Porosmedia.com – Hari ini persoalan yang mendera umat bagaikan hujan lebat yang mengguyur bumi. Deras tak terhenti. Bukan hanya di negeri ini saja, namun juga di negeri-negeri muslim lain yang masih menggenggam erat sistem kapitalisme sekuler. Ironisnya, generasi Z alias para pemuda seolah memiliki dimensinya sendiri yang tak terhubung dengan berbagai permasalahan negeri.
Padahal remaja adalah kunci utama kebangkitan. Pemuda selalu menjadi pusat dalam setiap kisah perjuangan. Apa yang akan terjadi pada suatu negeri jika pemuda-pemudanya lemah dan menjadi generasi rebahan? Oleh karena itu sungguh penting bagi kaum muslimin untuk membangkitkan kepedulian para remaja terhadap persoalan umat.
Remaja Adalah Bagian dari Masyarakat
Semua orang pada hakikatnya adalah bagian dari masyarakat, termasuk remaja. Oleh karena itu, ketika seorang remaja mulai memiliki kepedulian terhadap permasalahan umat, maka sesungguhnya ia telah mulai bersikap lebih peduli terhadap permasalahan dirinya sendiri. Sebab, setiap orang yang hidup bersama di masyarakat harus sama-sama mengikuti aturan yang berlaku di dalamnya. Remaja, dalam hal ini bukanlah suatu pengecualian. Ia pun wajib tunduk pada aturan yang berlaku di dalam masyarakatnya tersebut.
Sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan saat ini; mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan; harga bahan pokok dan sarana yang terus meningkat, dan repotnya PTM 100 persen di tengah gempuran Covid-19 adalah contoh permasalahan sehari-hari yang juga dialami remaja. Ketika remaja mulai terdampak salah satunya, maka sejatinya mereka akan mulai menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan umat.
Adalah tugas keluarga untuk mulai menunjukkan dan memahamkan kepada remaja, berbagai hitam putih kehidupan yang terjadi. Mengapa seolah seluruh permasalahan yang dialami masyarakat tak pernah memiliki solusi tuntas. Perlu dijabarkan secara jelas bahwa seluruh permasalahan umat ini terjadi akibat tidak diterapkannya aturan Sang Pencipta. Semua itu untuk membantu remaja agar dapat mengindera wujud masyarakat yang terbenam dalam aliran sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan.
Remaja perlu memahami bahwa ia pun termasuk di dalam tubuh masyarakat yang terseret arus sekularisme tersebut. Tidak dapat melarikan diri, sebab ia hidup di bawah kepemimpinan kapitalisme yang tak menerapkan aturan lain selain aturan sekuler. Perlahan remaja akan menyadari bahwa agar kesejahteraannya (yang juga merupakan kesejahteraan seluruh masyarakat) terjamin maka dibutuhkan sebuah sistem yang menerapkan aturan langsung dari Sang Pencipta, yakni Allah Taala.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda : “Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” HR. Bukhari dan Muslim.
Baca Juga: Genosida di India, Muslimin Butuh Sistem Islam
Hadits di atas telah menjelaskan bahwa setiap muslim bersaudara bagaikan satu tubuh. Sehingga ketika salah satu bagian tubuh merasa sakit maka yang lain pun akan ikut merasakannya (senasib seperjuangan). Demikian pula dengan para remaja. Remaja merupakan bagian dari tubuh masyarakat muslimin. Sehingga ketika masyarakat didera permasalahan yang pelik, maka secara otomatis remaja muslim pun akan merasakan penderitaan dan kesulitan dari masalah yang mendera masyarakat tersebut.
Diskusi Bersama Remaja
Ketika remaja telah memahami bahwa dirinya adalah bagian dari umat dan akan terdampak oleh berbagai permasalahan umat, maka keluarga berperan penting dalam mengajak remaja berdiskusi bersama. Persoalan yang didiskusikan yakni mengenai analisis permasalahan umat yang terjadi saat ini, mengenai penyebab permasalahan dari akarnya, dan bagaimana solusinya agar masalah tersebut dapat diselesaikan. Kemudian menghadirkan islam sebagai pemecahan dari seluruh permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Melalui diskusi ini, orang tua dan keluarga harus berusaha untuk menguatkan aqidah remaja muslim untuk senantiasa terikat kepada Islam sebagai solusi dari berbagai permasalahan dalam kehidupan. Mengapa harus Islam? Sebab Islam adalah risalah yang diturunkan langsung dari Allah Taala, pencipta manusia yang tentunya lebih memahami sifat manusia daripada manusia itu sendiri. Karena itu solusi terbaik akan selalu datang dari Allah Taala, dan dalam hal ini, akan selalu hadir melalui Islam sebagai risalah Nya yang disampaikan oleh Baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Remaja diharapkan tidak belajar untuk mengedepankan egonya saat berdiskusi, namun mampu menganalisis langkah terukur apa saja yang harus dilakukan oleh masyarakat dalam proses penyelesaian masalah. Diharapkan keluarga mampu membimbing remaja untuk tidak memandang sempit atau berpikiran jumud terhadap setiap solusi Islam. Sebab pasti ada kebaikan pada setiap solusi yang berlandaskan hukum syariat dari Allah Taala. Di sinilah remaja perlu mengasah kesabaran serta keistiqamahan dalam menjadikan Islam sebagai prinsip kehidupannya.
Islam Adalah Solusi Pembinaan Remaja Generasi Emas
Keluarga dan lingkungan sekitar adalah hal yang terdekat bagi remaja. Ketika hari ini menjamur berbagai informasi serta virus-virus sekularisme di berbagai media sosial, maka keluarga dan sahabat adalah salah satu benteng pertahanan bagi remaja. Sehingga penting bagi keluarga untuk mengenalkan remaja pada lingkungan bernuansa dakwah Islam secara kaffah. Memastikan fokus remaja tertuju kepada aktivitas dakwah Islam kaffah sejak dini serta menuntut ilmu Islam setiap harinya. Agar remaja mampu berbaur dalam setiap problematika umat dan memahami Islam kaffah sebagai solusi.
Pembinaan Islam kaffah bagi remaja sangat perlu untuk dikuatkan setiap harinya, agar mereka memiliki keberanian untuk menjadi duta Islam kaffah dalam berbagai bidang kehidupan. Bukan duta Islam moderat yang hanya mengambil sebagian aturan Islam yang disukai saja, seperti prasmanan. Moderasi Islam pada dasarnya adalah hal yang paling gencar disebarkan oleh kaum kafir barat kepada remaja, dan menjadi kewajiban bagi keluarga untuk memberikan pembinaan terkait persoalan tersebut.
Tidak perlu menunggu dewasa apalagi tua untuk menuntut ilmu Islam kaffah. Remaja justru harus mampu menjadi motor penggerak umat untuk menjadikan Islam sebagai nafas kehidupan seluruh masyarakat. Agar seluruh manusia mampu merasakan kembali kesejahteraan dari rahmat Allah Taala karena penerapan syariat Islam di seluruh negeri. Disadur dari laman nisa.muslimahnews.net (Senin, 31/01/2022) tulisan Ustadzah Nabilah Ummu Anas. Wallahu’alam bisshawwab.