Acara Debat Terakhir Pilwalkot Kota Bandung, kalimat Paeh Kang H. Erwin disayangkan tak pantas diucapkan

Avatar photo

Porosmedia.com, Kota Bandung – debat terakhir Cawalkot Bandung dari pasangan Farhan – Erwin menuai kritikan. Agenda debat terakhir yang dilaksanakan KPU Kota Bandung menyayangkan kalimat ‘Paeh’ dari Calon Wakil Wali Kota Bandung H. Erwin dari  partai PKB, ungkap As seorang pengamat politik di kota Bandung, Sabtu, 23 November 2024, lewat saluran telepon dengan Porosmedia.com.

Mungkin Anda (Porosmedia.com) sepakat dengan saya atas kalimat yang Kang Erwin lontarkan begitu kurang pas diucapkan oleh seorang calon pejabat Bandung.

“Saya yakin semua sepakat termasuk Farhan selaku calon Wali Kota nya yang saat itu meminta maaf atas pernyataan H. Erwin tersebut. Jika saya kaitkan dengan ilmu komunikasi dan psikology atau etika dan mimik wajah melihat Kang Erwin di YouTube atau media siar lainnya, terkesan memiliki ambisi tinggi dan ingin berkuasa, terang As mantan guru les calistung yang buka praktek di daerah padat Cicadas Kota Bandung.

Jujur saya tidak mau jikalau ada pemimpin yang mempunyai bahasa atau kalimat yang kurang elok. Bagaimana dia akan berhadapan dengan rakyat atau melayani masyarakat. Ingat, Jawa Barat apalagi Bandung dikenal dengan keramahannya. Lugu bukan berarti lembek. Santun bukan berarti tidak berani. Semua ada etikanya. Apalagi sudah diajarkan oleh leluhur tentang adab.

Baca juga:  Tahrib Ramadan 1446 H, Erwin: Persiapkan Diri dengan Iman dan Ilmu

Lanjut As, betul ada beberapa daerah di Jabar yang mengunakan bahasa-bahasa ke akraban kepada sesama, sahabat, rekan atau saudara. Dan itu diakui banyak dan sudah lumrah, wajar bahkan dimaklumi. Tapi ini kan beda. Semua ada aturannya. Jangan seenaknya saja, cetus As.

Senada dikatakan sebut saja Ibu Idah di Kiaracondong yang sudah melihat kang Erwin di media sosial tiktok. “Naha Kang Erwin teh kitu. Suganteh teu kitu…akh jadi Malik teu suka……ungkap Ibu Idah yang mengaku rumah tinggalnya dekat dengan rumah Kang Erwin.

Semoga itu hanya rasa semangat yang menggebu-gebu sehingga menerangkan tentang pelayanan kesehatan di Kota Bandung menggunakan bahasa yang dianggap kurang pas. Tapi maksudnya agar lebih akrab. ” Atos akh bisi salah”, ujar Ibu Idah malu dan menutup obrolan takut tidak sopan.