Porosmedia.com, Bandung – Liga 1 2024-2025 memasuki pekan penentu. Persib Bandung sudah mengunci gelar juara, namun euforia itu hanya sebagian dari cerita. Drama sesungguhnya justru datang dari bawah: zona degradasi yang panas, getir, dan penuh tekanan.
Laga pekan ke-34 menghadirkan nuansa kontras. Di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Persib akan menjamu Persis Solo dalam suasana pesta. Laga ini menjadi panggung perayaan sang kampiun yang telah memastikan trofi musim ini di pekan sebelumnya.
Namun, di tempat lain, klub-klub papan bawah justru berada di ambang kejatuhan. Persaingan untuk tetap bertahan di kasta tertinggi sepak bola nasional kian brutal. Beberapa tim hanya terpisah satu hingga dua poin dari garis neraka—zona merah yang menandai degradasi ke Liga 2.
Dengan gelar telah dikunci, perhatian beralih dari perebutan mahkota ke pertarungan bertahan hidup. Inilah pekan pamungkas yang bukan sekadar penutup musim, tapi juga penentu nasib klub: terus eksis di Liga 1 atau terdepak ke jurang kompetisi bawah.
Atmosfer di ruang ganti tim-tim papan bawah saat ini lebih mirip ruang darurat: ketegangan, kekhawatiran, dan kalkulasi matematis. Pelatih, pemain, hingga suporter bergumul dengan harapan dan ketakutan.
Sementara di Bandung, Persib mengukir sejarah, menyambut gelar yang telah lama dirindukan publik Jawa Barat. Ini bukan hanya kemenangan di atas lapangan, melainkan simbol dari konsistensi, reformasi tim, dan dominasi yang solid di kompetisi domestik.
Pekan ke-34 Liga 1, lebih dari sekadar akhir musim. Ini babak penentuan antara kejayaan dan kehancuran.
