Porosmedia.com, Bandung – Polemik penempatan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran sekaligus kontroversi riset benih bening lobster (BBL) kembali menyeruak dalam pertemuan yang digelar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu, 20 Agustus 2025.
Pertemuan dihadiri sejumlah pihak penting, antara lain Ketua HNSI Pangandaran Jeje Wiradinata, Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin, Kadis Perikanan Pangandaran, serta perwakilan pegiat pariwisata. Dari pihak akademisi hadir Dekan FPIK Prof. Dr.sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, Wakil Dekan FPIK Prof. Dr. Ir. Rita Rostika MP, sejumlah alumni, hingga tokoh masyarakat Jawa Barat, Eka Santosa.
Polemik Ucapan “Bodoh”
Isu yang kembali mencuat adalah ucapan Susi Pudjiastuti dalam forum diskusi di Pangandaran, 6 Agustus 2025. Kala itu, Susi menanggapi pandangan dosen Unpad tentang benih lobster yang akan mati sia-sia bila tidak ditangkap. Ia menyebut pendapat tersebut sebagai “bodoh”.
Ucapan itu memantik respons keras. Wakil Ketua IKA Unpad, Budi Hermansyah (Buher), menilai kalimat tersebut tidak pantas dilontarkan seorang mantan pejabat negara. “Tidak elok, apalagi Unpad memiliki rekam jejak panjang dalam riset perikanan,” tegasnya.
Namun, Jeje Wiradinata mengklaim ucapan Susi bukan ditujukan ke institusi Unpad, melainkan ke pribadi Rita Rostika. Pernyataan ini justru memperuncing diskusi.
Bahasa Publik Harus Dijaga
Forum sempat memanas, namun mereda setelah Dekan FPIK Unpad Yudi Nurul Ihsan menjelaskan teori sink population—fenomena kematian alami benih lobster—yang mendasari riset Unpad. Meski begitu, Jeje dan Asep Noordin tetap menolak argumentasi tersebut.
Ketua Komisi Barramundi Nasional, Imam Kadarisman, mengambil sikap berbeda. Ia mengapresiasi riset Unpad dan menekankan pentingnya kemandirian dalam pembesaran lobster di dalam negeri. Imam mengingatkan agar ruang akademik tidak lagi dirusak oleh label negatif seperti “bodong” atau istilah lain yang tidak patut.
Eka Santosa: “Pernyataan Janggal”
Tokoh Jabar Eka Santosa menilai pertemuan ini menghasilkan titik terang terkait rencana luasan KJA di Pantai Timur Pangandaran, terutama dalam mencari titik temu antara riset, nelayan, dan pariwisata.
Namun, ketika menanggapi klaim Jeje bahwa ucapan Susi ditujukan ke pribadi Rita, bukan institusi Unpad, Eka menyebutnya sebagai pernyataan janggal. “Sulit dipahami akal sehat. Kalau begitu, lalu sebenarnya ke siapa?” ujarnya dengan nada kritis.
Terpisah, Dekan FPIK Unpad Yudi Nurul Ihsan menegaskan bahwa keberadaan Rita Rostika di forum Pangandaran tidak bisa dilepaskan dari institusi. “Beliau hadir mewakili Unpad dalam kapasitas resmi sebagai Wakil Dekan sekaligus penanggung jawab riset lobster,” tegas Yudi.







