Porosmedia.com, Bandung – Di tengah dinamika kehidupan kota, seni jalanan seperti mengamen sering kali dipandang sebelah mata, bahkan dikategorikan sebagai masalah sosial atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Namun, bagi Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Bandung, mengamen bukan sekadar aktivitas mencari nafkah, melainkan wujud nyata ekspresi seni, refleksi kebudayaan, dan semangat kebangsaan.
Mengamen merupakan ruang kreatif yang menghadirkan seni di tengah masyarakat, membawa pesan moral, keberagaman budaya, dan solidaritas sosial yang menjadi inti dari wawasan kebangsaan. Dalam setiap nada dan lirik yang dimainkan, terdapat seruan untuk bersatu, menghormati keberagaman, dan mencintai tanah air. Namun, sayangnya, aktivitas ini kerap dianggap pelanggaran oleh regulasi yang terlalu berorientasi pada ketertiban tanpa memberikan ruang bagi ekspresi budaya.
Mengamen dan Wawasan Kebangsaan, aebagai bagian dari seni jalanan, aktivitas mengamen memiliki korelasi erat dengan wawasan kebangsaan:
– Merawat Keberagaman Budaya: Lagu-lagu yang dibawakan pengamen sering kali mencerminkan kekayaan budaya nusantara, mulai dari lagu tradisional hingga modern, menjadi pengingat akan keberagaman Indonesia.
– Menyampaikan Pesan Kebangsaan: Melalui lirik-lirik mereka, pengamen menyuarakan isu-isu sosial seperti keadilan, persatuan, dan cinta tanah air.
– Menciptakan Ruang Inklusif: Pengamen menjadikan seni sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai kalangan masyarakat tanpa memandang latar belakang.
Refleksi Akhir Tahun: KPJ Bandung dan Pemajuan Kebudayaan
KPJ Bandung, sebagai komunitas seni jalanan yang telah berdiri kokoh selama bertahun-tahun, melihat mengamen sebagai sarana untuk memajukan kebudayaan dan membangun kesadaran masyarakat. Tahun ini, KPJ Bandung tidak hanya memperjuangkan hak pengamen untuk diakui sebagai seniman, tetapi juga mengambil peran aktif dalam pembinaan dan pengembangan potensi anggotanya.
Melalui program-program pembinaan seni dan musik, KPJ Bandung telah menciptakan ruang bagi para pengamen untuk meningkatkan keterampilan mereka dan mendorong mereka meraih prestasi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Berbagai kegiatan seperti “Workshop Musik Jalanan”, “Pentas Prestasi KPJ”, dan kolaborasi dengan komunitas seni lainnya menjadi wujud nyata komitmen ini.
KPJ Bandung juga aktif dalam menyelenggarakan acara seperti “Youth Champion Soccer”, yang tidak hanya mempromosikan seni dan olahraga, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas di kalangan generasi muda. Semua ini membuktikan bahwa seni jalanan bukan hanya soal hiburan, tetapi juga medium untuk mendidik, membangun, dan mendorong prestasi.
Pesan KPJ Bandung: Mengamen adalah Wujud Kebanggaan, Bukan Pelanggaran
Dalam refleksi akhir tahun ini, KPJ Bandung mengajak masyarakat dan pemerintah untuk mengubah paradigma terhadap seni jalanan. Mengamen bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga sarana untuk menyuarakan nilai-nilai kebangsaan dan memperkaya kebudayaan Indonesia.
“Selama roda berputar, semangat juang jalanan pantang pudar. Seni kami adalah perjuangan, dan perjuangan kami adalah seni,” tegas perwakilan KPJ Bandung. (Cepi Suhendar)
Dengan semangat pembinaan dan dorongan untuk terus berprestasi, KPJ Bandung berkomitmen mengambil peran dalam memajukan seni jalanan sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan kebudayaan bangsa. Mari melangkah bersama menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berdaya.