Porosmedia.com, Kisah Inspiratif – Dalam Binar indah Matamu
Aku menatap seseorang dari kejauhan, ia melambaikan tangan kearah ku. Mataku memicing, aku tak dapat melihat dengan jelas, siapa orang itu. Pandangan ku kabur.
Orang itu menghampiriku, baru dari jarak dekat aku mengenalinya.
“Ihhh .. dari tadi aku melambaikan tangan, tersenyum.. ko kamu diam aja sih” ujar Ranti merasa kesal.
“Aku ga bisa lihat kamu dengan jelas, ih bureemm tauuu” ucapku .
Begitulah hari-hari ku, di sekolah aku tak dapat dengan jelas melihat ke arah papan tulis.
Mungkin mataku ada minusnya, begitu kata teman-temanku, sepertinya harus di periksa agar aku bisa menggunakan kacamata yang pas, sehingga pengelihatan ku bisa kembali jelas.
Tapi aku tak tega menceritakan masalah ku ini pada ibu dan bapak ku. Bapaku yang sudah tua, mengandalkan usaha Sol sepatu miliknya, penghasilan nya tak seberapa.
Hari ini kulihat bapak menghitung uang penghasilan dari memperbaiki sepatu orang. Ia menyerahkan kepada ibu. Ibuku adalah seorang ibu yang penuh dengan rasa syukur .
“Alhamdulillah, terimakasih pak, semoga Allah memberkahi rezeki kita” .
Itulah ibuku, selalu bersyukur berapa pun penghasilan bapak.
Aku mengucek mataku, ku bersihkan dengan air rebusan daun sirih, seperti saran dari temanku. Ah ternyata pandangan ku masih saja tidak jelas.
Disekolah aku akan duduk paling depan, agar aku bisa jelas melihat papan tulis.
Suatu hari aku melihat pengumuman pada dinding sekolah, tentang Lomba Menulis Karya Ilmiah. Di sana tercantum jika hadiah lomba adalah Uang tunai sebesar satu juta rupiah. Waktu untuk mengikuti lomba sekitar 2 Minggu lagi.
Ku catat segala persyaratan nya. Kemudian aku pergi ke perpustakaan untuk mendukung isi tulisan ilmiah ku.
Sudah seminggu berlalu, aku bolak balik ke perpustakaan dan Lab komputer, ku ketik hasil tulisan ku di sana. Hasil karya ilmiah yang telah dibuat, aku kirimkan ke panitia perlombaan lewat email. Bersyukur disekolah ku akses internet gratis.
Setiap malam ku panjatkan doa kepada Allah, untuk mempermudah segala urusanku.
Setiap hari aku duduk di bangku paling depan, agar bisa melihat papan tulis dengan jelas.
Pada hari Senin di akhir bulan, teman-teman ku berkerumun, melihat hasil perlombaan. Aku pun sangat penasaran dengan hasil nya.
Aku berjalan ke arah papan pengumuman dengan jantung berdegup kencang.
Ketika kulihat papan pengumuman itu, dan ternyata tak ada namaku disana. Lutut ku terasa lemas, mataku berkaca-kaca, aku kecewa. Pupus sudah harapanku untuk bisa membeli kacamata.
Hari-Hari berlalu, aku sudah melupakan kekecewaan ku pada hasil lomba itu, mungkin rezeki ku bukan disana, begitu pikirku.
“San, Tante ku kan sekarang jualan baju lewat online, katanya menjelang bulan puasa gini banyak orderan, dia lagi butuh orang buat bantuin bungkusin paket, apa kau mau ? ” Ucap Ranti.
“Wah, aku mau dong” ucap ku.
Maka keesokan harinya kami ke toko baju Tante Adel. Ia kelihatan senang karena kami bersedia membantunya.
“Kalian kapan mulai libur sekolah ? Nanti langusng aja kesini ya, Tante butuh banget bantuan kalian” ucap Tante Adel.
Selama bulan Ramadhan, sekolah libur selama 2 Minggu. Maka aku dan Ranti mulai membantu Tante Adel di toko baju. Kami bekerja mulai pukul 8 pagi – pukul 5 sore.
Toko baju Tante Adel ramai di kunjungi pembeli online. Pesanan setiap hari cukup banyak. Tak jarang kami harus lembur agar pesanan bisa cepat dibungkus dan segera diambil oleh kurir ekpedisi.
Setelah 2 Minggu, ternyata kami tak tega meninggalkan Tante Adel sendirian, pekerjaan nya membungkus baju pesanan setiap hari selalu banyak. Maka setiap pulang sekolah kami membantu Tante Adel di toko.
Aku sudah ijin kepada ibu dan bapak. Mereka ikut senang karena aku punya kesibukan baru.
Bulan Ramadhan hampir berakhir, 3 hari menjelang lebaran, toko Tante Adel libur. Malam ini adalah hari terakhir kami bekerja di toko.
“Alhamdulillah toko selalu ramai, terimakasih ya atas bantuan dari kalian , Santi dan Ranti ” ucap Tante Adel.
Kemudian Tante Adel menyerahkan sebuah amplop untuk kami. Menurutnya itu adalah upah kami selama membantu di toko.
Tante Adel juga memberi kami bungkusan besar berisi sembako.
Kami sangat senang dan mengucapkan banyak terimakasih atas kebaikan hati Tante Adel.
“Santi dan Ranti sok kalian boleh pilih baju yang kalian suka, ini hadiah tambahan dari saya” ucap Tante Adel.
“Beneraannn Tan? ” Ucap kami serempak , kami sangat senang.
Aku dan Ranti memilih sebuah baju yang kami sukai.
“Terimakasih banyak ya Tante, semoga Allah membalas semua kebaikan Tante ” ucapku.
Sepulang ke rumah, aku menyerahkan bingkisan sembako itu kepada ibu dan bapak.
Mereka sangat bersyukur dan merasa sangat senang.
Kubuka amplop itu, ternyata isi nya ada satu juta lima ratus ribu rupiah.
“Alhamdulillah” Aku hampir menangis karena belum pernah menerima uang sebanyak itu.
Kuberikan pada ibu, namun kata ibu, Itu adalah hasil kerja ku. Sebaiknya digunakan untuk kebutuhanku.
Mataku berkaca-kaca, aku menangis dan menceritakan pada ibu, jika aku ingin membeli kacamata, karena pengelihatan ku sudah tidak jelas.
Ibu memeluku, kemudian mengatakan bahwa itu Rezeki dari Allah untuk memenuhi kebutuhan ku.
Setelah hari raya idul Fitri. Aku pergi ke optik terdekat untuk memeriksa mataku. Ternyata mataku minus 3. Katanya minus nya sudah lumayan banyak. Kemudian aku memesan kacamata di sana, ternyata harganya 600 ribu rupiah. Alhamdulillah, ternyata sisa uang nya masih banyak sehingga aku bisa memberikannya pada ibu.
Ibu dan bapak menerima uang itu dengan penuh rasa syukur, di doakan nya aku dengan begitu banyak doa kebaikan.
“Terimakasih nak, semoga Allah selalu menjagamu, menyelamatkan dunia akhiratmu, menjadikanmu anak yang berakhlak baik di berikan rezeki yang berkah” ucap bapak.
Aku terharu sekaligus senang, Allah menjawab doaku dengan cara NYA yang indah. MasyaAllah Tabarakallah.
Sekarang aku memakai kacamata, kini pengelihatan ku cerah, berharap Masa depan ku pun ikut cerah .
*TAMAT
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”
(QS.At.Talaq 65 : ayat 2-3)