Bandung, porosmedia.com – Kembali Gedung Sate di Bandung di geruduk oleh masa, Selasa (22/01/2022) oleh masyarakat yang tergabung dalam Barisan Kebangkitan Nasional (Barkin), Paguyuban Seniman Jabar dan Parguron Pencak Silat Jabar, aksi terhadap kelancangan Arteria Dahlan anggota DPR RI – dari PDI Perjuangan yang menyatakan menggunakan bahasa Sunda dalam pertemuan resmi adalah bahasa yang menakutkan sehingga perlu dipecat.
Menurut Dicky Achmad Korlap Aksi ini dikikuti oleh berbagai komunitas, karena bagi kami pernyataan tersebut adalah penistaan yang amat sangat, dimana budaya keseharian yang selalu harus dijaga. Oleh Arteria Dahlan berucap tanpa rasa berdosa, karena disampaikan pada saat rapat resmi. Kemudian pada hari itu sudah ada tuntutan dia minta maaf, tetapi dia masih berkilah.
Baru setelah ada desakan dari masyarakat Sunda dari seluruh wilayah termasuk dari partainya di Jabar, baru dia minta maaf. Terkesan permohonan maafnya itu tidak ikhlas. Sebagai kearifan Sunda kita maafkan. Namun kita berharap kepada pihak kepolisian agar segera mengusut laporan-laporan baik di Polda Jabar maupun di Polrestabes Bandung. Agar ini menjadi pelajaran bagi semuanyadan sebagai efek jera.
Karena sebagai diketahui bahwa Arteria Dahlan arogansinya sudah beberapa kali. Saya masih teringat pada saat acara resmi di TV, AD membentak seorang senior yang sepuh Prof. Emil Salim, ini menunjukan etika budayanya sebagai seorang warga Indonesia tidak ada. Menjadi aib besar apabila terjadi pada diri kami.
Dalam ungkapan Sunda “lamun kaciwit kulit kabawa daging” jika tuntutan kami agar AD dipecat di PDI Perjuangan, walau bagaimanapun partai ini akan ke bawa-bawa sampai kapanpun, jika AD masih dipertahankan. Aksi kami akan terus bergulir sampai tuntutan kami di kabulkan. Tutup Dicky Ahmad. (Syafril/jt)