Porosmedia.com, Kota Cimahi – Ketua Yayasan Priangan Prakarsa Sarana Utama Kota Cimahi Dedi Raharja, berbicara viralnya berita diberhentikannya PJ Wali Kota Cimahi H Dikdik Suratno Nugrahawan oleh Mentri Dalam Negri Tito Karnavian karena inflasi beras di Cimahi tetap tinggi, Dedi angkat bicara, Jum’at (13/10/2023) di sela kesibukannya.
Menurut Dedi, bahwa penilaian Mentri Dalam Negeri banyak indikator yang memicu inflasi.
“Saya pastikan hal itu tidak bisa dikendalikan oleh pimpinan kota/ Wali Kota, karena banyak faktor yang memicu terjadinya inflasi,” terang Dia.
Begitu juga, Menteri Dalam Neger Tito Karnavian, kata Dedi kembali, tidak bisa hanya berdasarkan laporan dari staffnya saja atau analisa lain.
“Harus ada cek and ricek langsung, karena terjadinya kenaikan harga beras tersebut bisa dipicu oleh kenaikan BBM (baik itu Pertalite, Pertamax atau Biodiesel) otomatis pelaku pasar akan menaikan juga harga dagangnya, belum lagi harga pupuk, harga gabah dan lain sebagainya,” kata Dedi.
Harus paham, Kota Cimahi adalah pangsa pasar bahan pokok, semua bahan pokok yang ada di pasar- pasar Cimahi adalah berasal dari Kabupaten Bandung Barat, Sumedang, Cianjur, Subang dan Jawa Tengah.
“Apabila cara mengendalikan harga hanya dengan operasi pasar tidak akan menimbulkan harga bahan pokok terutama beras akan turun,” ucapnya lagi.
“Satu hal yang saya sesalkan Menteri Dalam Neger tidak melihat kinerja penjabat Wali Kota Cimahi secara menyeluruh. Artinya, wajib hukumnya seorang Menteri Dalam Negeri melihat faktor- faktor yang lain, sebagai kepanjangan dari Kementerian tupoksi Wali Kota, jelas Dedi.
Selanjutnya kata Dedi, Mentri Dalam Negeri, kalau hanya dengan alasan Inflasi di kota Cimahi apakah juga berdampak terhadap masyarakat Cimahi? Ini jelas pertanyaan dasar semua masyarakat Cimahi.
Maka dari itu, Putusan pergantian Penjabat Wali Kota menurut hemat Dedi, harus di kaji ulang.
“Saya tidak yakin dengan menempatkan orang baru sebagai penjabat Wali Kota Cimahi nanti apakah bisa mengendalikan inflasi yang menjadi alasan pencopotan jabatan penjabat Wali Kota sekarang?,” Dedi balik mempertanyakan.
Dedi sangat meyakini, bahwa dengan adanya pergantian Penjabat Wali Kota Cimahi nanti, adalah titipan promosi eselon atau fragmatis politik.
“Inilah merosotnya nilai-nilai ketokohan kalah dengan popularitas, saat ini terjadi di negara kita, kualitas kepemimpinan pun kalah dengan Popularitas,” tegas Dedi menyesalkan. (Bagdja)