Jakarta, porosmedia.com – Metode Survei dan Implementasi Penarikan Sample dengan Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 s.d 2021. Dari total populasi tersebut terdapat 7200 responden yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 1220 responden yang dijadikan informan dalam penelitian periode ini.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sample yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Dengan teknik ini setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden. Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sample dan pengujian metode pra-research.
Zulkifli Hasan Lebih Disukai Dibanding Prabowo Subianto Paparan survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO), menunjukkan tingkat kesukaan publik pada Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan jauh mengungguli Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Zulkifli Hasan berhasil menempati urutan kelima dengan persentase 82.7 persen sebagai tokoh paling disukai, sementara Prabowo Subianto hanya mencapai posisi ke 11 dengan persentase 73.8 persen.
Meskipun dalam skema popularitas, Prabowo Subianto merupakan tokoh paling populer dengan persentase 97.6 persen, hanya saja 26.2 menyatakan tidak menyukai Prabowo. Sementara Zulhas dalam skema popularitas berada di urutan 8 dengan persentase 57.0 persen.
“Zulhas mendapat persepsi baik, karakternya yang tidak menonjol dalam upaya-upaya kontestasi membuatnya jauh lebih disukai dibanding tokoh-tokoh yang giat promosi politik.
Situasi ini menunjukkan masyarakat lebih suka pada tokoh yang terkesan tenang, tidak memaksa diri untuk habis-habisnya membangun popularitas— Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Sementara nama lain yang berada di urutan teratas paling popular di bawah Prabowo adalah Anies Baswedan 86.2 persen, Sandiaga Uno 85.0 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 70.1 persen, Ridwan Kamil 68.5 persen, Puan Maharani 64.8, dan Ganjar Pranowo 63.2 persen.
“Situasi ini menggambarkan jika popularitas tidak menjamin keterpilihan seseorang, karena tokoh populer terbukti miliki tingkat ketidaksukaan publik cukup tinggi. Sementara elektabilitas lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat kesukaan. Membaca data ini, bukan tidak mungkin tokoh kelas tengah kian mengejar ketertinggalan —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Lebih lanjut, Dedi menuturkan jika lima nama tokoh teratas paling disukai publik lebih banyak berasal dari kalangan yang tidak tidak diunggulkan dalam keterusungan Parpol dalam wacana pencapresan. Secara berurutan tokoh paling disukai publik adalah Sandiaga Uno mencapai 89.3 persen, Dedi Mulyadi 88.6 persen, Ridwan Kamil 86.4 persen, Ganjar Pranowo 84.0 persen, dan Zulkifli Hasan 82.7 persen.
Survei IPO dilakukan pada 15-22 Februari 2022, dengan metode wawancara kepada 1220 responden yang tersebar proporsional skala nasional. Memiliki perhitungan toleransi kesalahan (margin of error) 2.90 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen.[]
Survei IPO: Kepuasan pada Kinerja Presiden Meningkat di Masa Pandemi
Indonesia Political Opinion (IPO) kembali mempublikasikan hasil survei nasional yang dilakukan pada 15-22 Februari 2022. Paparan hasil survei IPO menunjukkan kepuasan pada kinerja Presiden meningkat tajam mencapai 69 persen, meningkat dari 51 persen pada periode survei tahun lalu.
Sementara angka ketidakpuasan pada kinerja Presiden tersisa di angka 31 persen.
“Telaah kami, peningkatan ini terjadi karena bertambahnya pengetahuan publik atas kinerja Presiden yang mengemuka, terutama terkait pembangunan insfrastruktur dan terus bergulirnya vaksinasi. Tingkat kepuasan ini bahkan melampaui persentase pemilih presiden Jokowi-Maruf Amin— Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Senada dengan peningkatan kepuasan pada kinerja Presiden, Wakil Presiden Maruf Amin pun takluput dari sorotan survei publik IPO. Maruf Amin dalam perspektif publik memuaskan di angka 43 persen, lebih baik dibandingkan periode Desember tahun lalu yang hanya 31 persen.
“Perubahan mendasar opini publik terhadap kinerja pemerintah, terutama Presiden dan Wakil Presiden, adalah peningkatan kepuasan publik. Meskipun Wapres Maruf Amin masih tetap tertinggal dari opini kepuasan pada Presiden, tetapi cukup baik karena bertambahnya apresiasi pubik. Kondisi ini menandai bertambahnya publik yang percaya pada kapasitas Wapres Maruf Amin. —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Opini publik pada kinerja pemerintah perbidang juga alami peningkatan, terutama pada bidang Ekonomi yang mencapai 62 persen, bidang sosial menyumbang kepuasan publik sebesar 57 persen. Bidang politik dan hukum mendapatkan persepsi kepuasan terkecil hanya mampu memuaskan 43 persen.
“Kontribusi terbesar peningkatan persepsi publik dari kinerja bidang Ekonomi dan Sosial. Sementara bidang Politik dan Hukum masih berada di bawah 50 persen. Situasi ini menandai secara umum kinerja pemerintah mendapat apresiasi publik— Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Tawarkan Konsep Islam Tengah, Elektabilitas PAN dan Zulkifli Hasan Meningkat
Gagasan soal Islam Tengah yang akhir-akhir ini digaungkan Zulkifli Hasan membuahkan hasil politis, popularitas dan elektabilitas terpantau meningkat mengungguli Nasdem dan PKS, hal itu terlihat dari paparan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO, di mana PAN berhasil memperoleh angka keterpilihan sebesar 5.0 persen, sementara PKS cenderung menurun hanya sebesar 4.3 persen dan Nasdem 4.6 persen.
Posisi ini konsisten dengan perolehan hasil survei pada periode Agustus 2021 yang lalu, di mana PAN berhasil berada di posisi 7 dengan 5.8 persen, dan PKS 4.9 persen. Sementara Nasdem sebelumnya masih lebih unggul dari PAN yakni sebesar 7.8 persen.
“Peningkatan perlahan PAN jika dilihat dari urutan waktu berdekatan dengan kampanye Zulhas soal Islam tengah, terlebih memang ada semacam pertentangan opini antara kelompok Islam radikal dan plural, sehingga memungkinkan gagasan itu berbuah simpati dan dukungan publik pada Zulhas, juga PAN. —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Menurut Dedi, posisi PAN dalam persepsi publik terkait keterpilihan jika Pemilu dilaksanakan hari ini tidak lagi mengagetkan, pasalnya temuan pergerakan elektabilitas PAN mulai terlihat sejak survei periode sebelumnya. Hal ini diyakini karena PAN berhasil memperkuat jaringan pemilih ditingkat bawah.
“Jika membandingkan popularitas PAN di ruang siber, perbincangan media sosial, mungkin tidak signifikan, tetapi fakta di tingkat bawah dan dalam sebaran nasional, PAN cukup disukai dan dipilih. —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Analisa Dedi, selain PAN, Zulhas juga alami peningkatan yang lebih baik. bahkan dalam tataran tokoh paling disukai, Zulhas mampu mengungguli nama-nama populer seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, dan Puan Maharani.
“Ini penanda baik, bahwa Parpol yang populer karena promosi politik di ruang maya dan udara, masih dapat diimbangi secara signifikan oleh Parpol yang lakukan kerja langsung di masyarakat, pelibatan publik dalam aktifitas politik diperlukan guna meneguhkan elektabilitas. —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO.
Lebih lanjut Dedi menuturkan, jika Parpol ingin dikenal dan disukai publik, sekurangnya perlu lakukan tiga hal. Fokus pada promosi politik saja hanya akan membuat Parpol terkenal, tetapi belum tentu mendapatkan konversi keterpilihan dan kesukaan.
“Tiga hal penting bagi Parpol, harus punya gagasan dan ide yang mudah dipahami, terlibat dan melibatkan publik dalam agenda politik, serta menjalankan program pertanggungjawaban sosial politik. Zulhas dan PAN rasanya telah memilih gagasan Islam tengah sebagai solusi persoalan bangsa saat ini, dan itu terlihat berhasil —Dedi Kurnia Syah, Direktur Eksekutif IPO. (Jt)