuntunnya terus mengejar orang itu.
Sementara itu dari atas perahu, Rano merasa cemas , karena Julian tak kunjung muncul ke permukaan. Sementara hari sudah mulai senja.
Julian baru menyadari ketika melihat sekeliling, ternyata ia sudah tak melihat cahaya, artinya dirinya berada di kedalaman laut yang tak seharusnya, Julian berusaha berenang keatas, tapi seseorang menarik kakinya lebih dalam lagi. Julian berbalik, ternyata itu adalah seseorang yang tadi memperhatikan dirinya.
Julian melihat nya sebagai seorang perempuan berambut emas berkilau, mengenakan gaun berwarna perak, perempuan itu menggerakkan kaki nya dalam gerakan berenang.
Ia menggenggam erat tangan Julian . Lalu mereka berenang menuju suatu tempat entah dimana.
Julian dan wanita itu telah berada di sebuah pesisir pantai. Julian panik karena ia melihat sebuah kekacauan disana.
Julian melihat orang orang dalam pakaian adat, menjerit-jerit, membawa tombak. Lalu Julian melihat seorang pria yang lemah karena penyiksaan. Julian memperhatikan wajah pria itu. Ia lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya. ” Pria itu, amat mirip dengan dirinya”.
Wanita berambut emas itu, membawa Julian kembali berenang , Lalu mereka tiba di pinggir pantai dengan pasir putih berkilau .
Mereka duduk di hamparan pasir putih yang berkilau diterpa cahaya bulan. Wanita itu berbicara, “Tidakkah kau mengingat wajahku, wahai kekasihku ?” Ucapnya.
Julian menatap ke dalam mata wanita berambut emas itu.
Tiba-tiba ia mengingat semuanya, kenangan indahnya bersama wanita itu dimasa lalu.
Julian melihat wanita itu tersenyum ceria, mereka berlarian di sepanjang pesisir. Hingga kejadian buruk dan kelam itu.
“Ya , aku ingat semuanya ” ucap Julian
Julian ingat, wanita ini adalah Mariana, putri seorang kepala suku. Mereka diam diam menjalin hubungan asmara, hingga akhirnya ayah Mariana , sang kepala suku, menaruh murka kepada Rajulian.
Rajulian pemuda biasa yang tidak pantas dicintai oleh Mariana. Sang ayah amat Murka lalu memerintahkan untuk melenyapkan Rajulian. Hingga akhirnya Rajulian tewas.
“Aku sangat berduka atas kepergian mu, Setelah kau tewas, ayah lalu menjadikanku persembahan bagi dewa laut. Pada upacara adat di malam purnama, dengan membawa sesembahan, aku berjalan ke tengah lautan, terus berjalan hingga aku tenggelam dan tak lagi bernafas” ujar Mariana
Karena cinta Mariana yang mendalam pada Rajulian, ketika upacara adat berlangsung, ia berjanji , akan mencari dan bersumpah akan menemukan Rajulian di kehidupan mendatang.
Seperti tersihir, Rajulian bisa melihat dengan jelas tiap kejadian yang diceritakan Mariana.
Namu roh Mariana tak dapat bereinkarnasi, roh nya berada di dalam lautan selama ratusan tahun.
“Setelah ribuan purnama aku lewati, aku setia menunggumu wahai kekasih ku, kini aku senang akhirnya alam menuntunmu kembali padaku” ujar Mariana dengan mata berbinar
“Kita tak akan pernah lagi berpisah Rajulian, kita akan abadi selamanya di dalam keindahan lautan” ucap Mariana hendak memeluk Julian.
Julian berusaha menghindari pelukan Mariana.
“Aku tidak mencintaimu lagi Mariana, aku ingin kembali ke kehidupanku sekarang” ucap Julian.
Merasa mendapat penolakan, Seketika, wanita itu menjadi murka, mata nya yang berkilau berubah menghitam, rambut emasnya memanjang serupa rumput laut.
Julian berusaha menghindar ia berlari, namun Mariana yang murka berhasil menangkapnya, Julian berusaha melepaskan diri, namun terasa sia-sia. Julian melihat sebuah kalung berkilau di leher Mariana, ia menarik kalung itu hingga terlepas dan hancur, lalu Terdengar suara jeritan Mariana, seketika ia berubah menjadi asap hitam, dan hilang bersama buih ombak lautan.
Kalung mutiara dengan liontin batu alam itu, adalah kalung yang telah di beri mantra mantra oleh ayah Mariana sang kepala suku. Ia memakai kalung itu pada upacara adat di malam purnama. Kalung itulah yang membuat roh Mariana abadi.
Sementara itu, karena Matahari telah tenggelam, Rano memutuskan untuk masuk ke dalam lautan dan mencari Julian.
Rano menyelam tanpa peralatan, dan ia tak bisa masuk lebih jauh ke dalam lautan .
Rano segera menghubungi tim SAR setempat melalui radio pemancar.
Tak butuh waktu lama mereka datang membawa peralatan untuk melakukan pencarian terhadap Julian.
Selang beberapa jam kemudian, tepat ketika bulan purnama penuh memancarkan sinar keperakan, Rano melihat Julian tampak lemas, di tepian pasir berkilau dipinggir tebing karang . Tim SAR segera menghampiri dan menolong Julian.
Beruntung nyawa Julian selamat. Ia dirawat selama beberapa hari di sebuah klinik desa.
Setelah kondisinya pulih, Julian lalu bercerita kepada Rano tentang kejadian yang menimpanya.
“Mungkin sebenarnya nenek moyang mu juga penduduk suku bajo” ucap Rano
“Entahlah.. ” ujar Julian
“Apa kau percaya akan adanya reinkarnasi ?” Ucap Rano
Julian tertegun, ia nyata melihat kejadian dan kehidupannya bersama Mariana di masa lampau.
Beberapa hari kemudian , ketika Julian telah pulih , mereka berpisah, Julian kembali ke kota.
**
Beberapa tahun telah berlalu, Julian melewati hari-hari seperti biasanya, ia tetap pada pekerjaannya sebagai seorang arsitek.
Suatu siang di musim hujan, jalanan tampak basah, udara dingin berhembus dari balik jendela kantor Julian. Ketika seseorang terdengar mengetuk pintu ruangannya.
“Pak, ada seorang klien, ingin menemui anda,” ucap sang sekertaris.
“Persilahkan ia masuk” ucap Julian
Lalu seseorang melangkah masuk dan mendekat pada Julian, seorang wanita, dengan rambut berwarna keemasan mengulurkan tangan pada Julian.
“Hallo , saya Mariana… ” Ucap wanita itu tersenyum ramah.
Sementara itu, Julian tertegun, dilihatnya kalung mutiara berkilau dileher wanita itu.
-TAMAT-