Inilah Cara menghidarkan dari Serangan Ramsomware dan Malware

Avatar photo

Porosmedia.com — Apa Itu Ransomware? Ransomware adalah perangkat lunak pemerasan yang dapat mengunci file dan sistem pada komputer korban, kemudian meminta tebusan untuk mengembalikan akses. Biasanya, pesan tebusan ini disertai dengan ancaman bahwa jika pembayaran tidak dilakukan dalam jangka waktu tertentu, file-file tersebut akan dihapus atau disebarluaskan. Ransomware dapat menyebar melalui lampiran email yang berbahaya, unduhan dari situs web yang tidak terpercaya, atau melalui eksploitasi kelemahan dalam perangkat lunak yang tidak diperbarui.

Untuk melindungi diri dari serangan ransomware, sangat penting untuk selalu memperbarui perangkat lunak dan sistem operasi, menggunakan program antivirus yang terpercaya, harus melakukan backup data secara rutin. Selain itu, berhati-hati dalam membuka lampiran email dari pengirim yang tidak dikenal dan menghindari mengklik tautan yang mencurigakan juga merupakan langkah pencegahan yang efektif.

Jika terkena serangan ransomware, disarankan untuk tidak membayar tebusan karena tidak ada jaminan bahwa akses ke file akan dikembalikan, dan hal ini juga dapat mendorong penyerang untuk terus melakukan tindakan serupa. Sebaliknya, segera hubungi pihak yang berwenang dan cari bantuan dari profesional keamanan siber untuk mencoba memulihkan data dan menghilangkan perangkat lunak pemerasan tersebut.

Cara menghidarkan dari serangan Ramsomware dan Malware. Untuk melindungi laptop Anda dari serangan Ramsomware dan malware, mulailah dengan memastikan semua sistem operasi dan perangkat lunak selalu diperbarui ke versi terbaru.Selain itu, pasanglah perangkat lunak antivirus yang andal dan pastikan fungsi pemindaiannya selalu diaktifkan. Jangan lupa untuk secara rutin melakukan pemindaian penuh pada laptop Anda. Hindari mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan di email, terutama dari pengirim yang tidak dikenal.

Baca juga:  Raymond Chin dan Kebodohannya yang Dipuja sebagian Publik Indonesia 

Selalu cadangkan data penting secara teratur, baik di cloud maupun di perangkat penyimpanan eksternal. Dengan demikian, jika terjadi serangan, tentunya masih memiliki akses ke data-data penting tersebut. Aktifkan juga fitur enkripsi pada laptop untuk menambah lapisan keamanan tambahan.

Terakhir, berhati-hatilah saat mengunduh perangkat lunak atau aplikasi dari internet. Pastikan sumbernya tepercaya dan baca ulasan pengguna lain sebelum memasang aplikasi tersebut. Dengan langkah-langkah ini, dapat menjaga laptop Anda tetap aman dari ancaman Ramsomware dan malware.

Pastikan untuk menggunakan perangkat lunak antivirus dan firewall yang kuat, serta pastikan keduanya dikonfigurasi dan diperbarui secara teratur. Selain itu, penting untuk selalu waspada terhadap email atau pesan yang mencurigakan yang mungkin mengandung tautan atau lampiran berbahaya. Jangan pernah mengklik tautan atau membuka lampiran dari pengirim yang tidak dikenal atau tidak dipercaya.

Menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan kata sandi juga sangat krusial dalam menjaga keamanan digital. Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun, serta pertimbangkan penggunaan autentikasi dua faktor untuk lapisan keamanan tambahan. Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat membantu melindungi diri dari berbagai ancaman siber yang ada.

Baca juga:  Rempah Ini Ampuh Obati Diabetes? Cek Faktanya!

Di bawah ini, pelbagai tips cara menjaga data pribadi yang bisa Anda terapkan.

1. Tidak membagikan identitas fisik maupun online (termasuk usernamepassword, dan kode OTP kepada siapapun)

Keamanan identitas pribadi baik itu KTP, Paspor dan data penting lainnya harus dijaga betul oleh Anda. Termasuk, usernamepassword, maupun kode OTP sebaiknya tidak dituliskan sembarangan dan tidak memanfaatkan fitur copy-paste.

Hal ini lantaran peretas (hacker) bisa dengan mudah memperoleh akses ke clipboardperangkat yang kodenya tidak terenkripsi sama sekali sehingga bisa melakukan verifikasi dan otentikasi transaksi yang tidak diinginkan oleh pengguna.

2. Berhati-hati saat mengklik tautan atau lampiran mencurigakan

Apapun bentuk klik tautan yang terdapat dalam pesan singkat, SMS, dan email yang mencurigakan jangan Anda buka sekali-kali. Pasalnya ini menjadi salah satu bentuk kejahatan siber yang marak terjadi saat ini.

Di mana, pelaku penipuan kerap mengirim link-link berisi formulir pendaftaran yang menangkap data-data pribadi pengguna dengan mengatasnamakan institusi-institusi resmi.

Oleh karena itu, Anda harus memastikan terlebih dahulu bahwa akun yang mengirimkan pesan-pesan tersebut merupakan akun resmi dari institusi terkait.

Mengingat pihak resmi aplikasi biasanya tidak akan meminta pengguna untuk memberikan informasi sensitif melalui moda yang tidak terproteksi seperti sekedar melalui pesan singkat dan form isian.

Baca juga:  Polemik Pemasangan "Chattra" pada Borobudur (2)

3. Hindari menggunakan jaringan wifi publik yang tidak terenkripsi

Banyak orang yang belum sadar akan risiko penggunaan WI-FI publik saat melakukan transaksi keuangan seperti melakukan transfer uang dan lain sebagainya.

Ketika Anda menggunakan Wi-Fi publik, risiko menjadi korban kejahatan siber “Man in the Middle Attack” atau MitM sebagai interceptorantara pengguna dengan penyedia layanan digital cukup tinggi.

Modus MitM sendiri adalah mencuri informasi pribadi pada jaringan yang tidak terenkripsi, dan menargetkan pengguna aplikasi keuangan,e-commerce, maupun situs layanan lainnya.

Maka dari itu, sangat disarankan untuk menunda melakukan transaksi hingga memiliki akses jaringan yang lebih aman seperti mobile dataataupun Wi-Fi pribadi.

4. Gunakan layanan keuangan digital fitur otentikasi dua langkah (2FA) seperti penggunaan biometric

Seperti diketahui, modus kejahatan pencurian identitas seperti phishing menjadi semakin sulit untuk dibedakan dari otoritas yang sebenarnya.

Untuk itu, sistem otentikasi dua langkah hadir memberikan lapisan tambahan jika seandainya username dan password sudah bocor. Lapisan tambahan ini juga dapat hadir dalam rupa otentikasi biometrik yang tentunya lebih aman.

Baik itu biometrik sidik jari maupun wajah, pengguna tidak perlu lagi khawatir akan kehilangan akses untuk  langkah ini dikarenakan semuanya melekat pada pengguna yang bersangkutan. (*)