ITB, Ikatan Alumni, dan Rumah Amal Gerak Cepat Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Institut Teknologi Bandung (ITB), Ikatan Alumni ITB (IA ITB), dan Rumah Amal Salman mengerahkan respons cepat untuk membantu warga terdampak banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Gerakan kolaboratif bertajuk ITB Peduli Sumatera ini dikoordinasikan bersama Pengda IA ITB Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, dengan fokus pada percepatan distribusi bantuan yang benar-benar diperlukan di lapangan.

Sejak akhir pekan lalu, distribusi bantuan mulai dilakukan secara bertahap. Unit filter air bantuan PT Horizon Teknologi telah tiba di Lanud Halim Perdanakusuma dan dijadwalkan diterbangkan langsung ke Aceh menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Perangkat tersebut kini dalam proses instalasi oleh tim Pengda IA ITB Aceh untuk menyediakan layanan air bersih portabel bagi dapur-dapur umum.

ITB juga mengerahkan inovasi teknologinya. Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) ITB, Zulfiadi Zulhan, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan 47 unit teknologi IGW Membran Ultrafiltrasi (UF) untuk memenuhi kebutuhan air minum aman. Delapan unit UF telah dibawa langsung ke Aceh pada 30 November 2025 oleh tim yang sedang menjalankan agenda Pengabdian Masyarakat di Bener Meriah.

Baca juga:  KDM Ajak ITB Kelola Sampah Jadi Energi Terbarukan, Soroti Desain Tata Ruang dan Ketimpangan Pembangunan

Namun akses menuju Bener Meriah terganggu akibat kerusakan jalur darat, sehingga pemasangan UF dipindahkan ke Kabupaten Pidie Jaya yang masih dapat dijangkau dari Banda Aceh.
Sebanyak 16 kotak berisi 41 unit UF lainnya akan didistribusikan ke Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh bekerja sama dengan BNPB dan TNI AU untuk memastikan penyaluran merata dan sesuai kebutuhan.

Tak hanya air bersih, ketersediaan komunikasi darurat juga menjadi perhatian. Satu unit Starlink hibah alumni telah dipasang di Idi dan Langsa bersama Dinas PU Aceh. Sejumlah titik terisolasi lain juga diidentifikasi masih membutuhkan perangkat serupa agar koordinasi bantuan lebih efektif.

Selain teknologi, bantuan kebutuhan dasar mulai didistribusikan melalui Pengda IA ITB Aceh dan Rumah Amal USK di Pidie Jaya. Distribusi meliputi makanan siap saji, tenda, selimut, hygiene kit, serta kebutuhan mendesak lainnya. Penyaluran ke Sumatera Barat dan Sumatera Utara juga direncanakan secara bertahap, sambil menyesuaikan kondisi akses dan verifikasi lokasi agar bantuan benar-benar tepat sasaran.

Baca juga:  Bupati Garut Sambut Baik Kolaborasi BRAC International Indonesia untuk Pengentasan Kemiskinan

Ketua IA ITB, Agustin Peranginangin (SI ’94) menegaskan bahwa bencana adalah situasi darurat yang menuntut kolaborasi cepat dan terukur.

“Melalui Badan Ganesha Peduli, kami memastikan alumni dapat mengambil peran nyata. Kehadiran kami di tengah masyarakat adalah wujud pengabdian—bertindak cepat, tepat, dan bekerja bersama semua pihak,” ujarnya.

Direktur Rumah Amal Salman, Syachrial, menambahkan bahwa pihaknya membuka kanal donasi publik untuk memperluas cakupan bantuan, terutama untuk wilayah yang belum tersentuh layanan darurat.

Gerakan ini menunjukkan bahwa respons bencana tidak bisa mengandalkan satu pendekatan. ITB, alumni, lembaga zakat, BNPB, dan TNI AU menggabungkan keahliannya—mulai dari sains, logistik, hingga sosial kemasyarakatan—untuk menghadirkan intervensi yang cepat dan berdampak.

“ITB bergerak bukan hanya dengan tenaga relawan, tetapi juga dengan teknologi relevan yang langsung bisa digunakan,” tegas Zulfiadi.

Sekjen IA ITB Pengda Aceh sekaligus relawan, Mulkan Fadhli, mengawal langsung distribusi bantuan di Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya. Ia mengungkap bahwa dua hari pertama sempat terkendala akses akibat lumpur menutup jalan. Meski demikian, kondisi berangsur membaik sehingga penyaluran bisa dilakukan lebih cepat.

Baca juga:  Renungan Sumpah Pemuda: Kembali ke Jati Diri Nusantara

Untuk efektivitas bantuan, IA ITB bekerja sama dengan mitra lokal yang telah diseleksi, memastikan mereka memiliki akses ke perbankan serta pasar untuk pengadaan kebutuhan dasar.

Bantuan kini disalurkan ke titik-titik terdampak seperti Kecamatan Lansa, Takemon, dan Lhoksukon. Sementara itu, monitoring penyaluran di Sumatera Barat dan Sumatera Utara terus dilakukan agar proses tanggap darurat berjalan sesuai kebutuhan warga.