Diduga Gerombolan Debt Collector, Gadis Tangsel Dihadang dan Motor Dirampas: Begini Ceritanya!

Syarifah Tun Naza
Diduga Gerombolan Debt Collector, Gadis Tangsel Dihadang dan Motor Dirampas: Begini Ceritanya!

Porosmedia.comNasib malang dialami seorang wanita asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Motornya raib setelah dirampas paksa oleh gerombolan pemotor yang diduga debt collector.

Peristiwa itu dialami oleh gadis bernama Indah saat ia melintas di dekat Perumahan Samara, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, pada Jumat lalu (07/04/2022).

Saat itu Indah hendak menuju ke tempat kerja barunya di sekitar Gading Serpong. Hari itu merupakan hari pertama Indah kerja ditempat barunya usai resign dari tempat kerja sebelumnya di daerah Jakarta Selatan.

Dilansir dari Suara.com, Indah menerangkan saat itu ada pengendara motor yang memakai helm ojek online dan membawa penumpang. Pemotor tersebut memanggil Indah dan memberi tahu bahwa tas milik Indah terbuka.

Tak lama, ada sejumlah pemotor lainnya yang coba memepet motor yang dikendarai oleh Indah.

“Memang posisi saya bawa tas gendong isi laptop dan saya juga bawa tas selempang di depan untuk taruh HP dan dompet-dompet. Belum saya minggir tiba-tiba ada motor mepet kiri dan kanan lalu di depan saya. Disuruh minggir berhenti,” kata Indah seperti yang dikutip dari SuaraJakarta.id.

Merasa takut, Indah lalu menuruti permintaan gerombolan orang tak dikenal itu. Indah juga mengatakan, segerombolan orang tak dikenal itu juga meminta STNK. Indah menduga gerombolan tersebut merupakan debt collector.

Baca juga:  Kapolda Jabar Memimpin Balap Sepeda Lodaya Siliwangi Ride 2023 Tasikmalaya Pangandaran via Cipatujah

Ia pun meminta agar diberi waktu hingga dirinya pulang kerja. Tak di gubris, gerombolan itu tetap memaksa. Indah juga sempat dibentak, sementara pemotor yang melewati lokasi itu diusir agar terus melaju.

Lebih lanjut, Indah mengatakan bahwa sempat ada sekuriti keamanan kawasan sekitar menaiki mobil patroli menghampiri lantaran melihat Indah dibentak-bentak. Sayangnya, alih-alih membantu, sekuriti itu kemudian pergi begitu saja.

“Sempat ada sekuriti mereka nanya, belum sampai urusan selesai saya ditinggal gitu aja sama mereka ada tiga orang naik mobil patroli karena saya dibentak-bentak dan ditunjuk-tunjuk sama mereka. Saya di situ pasrah, saya minta waktu nanti habis pulang kerja biar didampingi orang lain. Tapi mereka nggak mau, malah mau ikut ke kantor atau bawa saya ke kantor,” jelas Indah.

“Karena itu hari pertama saya kerja saya milih untuk ke kerjaan karena kalau saya milih ikut mereka saya pikirin keselamatan saya. Mungkin motor bisa saya beli lagi tapi gak sama nyawa saya. Mereka sempat juga maksa minta STNK tapi saya nggak mau,” sambung Indah.

Indah mengaku, motor miliknya itu sudah lunas sejak tahun 2020. Kemudian dirinya menggadaikan BPKB motornya ke sebuah leasing pada Mei 2021 dengan tenor 11 bulan. Saat ini, masih terdapat cicilan 3 bulan ke depan.

Baca juga:  Lagu "Bayar bayar bayar", Sukatani jadi "Duta Polri" dan Sejarah Pembreidelan lagu di Indonesia

“Memang di tahun lalu saya ada tunggakan 2 bulan dan sudah didatangi pihak FIF pada September 2021. Mereka melihat kondisi saya sedang sakit, di situ saya dan keluarga minta keringanan. Akhirnya sudah dibayarkan sampai bulan kemarin itu rutin dibayar walaupun saya telat tapi tetap dibayar di bulan sama,” beber Indah.

Kini Indah pasrah motornya dirampas paksa oleh sekelompok orang yang diduga debt collector itu, jumlahnya ada 7 orang dengan 5 motor. Meski lokasi motornya sudah diketahui, tapi oknum tersebut justru meminta uang tebusan Rp 500 ribu.

Pihak asuransi pun angkat tangan dan tak mau bertanggungjawab atas perampasan itu. Indah justru ditantang untuk melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian lantaran ada saudaranya yang merupakan anggota polisi.

Selain kehilangan motor, akibat peristiwa itu Indah juga kehilangan pekerjaan di hari pertama kerjanya. Pasalnya pihak kantornya tak menerima alasan Indah telat datang ke kantor setelah dihadang gerombolan oknum debt collector.

“Saya dan keluarga sudah konfirmasi ke leasing mereka bilang menghubungi saya dan datang ke rumah tapi saya nggak ada. Saya konfirmasi ke seluruh sekuriti perumahan saya tidak ada pihak FIF datang.” ungkap Indah.

Baca juga:  Yonif Mobile 323 Buaya Putih Berikan Pelayanan Kesehatan Hingga Ke Pelosok

“Selama itu saya di rumah terus nggak pernah berpergian di siang hari. Memang nggak ada pihak mereka yang datang. Kebetulan di perumahan saya juga ada CCTV bisa di cek juga di CCTV ada yang datang atau tidaknya,” jelas Indah.

“Dan saya ga nerima surat penarikan atau apapun itu dari penarikan paksa. Pihak leasing juga angkat tangan setelah di konfirmasi malah mereka bilang ‘laporin aja kan saudara ibu polisi’. Banyak juga yang sudah membantu dari beberapa pihak dan tadi dikonfirmasi sudah ketemu untuk orangnya dan unit saya, lagi dicek apa benar tidaknya. Tapi ya itu mereka minta uang tebusan minimal Rp 500 ribu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *