Ragam  

Sejarah Ubi Cilembu yang Hanya Manis Jika Ditanam di Desa Cilembu

Avatar photo
Sejarah Ubi Cilembu yang Hanya Manis Jika Ditanam di Desa Cilembu

Porosmedia.comSiapa yang tak kenal Ubi Cilembu? Makanan dan juga oleh-oleh asal Sumedang ini memang terkenal dengan rasanya yang manis, legit dan muncul aroma harum apalagi jika di oven. Maka tak heran jika kepopuleran Ubi Cilembu ini sampai terkenal seantero jagat. Namun apakah ada yang tahu tentang Sejarah Ubi Cilembu yang berasal dari Sumedang ini?

Tak heran jika pengunjung saat ke Sumedang pasti membeli oleh-oleh ini sebagai buah tangan disandingkan dengan tahu Sumedang. Lalu, berasal darimana Ubi Cilembu ini?

Menurut keterangan Abdul Rahman tokoh masyarakat di sana, Sejarah Ubi Cilembu berasal dari Desa Cilembu yang hampir separuh wilayahnya merupakan perkebunan ubi. Ubi yang ada di Desa Cilembu ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Tak ayal jika hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengenal Ubi yang berasal dari Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan ini.

Konon katanya, hanya ubi yang ditanam di Desa Cilembu saja yang menghasilkan ubi si madu atau Ubi dengan tingkat manis seperti madu.

Awalnya, untuk menikmati Ubi Cilembu ini setelah diolah dengan cara dikukus atau dibakar dengan menggunakan tungku. Pada tahun 1980-an, ditemukan cara mengolah ubi cilembu yang baru, saat seorang mahasiswa dari Universitas Padjajaran yang mencoba mengolah ubi cilembu dengan cara dipanggang di dalam oven. Proses pemanggangan ini membuat ubi cilembu mengeluarkan cairan yang meleleh seperti madu.

Baca juga:  Polres Sumedang Kembali Laksanakan Vaksinasi Covid-19

Rahasia Manisnya Ubi Cilembu

Pada 2018, ada sebuah penelitian yang menjawab pertanyaan mengapa ubi cilembu rasanya manis. Menurut penelitian Agustina Monalisa Tangapo mahasiswi dari Institut Teknologi Bandung, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi rasa manis ubi cilembu.

Berdasar pengamatan dan fenomena yang ada, rasa manis dari ubi cilembu berbeda jika ditanam di luar Desa Cilembu, karena konstruk tanah dan bakteri yang ada di dalam tanahnya.

Aspek yang diterapkan dalam penelitian ini adalah bakteri pada lokasi penanaman ubi cilembu. Berdasar penelitian, rupanya ada perbedaan dalam kuantitas dan keanekaragaman bakteri pada ubi cilembu yang ditanam di luar Desa Cilembu.

Nah, bakteri yang berbeda itulah yang memengaruhi kenapa kualitas ubi cilembu dengan rasa manisnya yang ditanam di Desa Cilembu jadi lebih baik.

“Selain faktor bakteri itu, faktor tanah juga bisa memengaruhi kualitas rasa manis ubi cilembu,” ujarnya.

Pada awalnya, ubi yang ditanam di Cilembu itu berasal dari bibit nirkum. Saat ini bibit nirkum sudah jarang ditanam dan diganti dengan bibit ubi lain.

Bibit nirkum itu diganti karena hasil panennya tidak sebaik dulu karena kondisi tanah yang berubah. Ubi cilembu ini sudah memliki hak kekayaan intelektual dan selalu dijaga sebagai ciri khas Sumedang.

Baca juga:  Angka Kemiskinan Dan Angka Cari Kerja Tahun 2023 Menurun

Hasil Penelitian Mahasiswa ITB: Desa Cilembu Memiliki Bakteri Khusus Bernama Rhizosfer dan Endofit

Dilansir dari laman itb.ac.id, menurut penelitian yang dilakukan oleh Agustina Monalisa, seorang mahasiswa Doktoral Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan judul “Dinamika Populasi Bakteri Rhizosfer dan Endofit Pada Budidaya Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas var. Cilembu) dan Peranannya Selama Proses Penyimpanan Pascapanen”, ditemukan fakta bahwa tanah yang ada di kawasan Desa Cilembu memiliki bakteri khusus bernama Rhizosfer dan Endofit.

Bakteri tersebut akan menguraikan tanah sehingga menghasilkan cita rasa ubi yang ditanam memiliki kandungan sari madu alami dan membuat ubi tersebut memiliki rasa yang manis, lembut dan legit.

Pantas saja, meskipun bibit ubi Cilembu ditanam di daerah lain, rasanya tak semanis ketika ditanam di Desa Cilembu.

Menurut Abdurahman, Ubi Cilembu yang dijual di beberapa kios yang ada di pinggir jalan, kebanyakan bukan ubi Cilembu asli. Biasanya untuk mempengaruhi pembeli, Ubi Cilembu dicampur dengan ubi lain yang rasanya mirip, namun tak mengeluarkan lelehan seperti madu.

Wajar, kata Abe (sapaan akrabnya) sebab, tak mungkin se wilayah perkebunan ubi Cilembu bisa menutupi permintaan pasar ubi Cilembu yang hampir ada di setiap daerah bahkan rest area. Maka tak jarang banyak ubi Cilembu KW yang dijual di pasaran.

Baca juga:  Pomdam III/Slw Gelar Vaksinasi Bersama Para Purnawirawan

“Yang asli cirinya ketika dibuka mengeluarkan seperti lelehan madu, harusnya khas Ubi dan rasanya legit. Jika Tak seperti itu maka pasti itu ubi Cilembu KW,” ujarnya.

Lalu, kata Abe, mana saja kios yang menjual hanya ubi Cilembu asli? Menurutnya, di sekitar jalan menuju kantor Desa Cilembu itu semuanya dipastikan ubi asli Cilembu. Sebab ditanam di daerah itu dan petani sendiri yang mengolah hingga panennya.

“Ini KW juga sebetulnya bibitnya dari sini. Namun karena bukan ditanam di tanah Desa Cilembu rasanya tidak semanis ubi Cilembu yang ditanam di sini. Konstrur tanah di sini hitam pekat tapi gembur. Berbeda dengan konstrur tanah lain yang merah dan keras,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *