nafsu seperti seorang Bayi yang selalu ingin dipuaskan

Avatar photo

Porosmedia.com — Imam Al-Ghazali dalam kutipan ini mengibaratkan nafsu seperti seorang bayi yang selalu ingin dipuaskan. Jika seseorang terus menuruti keinginan nafsunya tanpa kendali, maka nafsu itu akan tumbuh semakin kuat dan sulit dikendalikan, seperti seorang anak yang dimanjakan dan akhirnya menjadi pemberontak.

Analogi ini menegaskan bahwa nafsu harus dididik dan dikendalikan sejak awal, bukan dibiarkan berkembang liar. Seperti bayi yang membutuhkan bimbingan agar tumbuh menjadi pribadi yang baik, begitu pula nafsu harus diarahkan agar tidak menguasai diri seseorang. Jika dibiarkan, nafsu akan membawa manusia pada keserakahan, kesombongan, dan perilaku destruktif.

Pesan dari kutipan ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia memiliki berbagai keinginan—baik yang bersifat duniawi maupun spiritual. Jika tidak dikontrol, keinginan duniawi dapat menjerumuskan seseorang dalam kesenangan sesaat yang akhirnya membawa penderitaan. Sebaliknya, jika nafsu diarahkan dengan baik, ia bisa menjadi kekuatan untuk mencapai kebijaksanaan dan kedekatan dengan Tuhan.

Imam Al-Ghazali ingin mengingatkan bahwa mengendalikan nafsu bukan berarti mematikannya, tetapi mengarahkannya agar tetap dalam keseimbangan.

Baca juga:  Maraknya Trend Judi Opsi Biner (Binary Option) dalam Sistem Kapitalisme

Repost @ballerakyatofficial