Ribuan Massa Free Palestine Network Tumpah Ruah di Majene Sulbar

Avatar photo

Porosmedia.com, Majene – Matahari baru mulai menampakkan diri ketika ribuan massa Free Palestine Network (FPN) memenuhi jalan-jalan di Kota Majene, Sulawesi Barat, Sabtu pagi (28/6/2025).

Tampak siswa beberapa sekolah menengah, mahasiswa berbagai kampus, remaja masjid dari berbagai wilayah, majelis taklim, ormas, perwakilan 15 kelurahan dari 2 kecamatan, serta masyarakat umum lainnya ambil bagian dalam Pawai dan Festival Tahun Baru Islam 1447 H dengan Tema “Free Palestine” yang diselenggarakan FPN.

“Pawai dilepas secara resmi oleh Ibu Wakil Bupati Majene di stadion Prasamya Majene dan finish di Gedung Assamaleuwang, taman kota Majene,” ungkap Andi Arifah, Koordinator Pokja FPN Majene yang sekaligus bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan.

“Adapun anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) kita kenalkan dengan spirit Palestina melalui Lomba Mewarnai di gedung Assamaleuwang” tambah Arifah.

Acara Pawai Muharram Bela Palestina ini juga dimeriahkan dengan pentas seni. Selain musik, juga ada pembacaan puisi dan menolog dari Ketua KPU Provinsi Sulbar. Tak ketinggalan 24 UMKM lokal Majene ikut serta meramaikan bazar di pelataran gedung.

Baca juga:  Dampingi Presiden,Pangdam I/BB, Mayjen TNI Hassanudin, SIP, MM, Berikan Sertifikat Tanah Rakyat

Sementara itu Dr. Usri, M.Pd., salah seorang motor penggerak FPN di Majene menyebut kegiatan ini adalah upaya mengimplementasikan teori gerakan perubahan yang telah dipelajari dalam Workshop FPN.

“Di FPN kami diajarkan untuk memahami persoalan Palestina secara ilmiah dan bergerak secara terpimpin, terorganisir, berlipat ganda. Kegiatan hari ini adalah upaya praxis dari kami, menyatukan teori dan praktek dalam gerakan perubahan,” terang Uci, sapaan akrab dosen STAIN Majene ini.

Sementara itu dihubungi terpisah, Sekjen FPN, Furqan AMC, mengaku sangat optimis dengan aksi yang dipelopori kader-kader FPN Majene.

“Aksi kader-kader FPN Majene adalah bagian dari gerakan solidaritas semesta yang mendukung kemerdekaan Palestina. Sekaligus sebagai mata rantai perlawanan terhadap kolonialisme/imperialisme,” jelas Furqan.

“Sedari awal Bapak Pendiri Israel Theodor Herzl menyebut dalam kongres zionisme pertama, bahwa pendirian negara Israel adalah dalam rangka menopang kolonialisme dan imperialisme di Asia Barat (Timur Tengah),” ungkap Furqan.

“Karena itu sesungguhnya Israel adalah benteng terakhir kolonialisme/imperialisme dan Palestina adalah front terdepan anti-kolonialisme/imperialisme,” tegas Furqan.

Baca juga:  Di Sejumlah 7.424 TPS di Kota Bandung Aman dan Kondusif

Menurut Furqan, sebenarnya kolonialisme secara legal sudah tumbang pada saat konferensi Asia Afrika 1955 mengadopsi Dasasila Bandung. Namun ketika pohon angkara murka itu ditebang, uratnya saat ini masih tersisa di bumi Palestina.

“Palestina adalah satu-satunya bangsa yang hadir pada konferensi Asia Afrika 1955 yang sampai sampai sekarang belum merdeka. Karena itu mendukung kemerdekaan Palestina adalah tugas sejarah yang harus kita tunaikan. Kemerdekaan Palestina adalah hutang sejara kita semua,” pungkas Furqan.

Selain di Majene, FPN juga melakukan aksi di berbagai kab/kota di seluruh Indonesia. Di antaranya, di Bandung, Bogor, Surabaya, Pekanbaru, Palembang, Kendari, Tarakan, Medan dan Jakarta.

Di Jakarta, 20 Juni lalu, ratusan massa FPN menggeruduk Kedubes Amerika Serikat menuntut dihentikannya genosida di Palestina dan Memaksa Amerika Serikat untuk berhenti mempersenjatai Israel. Amerika Serikat adalah penyumbang 80% senjata yang digunakan Israel menggenosida rakyat Palestina.