Porosmedia.com, Bandung – Nama Lili Hartono, S.E., M.B.A semakin dikenal bukan hanya sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sebagai figur yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, sosial, dan kemanusiaan. Ia memadukan semangat profesionalisme bisnis dengan dedikasi sosial yang kuat, menjadikannya sosok yang berpengaruh di lingkar kepemimpinan organisasi dan dunia usaha Kota Bandung.
Menghadiri Peresmian Patung Pahlawan Nasional Jenderal Mas Isman
Baru-baru ini, Lili Hartono menghadiri peresmian Patung Pahlawan Nasional Jenderal Mas Isman di Gedung Joang ’45, Jl. Cikini Raya No.45, Jakarta Pusat. Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi simbol penghormatan terhadap pendiri KOSGORO, organisasi yang dikenal dengan semboyan Tri Dharma: Pengabdian, Kerakyatan, dan Solidaritas.
Mas Isman merupakan sosok penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia pernah menjadi Komandan Tentara Pelajar Jawa Timur (TRIP) dan dikenal sebagai ayah dari Hayono Isman, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Kini, semangat perjuangan itu kembali dihidupkan melalui KOSGORO yang terus berkembang di berbagai daerah.
Dalam kesempatan itu, hadir pula H. Irwan Koesdrajat, pengurus KOSGORO Jawa Barat, yang menyampaikan rasa bangganya sebagai kader.
“Kami seluruh kader KOSGORO merasa dibangkitkan kembali, tergugah untuk menunjukkan pengabdian. Para sesepuh seperti Mas Hayono Isman dan Bambang Soeharto mengajak kita untuk bangkit bagi Indonesia,” ujarnya.
Irwan menambahkan, semangat idealisme kader KOSGORO tidak bisa digantikan dengan kepentingan materi.
”Kami ini idealismenya berbeda. Jangan coba-coba kami dibayar. Pengabdian kami murni dan tulus,” tegasnya.
Hadir pula Laksamana Muda TNI Arif Harnanto, Staf Khusus Bidang Keamanan Kementerian Pertahanan RI, yang turut memberikan dukungan terhadap pelestarian nilai-nilai perjuangan nasional.
Lili Hartono: Menjaga NKRI, Demokrasi, dan Kesejahteraan Rakyat
Sebagai Ketua KOSGORO Kota Bandung, Lili Hartono, S.E., M.B.A turut hadir bersama jajaran pengurus dari sekretariat yang berlokasi di Jl. Gegerkalong Hilir No.8, Bandung (Hotel Salon Fora & Café). Ia menilai, kegiatan di Gedung Joang ’45 memiliki makna historis dan moral yang besar bagi generasi penerus.
“Dengan tiga pilar perjuangan KOSGORO — menjaga NKRI, menjaga demokrasi, dan mensejahterakan rakyat — kita diingatkan untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kebangsaan dan solidaritas sosial,” ungkap Lili.
Menurutnya, semangat ini perlu diterjemahkan dalam tindakan nyata: memperkuat organisasi, menumbuhkan kepedulian sosial, dan menjaga marwah perjuangan KOSGORO sebagai wadah kader bangsa yang berintegritas.
Wajah Baru Hotel Salon Fora: Bisnis yang Bernyawa Sosial
Selain dikenal sebagai pemimpin organisasi, Lili Hartono juga merupakan pengusaha perhotelan yang sukses dan visioner. Ia adalah pemilik sekaligus pengelola Hotel Salon Fora & Longhill Café, yang kini berkembang menjadi dua cabang di Bandung: Gegerkalong Hilir dan Tubagus Ismail (Dago).
Dalam wawancara eksklusif bersama Porosmedia.com, Lili menyampaikan bahwa bisnis baginya bukan sekadar urusan ekonomi, melainkan wadah untuk membangun relasi sosial.
“Kami berusaha menghadirkan suasana hotel yang nyaman sekaligus menjadi ruang interaksi komunitas. Hotel bukan hanya tempat menginap, tapi juga ruang berkumpul dan berdialog,” ujarnya.
Ekspansi Hotel Salon Fora ke kawasan Dago menjadi langkah strategis. Selain letaknya yang potensial untuk wisata dan bisnis, kawasan tersebut juga menjadi simpul komunitas kreatif Kota Bandung. Fasilitas seperti ruang rapat, kafe, karaoke, dan event hall dirancang untuk menggabungkan kenyamanan dengan kebersamaan.
“Saya ingin setiap tamu merasa menjadi bagian dari keluarga besar Salon Fora. Ada sentuhan hangat yang membedakan kami dari hotel lain,” tutur Lili.
Kiprah Sosial dan Keterlibatan Organisasi
Aktif di dunia organisasi, Lili Hartono saat ini menjabat sebagai Wakil DPD Provinsi Jawa Barat dari salah satu partai politik, serta menjadi bagian dari Yayasan Bangun Bangsa Jawa Barat — lembaga sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat, pendidikan kebangsaan, dan kegiatan kemanusiaan.
“Saya memandang organisasi bukan alat kekuasaan, tapi wadah pengabdian. Selama kita bekerja dengan niat baik dan jujur, hasilnya akan berdampak bagi banyak orang,” ujarnya.
Baginya, politik dan sosial bukan dua hal yang terpisah. Keduanya adalah ruang pengabdian yang saling melengkapi.
“Saya tidak ingin berhenti di tataran seremonial. Kita harus benar-benar turun tangan, menyentuh masyarakat secara langsung,” katanya dengan nada tegas.
Visi ke Depan: Bandung yang Kreatif dan Ramah Komunitas
Menatap ke depan, Lili berharap agar Bandung terus tumbuh sebagai kota kreatif dan ramah bagi komunitas lokal. Ia mendorong kolaborasi lintas sektor — antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat — untuk membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
“Saya ingin Bandung menjadi kota yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tapi juga kuat dalam solidaritas sosialnya. Kota yang hangat, di mana bisnis dan masyarakat tumbuh bersama,” ucapnya penuh optimisme.
“Salon Fora bagi saya bukan sekadar usaha, tapi rumah kecil untuk komunitas Bandung — tempat orang bisa berkumpul, berbagi, dan memperkuat rasa persaudaraan.”
Itulah Lili Hartono yang dikenal sebagai sosok yang disiplin, pekerja keras, dan memiliki pandangan hidup progresif. Latar belakang pendidikannya di bidang ekonomi dan manajemen menjadi bekal kuat dalam membangun bisnis dan organisasi.
Sebagai pengusaha perhotelan, pemimpin organisasi KOSGORO Kota Bandung, dan pegiat sosial, Lili dikenal dengan karakter tegas namun hangat, serta mampu menjembatani berbagai kalangan — dari pengusaha, birokrat, hingga komunitas lokal.
Filosofi hidup yang selalu ia pegang sederhana namun bermakna:
”Kekuatan seseorang bukan di kata-katanya, tapi pada ketulusan tindakannya.”