Free Palestine Network Galang Front Anti-Imperialisme di Konferensi Internasional Solidaritas untuk Anak dan Pemuda Palestina di Teheran

Avatar photo

Porosmedia.com, Teheran – 20 Oktober 2025, Sekretaris Jenderal Free Palestine Network (FPN), Furqan AMC, menghadiri Konferensi Internasional ke-8 Solidaritas untuk Anak dan Pemuda Palestina yang berlangsung di Teheran, Republik Islam Iran, pada 11–13 Oktober 2025.

Kegiatan internasional tersebut diikuti oleh berbagai tokoh politik, akademisi, pegiat budaya, aktivis kemanusiaan, dan perwakilan organisasi poros perlawanan dari 32 negara di empat benua.
Peserta yang hadir antara lain berasal dari Afrika Selatan, Zimbabwe, China, Indonesia, Pakistan, Malaysia, Thailand, Chile, Bolivia, Bosnia, Serbia, Turki, hingga Rusia.

“Tujuan utama konferensi ini adalah mengkaji dimensi kejahatan kemanusiaan terhadap anak-anak Palestina serta merumuskan langkah-langkah nyata, efektif, dan berkeadilan dalam menghadapi kebijakan rasis dan agresif rezim Zionis,” ujar Furqan AMC dalam pernyataannya.

Dunia Internasional Mulai Bertindak

Furqan menegaskan bahwa lembaga-lembaga internasional semakin menyadari beratnya pelanggaran yang terjadi di Gaza.
Menurutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisi Penyelidikan Internasional Independen telah menilai bahwa tindakan otoritas dan aparat keamanan Israel di Gaza berpotensi mengarah pada tindak kejahatan genosida.

Dua lembaga hak asasi manusia asal Israel, B’Tselem dan Physicians for Human Rights-Israel, juga mengeluarkan laporan yang menguatkan adanya kejahatan berat terhadap warga sipil di Gaza.

Baca juga:  FPN Gerakkan Majelis Taklim Gelar Aksi Damai Bela Palestina di Kendari

Bahkan, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Galant atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.

Krisis Kemanusiaan yang Belum Berakhir

Hingga 19 Oktober 2025, data dari Kementerian Kesehatan Palestina mencatat sedikitnya 68.159 orang meninggal dunia dan 170.203 lainnya luka-luka sejak 7 Oktober 2023.
Namun, Furqan menekankan bahwa angka tersebut belum mencerminkan keseluruhan korban karena banyak yang masih tertimbun reruntuhan atau meninggal akibat minimnya akses medis dan logistik.

Penelitian akademis oleh Prof. Richard Hil dan Dr. Gideon Polya bahkan memperkirakan jumlah korban jiwa di Gaza telah melampaui 680 ribu orang, termasuk sekitar 380 ribu anak di bawah lima tahun.

Temuan ini sejalan dengan laporan jurnal ilmiah The Lancet, yang memperkirakan jumlah kematian tidak langsung dapat mencapai 3–15 kali lipat dari jumlah kematian langsung akibat konflik.

Seruan Membangun Front Anti-Imperialisme Global

Dalam forum internasional tersebut, Furqan AMC menyerukan pembentukan Front Anti-Imperialisme Dunia yang bersatu lintas agama, ideologi, suku bangsa, dan mazhab.

“Rumus kolonialisme, imperialisme, dan zionisme dari dulu sama: memecah-belah. Karena itu, perlawanan hanya bisa berhasil melalui persatuan perjuangan,” tegasnya.

Baca juga:  Free Palestine Network (FPN) : "Presiden Prabowo Harus Memimpin Dunia Hentikan Genosida di Palestina"

Furqan menilai Palestina adalah garis depan perjuangan anti-imperialisme global, sedangkan Israel menjadi representasi sistem kolonialisme modern.

Ia mengutip sejarah berdirinya negara Israel yang sejak awal diidealkan oleh Theodor Herzl pada 1897 untuk menopang kepentingan kolonial dan imperialis di kawasan Asia Barat.

“Ideologi zionisme mempraktikkan bentuk kolonialisme pemukim (settler colonialism) seperti yang pernah terjadi di Kanada, Australia, dan Amerika terhadap penduduk asli. Sistem ini melahirkan apartheid dan diskriminasi rasial yang tidak beradab,” jelasnya.

Kritik terhadap Konsep “Solusi Dua Negara”

Menanggapi wacana two-state solution atau solusi dua negara, Furqan menyebut gagasan itu telah digaungkan selama puluhan tahun tanpa hasil nyata.
Menurutnya, kebijakan ekspansi permukiman Israel justru terus mempersempit wilayah Palestina dan menjadikan konsep tersebut sebatas retorika diplomatik.

“Perdamaian abadi tidak akan terwujud selama ideologi zionisme masih bercokol. Solusi dua negara hanya menjadi fatamorgana politik yang memberi waktu bagi penjajahan untuk terus meluas,” pungkas Furqan.

Jejak Gerakan Free Palestine Network (FPN)

FPN saat ini telah memiliki jaringan di 89 kabupaten/kota di Indonesia dan beberapa kota di luar negeri.
Tujuan strategis organisasi ini adalah membangun persatuan perjuangan global demi kemerdekaan penuh bangsa Palestina dengan taktik: terpimpin, terorganisir, dan berlipat ganda.

Baca juga:  Desa Cinunuk Ikuti Program Bantuan Gebyar Kaki Palsu se-Kabupaten Bandung

FPN telah menyelenggarakan berbagai workshop kaderisasi, webinar edukatif, serta kampanye publik di media sosial dan lapangan.
Beragam aksi damai juga dilakukan, di antaranya:

Unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta menyerukan penghentian bantuan senjata ke Israel.

Aksi di depan Kedutaan Besar Mesir mendesak pembukaan Gerbang Rafah untuk jalur kemanusiaan.

Seruan kepada Presiden Republik Indonesia agar mengambil peran kepemimpinan global dalam menghentikan genosida dan menentang imperialisme.

Setiap aksi diikuti secara serentak oleh cabang FPN di berbagai kota di Indonesia dengan semangat slogan:

“Dukung Palestina, Jaga Indonesia, Merdeka 100%.”

Kontak Media:
Furqan AMC
Sekretaris Jenderal Free Palestine Network (FPN)
📞 0811-200-7788