Porosmedia.com – Perjanjian Linggarjati menjadi titik awal bahwa Belanda telah mengakui kedaulatan di Indonesia. Meskipun sebenarnya Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945. Namun rupanya Belanda tidak sepenuhnya mengakui hal ini. Perjanjian ini dibuat sebagai bentuk penegasan bahwa Indonesia benar-benar sudah merdeka.
Latar Belakang Perjanjian Linggarjati
Rumusan Perjanjian Linggarjati dilandasi oleh beberapa latar belakang yang tentunya tidak berjalan mudah. Peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi rumusan perjanjian ini diantaranya:
1. Belanda Menyusup ke Indonesia
Pada saat itu Jepang telah kalah dari Perang Dunia II. Hal ini menjadi kesempatan emas bagi Belanda untuk bisa kembali menjajah Indonesia tanpa gangguan Jepang. Kedatangan Belanda awalnya tidak diduga oleh Indonesia. Pasalnya, Belanda menyusup di kapal pasukan Sekutu dan AFNEI yang berlayar menuju Indonesia. Kedatangan Belanda kali ini terjadi pada tanggal 29 September 1946.
2. Status Quo dari Jepang
Disisi lain, Jepang menginginkan status quo di Indonesia. Istilah ini mengandung arti bahwa, keadaan di Indonesia harus sama seperti semula, sebelum berubah akibat suatu peristiwa tertentu. Secara tersirat, Jepang tetap menginginkan Indonesia menjadi wilayah jajahan mereka seutuhnya, tanpa ada campur tangan dari bangsa lain, termasuk Belanda.
3. Belanda sebagai Ancaman bagi Indonesia
Kedatangan Belanda menjadi ancaman serius bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, mereka telah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Sedangkan Indonesia baru setahun menikmati kemerdekaan. Tidak ingin kembali dijajah, rakyat Indonesia pun melakukan perlawanan melalui berbagai pertempuran. Misalnya saja pada Pertempuran Ambarawa dan 10 November di Surabaya.
4. Pemerintah Inggris Berusaha Menengahi
Melihat Belanda dan Indonesia terus berseteru, Pemerintah Inggris pun ikut turun tangan. Saat itu, Inggris masih memiliki tanggung jawab terhadap Pemerintahan di Indonesia. Sir Archibald Clark Kerr sebagai diplomat dari Inggris, telah mengundang perwakilan Indonesia dan Belanda ke Hooge Veluwe untuk berunding. Namun perundingan tersebut gagal karena belum menemui titik terang.
5. Perundingan di Linggarjati
Setelah perundingan di Hooge Veluwe gagal, Belanda dan Indonesia akhirnya memutuskan untuk menempuh jalur diplomasi sebagai langkah lanjutan. Mereka sepakat melakukan perundingan untuk menghasilkan titik terang bagi kedua belah pihak. Perundingan ini diselenggarakan di wilayah Linggarjati, Jawa Barat. Hasilnya, Perjanjian Linggarjati resmi diteken sejak tanggal 25 Maret 1947.
Hasil Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati memberikan hasil yang cukup kontroversial, diantaranya yaitu memicu beberapa situasi seperti:
1. Protes dari Sebagian Masyarakat
Satu sisi, Indonesia cukup beruntung karena telah diakui Belanda secara de facto. Namun di sisi lain, perjanjian ini memicu protes dari sebagian ormas atau partai politik. Protes ini muncul karena seolah-olah Indonesia justru “tunduk” di bawah kaki Belanda, yaitu harus mematuhi negara persemakmuran antara Indonesia-Belanda.
2. Kecurigaan Sebagian Masyarakat
Salah satu alasan mengapa ada kelompok masyarakat yang protes adalah, mereka menaruh curiga bahwa ini hanyalah tak-tik licik dari Belanda. Mereka menduga bahwa Belanda akan melakukan serangan kembali terhadap Indonesia, cepat atau lambat. Padahal, kemerdekaan Indonesia telah dikumandangkan sejak 17 Agustus 1945.
3. Serangan Agresi Militer I
Kecurigaan sebagian masyarakat akhirnya terbukti. Sekitar 4 bulan setelah perjanjian itu dibentuk, Belanda kembali menyerang Indonesia dengan agresi militer I. Belanda menyatakan diri sudah tidak terikat perjanjian sejak tanggal 20 Juli 1947. Sehari setelah itu, Agresi Militer I oleh Belanda mulai dilaksanakan.
4. Indonesia dan Belanda Kembali Memanas
Akibat pelanggaran dari Belanda, jelas membuat Indonesia “murka” dan konflik pun kembali memanas. Agresi militer I terjadi mulai tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947. Dalam serangan ini Belanda berusaha melemahkan TNI yang dirasa sebagai “benteng” pertahanan Indonesia. Sebaliknya, Indonesia juga tidak mau kalah dan menyerah begitu saja terhadap Belanda.
5. Gencatan Senjata
Konflik yang timbul di antara kedua negara ini akhirnya telah sampai pada PBB. Dewan Keamanan PBB terus mendesak Belanda untuk menghentikan agresi militer I. Alhasil, gencatan senjata pun berhasil diberlakukan mulai tanggal 17 Agustus 1947. Usaha untuk menyelesaikan masalah ini masih terus bergulir secara kompleks, dengan pendampingan Dewan Keamanan PBB.
Dampak Perjanjian Linggarjati
Resminya perjanjian ini ternyata menimbulkan beberapa dampak yang cukup signifikan, khususnya bagi Indonesia. Meski demikian, dampak yang ditimbulkan tidak hanya bersifat negatif, namun ada juga yang bersifat positif. Berikut beberapa dampak setelah diberlakukannya Perjanjian Linggarjati:
1. Dampak Positif
- a. Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, maka secara tidak langsung Indonesia memiliki citra yang cukup kuat di seluruh dunia.
- b. Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara de facto. Wilayah yang baru saja diakui yaitu Jawa, Sumatera, dan Pulau Madura.
- c. Belanda dan Indonesia tidak lagi berseteru terkait wilayah kekuasaan, meskipun hanya berlaku sebentar.
2. Dampak Negatif
- a. Wilayah kekuasaan Indonesia masih terbilang kecil.
- b. Indonesia harus mengakui persemakmuran Indonesia-Belanda.
- c. Masa perdamaian ini bisa dimanfaatkan Belanda untuk mempersiapkan serangan agresi militer.
- d. Perjanjian Linggarjati ditentang oleh beberapa kelompok masyarakat, diantaranya yaitu PNI, Partai Masyumi, Partai Rakyat Indonesia, serta Partai Rakjat Sosialis.
- e. Sebagian masyarakat Indonesia bahkan menuduh Sutan Syahrir telah mendukung aksi Belanda. Hal ini memicu Partai Sosialis bersama KNIP menarik dukungan secara resmi sejak tanggal 26 Juni 1947.
- f. Konflik politik secara internal karena kesalahpahaman dalam Perjanjian Linggarjati.
- g. Indonesia harus menyusun kembali perundingan-perundingan baru demi mendapatkan kesepakatan yang betul-betul sesuai. Hal ini tentu banyak mengulur waktu dan menelan banyak biaya.
- h. Rakyat Indonesia masih dilanda ketakutan dan kecemasan terhadap eksistensi Belanda yang tidak kunjung selesai.
Tokoh Perjanjian Linggarjati
Perundingan perjanjian ini tidak lepas dari perang tokoh-tokoh penting dari kedua negara. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya yaitu:
1. Indonesia
- Sutan Syahrir (ketua perundingan).
- A. K. Gani
- Susanto Tirtoprojo
- Mohammad Roem
2. Belanda
- Wim Schermerhorn
- Max Van Poll
- H. J. Van Mook
- F de Baer
3. Inggris
Inggris juga turut berperan sebagai penengah. Dalam peristiwa ini, Inggris diwakili oleh Lord Killearn yang bertindak sebagai mediator.
Isi Perjanjian Linggarjati
Isi perjanjian ini diantaranya yaitu:
- Secara de facto, Belanda telah mengakui wilayah Indonesia. Wilayah tersebut yaitu Jawa, Madura, dan Sumatera.
- Belanda harus pergi dari Indonesia, paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
- Indonesia dan Belanda telah sepakat membentuk RIS yaitu Republik Indonesia Serikat.
- RIS atau Indonesia Serikat harus ikut bergabung bersama negara-negara persemakmuran yang berada di dalam naungan Kerajaan Belanda.
Perjanjian ini menjadi salah satu bukti bahwa Belanda benar-benar licik dalam segala hal. Perjanjian yang sudah resmi disepakati pun bisa mereka langgar dengan mudah. Lagi-lagi, rakyat Indonesia yang tidak berdosa menjadi sasaran serangan brutal dari Belanda. Setelah perjanjian ini, Indonesia dan Belanda masih terus berseteru hingga muncul perjanjian baru di kemudian hari.