Porosmedia.com – Perjanjian Kalijati telah mengubah nasib bangsa Indonesia saat itu. Tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang telah resmi masuk ke Indonesia dan mulai menjajah melalui perjanjian tersebut. Setelah Belanda, Jepang menyusul sebagai pihak yang terus “memeras” kekayaan di Indonesia.
Jepang memiliki kekuatan penuh yang mampu menaklukan Belanda hanya dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, nasib seluruh bangsa Indonesia juga terus disiksa oleh pihak Jepang. Perjanjian ini dibuat sekaligus menandakan bahwa Belanda telah menyerah dari Jepang.
Latar Belakang Perjanjian Kalijati
Beberapa latar belakang yang mendasari penerbitan Perjanjian Kalijati, diantaranya yaitu:
1. Jepang Menyerang Pearl Harbour
Konflik yang panjang diawali oleh Angkatan Laut Jepang yang menyerang Pearl Harbour secara mendadak. Targetnya adalah Angkatan Laut Amerika Serikat yang saat itu tengah berlabuh. Peristiwa mencekam ini terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.
Akibat tragedi ini, Amerika Serikat ikut andil dalam Perang Dunia II. Jepang sengaja melakukan penyerangan ini karena berambisi menguasai seluruh wilayah Asia-Pasifik Raya. Serangan Pearl Harbour hanya permulaan, dan setelah itu muncul peperangan antara Amerika Serikat dan Jepang.
2. Ekspansi Jepang ke Wilayah Asia
Setelah menghancurkan pasukan Amerika melalui Pearl Harbour, Jepang kembali melanjutkan ekspansi ke banyak negara. Tujuan utama perjalanan ini jelas saja masih melanjutkan misi Jepang untuk menjadi penguasa Asia-Pasifik Raya. Sasaran yang pertama dikunjungi adalah negara di wilayah Asia, termasuk Indonesia.
Dalam tempo yang cukup singkat Jepang berhasil menaklukan Hongkong, Singapura, dan Filipina. Setelah negara-negara tersebut takluk, maka secara otomatis kekuatan Benteng Amerika dan Hindia Belanda disana ikut hancur. Target selanjutnya yaitu Indonesia, Jepang menganggap Indonesia sangat menjanjikan karena memiliki kekayaan alam yang melimpah.
3. Jepang Melawan Belanda di Indonesia
Setelah berhasil mendarat di Indonesia pada 1 Maret 1942 di Indramayu, Jepang harus berhadapan dengan Belanda yang sudah lebih dulu berkuasa. Namun Jepang tidak gentar sedikitpun, mereka telah siap karena berbekal persenjataan yang lebih canggih dan kekuatan tentara yang jauh lebih kuat.
Jepang terus menyerang Belanda, dan mulai menghancurkan benteng-benteng Belanda. Bahkan hanya dalam waktu satu minggu saja, Benteng utama Belanda telah luluh lantah dan berhasil dikuasai oleh Jepang. Belanda pun mulai menyerah dari Jepang.
4. Belanda Kalah dan Pergi dari Indonesia
Lumpuhnya kekuatan Belanda tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Di Negara asalnya, Belanda juga mengalami krisis akibat serangan NAZI Jerman. Pasukan mulai berkurang secara drastis, Belanda pun mengakui telah kalah di semua wilayah.
Demi mempertahankan sisa-sisa kekuatan yang ada, akhirnya Belanda bersiap hengkang dari Indonesia. Semua bentuk Pemerintahan terpaksa diserahkan kepada Jepang. Peristiwa ini diabadikan dengan adanya Perjanjian Kalijati.
Hasil Perjanjian Kalijati
Perjanjian yang ditandatangani oleh Belanda dan Jepang ini telah menghasilkan beberapa dampak nyata. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Belanda “Pamit” dari Indonesia
Setelah resmi menandatangani Perjanjian Kalijati, otomatis semua pasukan Belanda harus pergi dari Indonesia. Penyerahan semua kekuasaan Belanda kepada Jepang disiarkan melalui radio-radio di seluruh Indonesia. Mulanya, seluruh rakyat Indonesia sempat berbahagia atas kalahnya Belanda. Indonesia sempat berharap bahwa inilah momen kemerdekaan yang mereka idamkan.
2. Indonesia Dijajah oleh Jepang
Hengkangnya Belanda dari Indonesia bukan berarti memberikan angin segar bagi seluruh bangsa. Jangankan kemerdekaan, bangsa Indonesia justru semakin menderita karena Jepang mengambil alih seluruh kekuasaan. Jepang disebut-sebut lebih kejam dari Belanda, meskipun Jepang hanya menduduki Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun saja sebelum Indonesia merdeka.
3. Jepang Menguras Habis Seluruh SDA Indonesia
Seolah telah berhasil dari misi kekuasaan Asia-Pasifik Raya, Jepang semakin serakah melancarkan aksinya. Khususnya di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Jepang terus menguras semua kekayaan di bumi Indonesia, termasuk rempah-rempah, karet, minyak, dan masih banyak lainnya.
4. Jepang Membuka Pendidikan Militer untuk Pemuda Indonesia
Salah satu trik jitu untuk mengecoh bangsa Indonesia adalah, Jepang membentuk pendidikan militer yang mudah diakses atau diikuti oleh rakyat Indonesia. Dengan demikian, rakyat Indonesia merasa sangat simpati kepada Jepang karena telah “berbaik hati” menyediakan pendidikan militer. Hal ini belum pernah dilakukan oleh Belanda sejak 350 tahun berkuasa.
5. Menjanjikan Kemerdekaan Indonesia
Masih bicara tentang trik, Jepang kembali melancarkan misinya demi menarik kepercayaan Indonesia. Bahkan, Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Niat ini dibuktikan dengan dibentuknya BPUPKI dan PPKI. BPUPKI kependekan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan PPKI adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
6. Pembatasan Media
Penjajahan Jepang semakin kejam, salah satu aksinya yaitu membatasi penerbitan berita dari berbagai media. Media cetak seperti surat kabar, atau media suara seperti radio, semua dibatasi dan bahkan dilarang menyiarkan kabar-kabar penting yang dapat merugikan Jepang. Namun sebaliknya, Jepang memanfaatkan media-media ini untuk kepentingan mereka sendiri.
7. Penderitaan Romusha
Penjajahan yang dilakukan Jepang Tidak hanya sekedar meraup seluruh SDA. Lebih dari itu, semua rakyat Indonesia dipekerjakan secara paksa atau dikenal dengan sebutan romusha. Mereka dipaksa untuk membangun benteng-benteng, pangkalan militer, jalan kereta api, dan bangunan-bangunan lainnya yang berguna untuk kepentingan perang Jepang.
Tokoh Perjanjian Kalijati
Perjanjian Kalijati ini berlangsung lancar, hal ini karena perjanjian ini dilaksanakan oleh beberapa tokoh penting dari masing-masing pihak. Tokoh yang berperan secara langsung, diantaranya:
1. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, Gubernur Hindia Belanda.
2. Jenderal Hitoshi Imamura, perwakilan dari Jepang.
3. Kolonel Shoji, perwakilan dari Jepang.
4. Letnan Jenderal Hendrik Ter Poorten, komandan Tentara Belanda yang bertugas di Indonesia.
5. Mayjen JJ. Pesman, perwakilan dari Belanda.
Isi Perjanjian Kalijati
Perjanjian antara Belanda dan Jepang ini berlangsung di daerah Kalijati, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Adapun isi perjanjian ini adalah:
- Pihak Belanda menyerahkan secara penuh atas wilayah kekuasaannya kepada pihak Jepang, tanpa dilandasi syarat apapun. Selain itu, gencatan senjata yang terjadi pada Belanda dan Jepang dinyatakan telah berakhir.
- Pihak Jepang akan mendirikan pasukan militer di wilayah Indonesia.
- Pasukan militer bentukan Jepang terbagi atas:
a. Pemerintah Tentara 16 Angkatan Darat, pasukan ini beroperasi di wilayah Jawa dan Madura, namun pusat Pemerintahan berada di Jakarta.
b. Pemerintah Tentara 25 Angkatan Darat, pasukan ini beroperasi di wilayah Sumatera, pusat Pemerintahan ada di Bukittinggi.
c. Pemerintah Armada Angkatan Laut, pasukan ini beroperasi di wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku. Pusat Pemerintahan ada di Kota Makassar. - Semua pasukan militer bentukan Jepang dipimpin oleh kepala yang menyandang gelar Gunseikan.
Perjanjian Kalijati menjadi pintu gerbang awal penjajahan Jepang. Jepang begitu licik karena awalnya sangat baik dan bersimpati kepada rakyat Indonesia. Namun setelah memperoleh kepercayaan dari seluruh bangsa, Jepang justru berubah menjadi penjajah paling kejam. Konon, masa penjajahan Jepang menjadi masa paling kelam dalam catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.