Porosmedia.com, Kota Cimahi -Salah satu tokoh Pendiri Kota Cimahi Otonom dan Pembina Di Sekretariat Bersama (Sekber) Cimahi Otonom Saeful Handi Rusma, bahwa dalam perhelatan politik Pemilihan Kepala Daerah serentak 2024-2029, Calon Pemimpin Cimahi, jangan hanya
semata-mata karena ingin memuaskan ambisi ego pribadinya saja sebagai pejabat Walikota dan Wakil Walikota serta hanya untuk kepentingan pribadinya dan kelompok/ golongan. Saat dihubungi via telepon selulernya, Senin (8/7/2024).
“Sehubungan dengan pemilihan Kepala daerah serentak secara Nasional semoga prosesnya dilalui dengan amanah, semoga diberikan, kelancaran, keselamatan, aman tentram, baik diantara kontestan Cagub, Cabup, Cawalkot dan penyelenggara KPU, Bawaslu maupun pihak Aparatur negara lainnya yang terkait,” terang Saeful.
Khususnya, lanjut Saeful, terkait masalah Pilkada Kota Cimahi yang otonom ini.
“Saya selalu mengingatkan, kita harus belajar dari pengalaman, yang diawali berdirinya Kota Cimahi Otonom ini, penuh dengan pengorbanan perjuangan masyarakat, masyarakat kota Cimahi yang tidak bisa dibilang mudah dan murah. Hendaknya bagi para kandidat Cawalkot yang ingin bersanding, siapapun, dalam pencalonan dirinya sebagai Balon Walikota maupun Wakil Walikota, bukan semata-mata karena ingin memuaskan ambisi ego pribadinya saja,” saran Saeful.
Lebih lanjut Saeful juga menjelaskan secara tegas, bahwa jangan sampai setelah terpilih sebagai pejabat hanya untuk kepentingan pribadinya dan kelompok/ golongan,
“Hal ini kita harus intropeksi, bagaimana Cimahi mengalami tiga kali pengalaman yang buruk kebelakang, jangan sampai hal buruk tersebut terulang kembali,”saran Saeful kembali.
“Mari kita bersanding dalam Pilwakot, sambung Saeful, dengan santun, saling harga menghargai, menghormati antar kontestan, jangan saling hujat, jangan saling menjatuhkan, jadilah calon pemimpin yang benar-benar santun dikagumi masyarakat Kota Cimahi,” ucapnya.
Karena pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna, yang ada karena Aibnya ditutupi oleh Yang Maha Kuasa.
“Yang utama dalam kontestasi kedepan, calon pemimpin Kota Cimahi harus mampu adu program, sejauh mana dituangkan dalam Visi Misinya, bagaimana untuk memajukan Cimahi Campernik ini bisa maju, sukses dan sejahtera,” ungkap Saeful kembali.
Simpatik dari masyarakat Cimahi, ditambahkan oleh Saeful, calon pemimpin Cimahi, bukan saling gontok-gontokan, memunculkan black campaign,
“Tetapi Calon pemimpin di Cimahi membutuhkan calon-calonnya yang benar-benar intelektual pemikirannya, mampu membuat program memajukan Kota Cimahi akan lebih baik lagi, ajukan visi Misi yang masuk logika masyarakat Kota Cimahi, dan tentu nantinya akan dinilai oleh masyarakat dalam memilih salah satu calon pemimpin kota Cimahi yang terbaik,” jelas Saeful.
Begitu pula menurut Saeful, bahwa Program Visi Misi yang dituangkan oleh kandidat calon walikota maupun wakil walikota, bukan hanya janji palsu atau omong doang (omdo) namun harus benar-benar secara rasional, terukur sesuai perkembangan, dan keterbatasan luas wilayah kota Cimahi .
“Inovasi dan karakteristik masyarakatnya, oleh karenanya calon pemimpin di Cimahi, harus memahami terlebih dahulu sosial budaya masyarakat Cimahi yang heterogen dari berbagai suku. Begitupun masyarakatnya semoga dalam pesta demokrasi 5 tahunan ini semangat untuk hadir dalam pemilihan kepemimpinan Cimahi kedepan lebih baik, sehingga pemilih di Kota Cimahi bisa mencapai 90 Prosen, lebih baik ya 100 Prosen,” tegas Saeful. (Bagdja)