Alesan Tidak Ada Pengganti Pj Wali Kota, Asosiasiasi Petani Cabai Gerudug DPRD Kota

Tuntut Kemendagri Memperpanjang Jabatan Pj Walikota Cimahi

Avatar photo

Porosmedia.com, Kota Cimahi -Asosiasiasi Petani Cabai Kota Cimahi sebanyak puluhan orang melakukan demontrasi gerudug kantor DPRD Kota Cimahi terkait masalah PJ Wali Kota Cimahi H Dikdik Suratno Nugrahawan diperpanjang masa jabatanya sampai terpilih Walikota definitif, di Gedung DPRD Kota Cimahi Jalan Hj. Djulaeha Karmita, No : 5, Rabu (18/10/2023).

Tujuan asosiasi petani cabai melakukan aksi demo tersebut, menurut Koordinator Asosiasi Petani Cabai, Theodorik Gultom menegaskan, kepada DPRD agar mengusulkan kepada Mentri Dalam Negeri Tito Karnavian, agar Pj Wali Kota Cimahi tidak perlu ada penggantian yang baru, dan tetap dilanjutkan oleh Pj Wali Kota H Dikdik Suratno Nugrahawan.

“Jadi asosiasi petani cabai Kota Cimahi menghadap kepada lembaga DPRD, saat itu ada beberapa wakil ketua DPRD ada yang tidak menanggapi karena ada beberapa kesibukannya,” ucap Theodorik.

Kata Theodorik bahwa DPRD kota Cimahi kurang peka terhadap aspirasi petani cabai.

“Berarti DPRD Kota Cimahi kurang peka terhadap kondisi yang terjadi di Kota Cimahi, tapi kami beruntung dapat diterima oleh wakil ketua dari fraksi PDI-Perjuangan,” kata Dia.

Koordinator Asosiasi Petani Cabai Kota Cimahi Theodorik Gultom

Akhirnya lanjut Theodorik, pihaknya telah menyampaikan aspirasi tersebut kepada Wakil Ketua DPRD Kota Cimahi dari fraksi PDI-P Purwanto.

“Adapun aspirasi yang kami sampaikan adalah bahwa Kota Cimahi ini lagi proses pembangunan, dan harap digaris bawahi, bahwa kami bukan membela Pak Dikdik selaku PJ Walikota Cimahi,” ucapnya.

Baca juga:  Kapolda NTT Buka Pendidikan Pembentukan Bintara Polri Gelombang I Tahun 2022 di SPN Kupang

Tetapi lanjut Theodorik, pihaknya membela lembaga Walikota Kota Cimahi.

“Karena saat ini Kota Cimahi sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, dari akibat kegaduhan ini, akhirnya stigma terhadap kota Cimahi jadi terdampak, menjadi negatif,” tegasnya.

Padahal pembangunan sedang berjalan secara baik-baik saja.

“Kenapa dari pihak Kementrian dalam negeri kok tidak sabar, nanti juga adanya pilkada, kenapa sih kok tidak dilanjutkan saja Pj Wali Kota nya,” ujarnya.

Apalagi Dikdik adalah seorang Sekda, dan sangat paham terhadap kondisi Kota Cimahi.

“Selama beliau menjabat, sudah ada tonggak-tonggak pembangunan, apabila nanti Penjabat (Pj) itu berganti lagi, Cimahi ini seolah-oleh uji coba, mau seperti apa masyarakat Cimahi merasakan dan menikmati proses pembangunan yang sudah berjalan ini,” terang Theodorik.

Theodorik juga menegaskan kepada DPRD Kota Cimahi, bahwa sebelum tanggal 22 Oktober 2023 masa jabatan Pj Wali Kota habis.

“Maka DPRD Kota Cimahi supaya menyampaikan surat ke Kemendagri agar Pj, ini di perpanjang,” ulasnya.

Ditambahkan Theodorik, bahwa Asosiasi Petani Cabai tidak membutuhkan pengganti, tetapi Kemendagri mencabut kembali pemberhentian Pj Wali Kota Cimahi diubah jadi di perpanjang.

Baca juga:  Pemanfaatan Lahan, Atasi Dampak Kenaikan Harga Cabai Rawit

“Apakah seorang Profesor doktor sebagai pengganti Penjabat Wali Kota Cimahi dalam satu tahun akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan di Kota Cimahi, dengan jabatan yang terbatas?,” Theodorik balik bertanya.

Jadi menurut Theodorik, bila terjadi bongkar pasang PJ Walikota Cimahi, Cimahi seperti jadi kelinci percobaan saja oleh yang berkuasa.

“Bila terjadi penggantian terus menerus, mau kapan pembangunan ini akan terjadi?,” Jelasnya.

Theodorik juga mengakui bahwa Kemendagri mempunyai hak prerogatif untuk memperpanjang atau tidak memperpanjang jabatan PJ.

“Sepertinya, ditahun politik ini menjadi berbau politik, dengan kalimat bahwa diberhentikan pakai Pers Confern, dan media massa meramaikan pencopotan, pemberhentian, padahal lebih elok Kemendagri melayangkan surat ke Pemerintah Kota Cimahi bahwa PJ tidak diperpanjang,” ujarnya.

Karena kegaduhan akibat pemberitaan tersebut, Theodorik terjun kemasyarakat rata-rata masyarakat mempertanyakan ada terjadi apalagi di Kota Cimahi.

“Terjadi apalagi di Cimahi sehingga PJ itu dicopot, ini dampak yang tidak bagus, kondisi Cimahi jadi terganggu, dan kami sebagai masyarakat Cimahi khususnya petani cabai jadi merasa terganggu,” tegas Theodorik kembali.

Selanjutnya menurut Theodorik juga karena di Cimahi tidak ada Asosiasi Petani Cabai, setelah statement Tito Karnavian pencopotan PJ Walikota Cimahi karena inflasi beras dan cabai.

Baca juga:  Cabai, Minyak dan Telur Bikin Inflasi, Penguasa Gagal Antisipasi?

“Maka kami membentuk Asosiasi Petani Cabai, karena di Cimahi awalnya tidak ada Asosiasi Petani Cabai,” imbuhnya.

Begitu pula menurut Wakil Ketua DPRD Kota Cimahi Purwanto dari fraksi PDIP yang menerima audensi Asosiasi Petani Cabai bersama Frdi Siagian, diruang pimpinan DPRD Kota Cimahi.

“Aspirasi rekan-rekan akan kami sampaikan kepada Ketua DPRD kota Cimahi untuk dibahas semua pimpinan dan aspirasi tersebut akan dilayangkan ke Kemendagri, Kami hanya menyampaikan saja tapi kewenangan diterima atau tidaknya aspirasi tersebut, adalah kewenangan Kendagri,” papar Purwanto.

Fredipun memberikan masukan pula kepada Asosiasi Petani Cabai, bahwa DPRD Kota Cimahi hanya menyampaikan aspirasi saja.

“Terkait diterima atau tidaknya oleh Kemendagri itu hak prerogatif Kemendagri, saya hanya mengusulkan bila Pak Dikdik akan mencalonkan walikota periode 2024 menurut saya lebih baik persiapan untuk pencalonan saja, karena baru saja menjabat sebagai Pj Wali Kota kinerja sudah sangat baik, apalagi kalau beliau menjabat sebagai Wali Kota definitif pasti pembangunan Kota Cimahi akan lebih baik lagi,” sarannya. (Bagdja)