Porosmedia.com – Saya banyak belajar dari kehidupan anjing. Terutama dulu waktu tinggal di pedalaman, di tengah hutan ladang garapan, di Tanjung Harapan, Sei Bilah Labuhan Batu, Sumatera Utara.
Anjing itu enggak pernah pilih makanan. Dikasih makanan apa saja sama yang melihara dia makan. Gak protes, gak ngeluh. Mirip orang yang pandai bersyukur.
Udah gitu setia, mencintai tanpa syarat. Terutama pembelaannya sama yang memelihara, dan pantang menyerah.
Tapi ini personal. Tidak mewakili siapapun. Kecuali mewakili perasaan anjing. Pengalaman masa kecil, dulu waktu tinggal di pedalaman. Hidup dengan saudara angkat. Sekeluarga, bertiga dengan Lek Jurimin, dan Lek Kamisem (pasangan suami istri — adik angkat orangtuaku) + 2 ekor anjing.
Dua ekor anjing inilah yang menjaga dan memberi tahu setiap ada hal yang membahayakan keluargaku. Terutama dari serangan binatang, dan lain-lain. Termasuk menjaga ladang jagung, ubi kayu, pisang, tebu, ubi rambat, bengkuang, kacang tanah, dan tanaman palawija; cabe, terong, bawang, dari serangan monyet, babi hutan, beruang, dan binatang lainnya yang sering merusak tanaman.
Lain halnya tetangga kami yang jauh – belasan kilometer dari gubuk kami – mereka memanfaatkan peliharaan anjingnya untuk memburu babi hutan untuk dikonsumsi.
Pada masa ini, karena terlalu ngefans-nya sama anjing – dan rumahku yang sempit tidak bisa memelihara anjing — sampai aku dan cucuku; DzakLee & ImaLee — kami punya panggilan sayang, dengan sebutan anjing : Zing Tsen & Zing Yun. Cucu panggil aku Zing Tsen = AnZing Tsenior, dan aku panggil cucu Zing Yun = AnZing Yunior.
Hal ini juga berlaku bagi murid-muridku di sanggar. Adakalanya diantara mereka memanggilku dengan “panggilan sayang” : Zing Tsen. Sampai pada suatu kali mereka memberi ucapan ulang tahun dengan sebuatan HBD N’jing (Anjing Senior).
Dan harapannya, jika kelak kami mati — kami ingin mati — sama halnya anjing Qithmir (penjaga para pemuda Ashabul Kahfi) – satu-satunya anjing yang dijamin masuk surga. Anjing Qithmir, salah satu anjing yang dikabarkan al-Quran, dalam risalah Ayat 22 : Surat Al Kahfi.
Hiduplah dimulai dari perasaan positif.
Salam hormat
*Eddie Zing Tsen (Anjing Senior)*