Kolaborasi Pemkot dan Komunitas: Jembatan Cilimus Resmi Dibuka, Warga Cicendo Akhirnya Bernapas Lega

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Setelah bertahun-tahun bergulat dengan akses penghubung yang memprihatinkan, warga RW 05 dan RW 06 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, akhirnya memiliki jembatan yang layak dan aman. Jembatan Sungai Cilimus resmi diresmikan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, Rabu (21/5/2025), berkat sinergi antara Pemkot Bandung dan Lions Club Bandung Lestari.

Peresmian ini menjadi penanda penting atas terwujudnya proyek infrastruktur berbasis kolaborasi, yang lahir dari keterbatasan anggaran negara namun disambut oleh kepedulian masyarakat sipil.

“Ini bukan semata proyek jembatan, tapi simbol dari kolaborasi konkret antara masyarakat, pemerintah wilayah, dan komunitas sosial. Lions Club Bandung Lestari hadir sebagai bagian dari masyarakat madani yang berperan aktif, bukan hanya sebagai donatur, tapi juga mitra pembangunan. Saya sebagai Wali Kota merasa reugreug melihat warga kini bisa menyeberang dengan aman,” ujar Farhan dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa Kota Bandung tidak dibangun oleh kompetisi politik atau ego sektoral, melainkan oleh kerja sama lintas elemen—pemerintah, komunitas, dan warga.

Baca juga:  GGM Archery Camp Menggugat Terus Bank Permata Dan Walikota Bandung

Jembatan sebelumnya berada dalam kondisi rusak dan nyaris ambruk, namun upaya perbaikannya tersendat oleh keterbatasan mekanisme anggaran daerah. Inilah yang mendorong munculnya inisiatif kolaboratif.

Camat Cicendo, Bira Gumbira, mengakui bahwa tanpa keterlibatan Lions Club, proyek ini bisa saja tertunda lebih lama.

“Situasi sebelumnya sangat mengkhawatirkan. Jika mengandalkan APBD, prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun. Kolaborasi inilah yang mempercepat solusi. Kami sangat menghargai semangat gotong royong warga dan kepedulian Lions Club,” ujar Bira.

Sementara itu, perwakilan Lions Club Bandung Lestari, Ise Gunawan, menekankan bahwa kontribusi pihaknya lahir dari panggilan hati dan rasa syukur.

“Kami tidak ingin hanya menjadi penonton di tengah kebutuhan masyarakat. Kami berharap jembatan ini dimanfaatkan dan dirawat bersama, dan semoga pola kolaborasi ini bisa direplikasi di wilayah lain,” katanya.

Pembangunan jembatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor bisa menjawab kebutuhan warga secara cepat dan tepat. Di saat birokrasi kerap tersandung prosedur, pendekatan partisipatif seperti ini membuktikan efektivitasnya.

Pemkot Bandung menyatakan akan terus mendorong pola kolaboratif serupa di sektor-sektor pembangunan lainnya. Namun pertanyaannya, sejauh mana komitmen ini bisa dijaga konsistensinya? Dan apakah negara akan terus menggantungkan pemenuhan infrastruktur dasar pada empati masyarakat sipil?

Baca juga:  Inilah 10 Penghargaan Satpol PP Kota Bandung, di HUT Satpol PP Jabar

Warga kini punya jembatan yang layak, tetapi publik juga menunggu kehadiran negara yang tidak hanya responsif dalam seremoni, tapi juga proaktif dalam anggaran dan kebijakan yang berpihak pada kebutuhan riil masyarakat.