Antre BPJS, Kata Korupsinikus: Demi Sehat Sabar Utamakan

Avatar photo

Cerpen Satir: Harri Safiari

Porosmedia.com – Sejak pukul lima pagi, antrean di Kantor BPJS Kesehatan cabang Konoha Raya sudah melingkar seperti ular naga yang kehilangan kepala. Warga dari berbagai pelosok datang dengan wajah penuh harapan, dan lutut gemetar. Mereka datang bukan untuk menuntut, tapi untuk bertahan hidup secara prosedural.

“Yang penting sabar, Pak. Nanti juga dipanggil, demi sehat sabar utamakan,” kata petugas berseragam biru yang tampak lebih lelah dari warga yang ia layani. Suaranya datar, tapi senyumnya sarat nuansa administratif, tanpa sedikitpun menyisakan sikap luwes.

Di pojok ruang tunggu, seorang Bapak paruh baya tampak bahagia. “Saya sudah nunggu dari jam empat, tapi Alhamdulillah, nomor saya 187!” katanya riang sambil menepuk map berisi fotokopi KTP, KK, dan surat rujukan yang sudah mulai lecek.

“Dulu saya nggak punya nomor antrean, sekarang punya. Ini kemajuan besar!” tambahnya, bangga sambil berkasnya diiwir-iwir yang sesekali juga menebar sedikit debu tipis.

Di sisi lain, seorang ibu muda menggoyang kaki, menenangkan anaknya yang rewel. “Sabar, Nak. Kalau mau sehat di negeri ini, kudu kuat duduknya. Jangan miring-miring begitu ah..”

Baca juga:  Konser NDX AKA Tour Malaysia 2025: Kolaborasi Budaya Jawa-Malaysia yang Menghidupkan Identitas Lintas Generasi"

Kalimat itu mengambang di udara, seperti azimat generasi yang terlatih dalam kursus kesabaran nasional yang tak kunjung diakreditasi.

Menjelang pukul sepuluh siang, pengeras suara berderit: “Nomor 86 ke loket 2. Yang lain mohon bersabar, sistem sedang maintenance, juga ada gangguan tiba-tiba.”

Seketika, wajah-wajah rakyat yang tadinya sumringah berubah sendu. Tapi tak lama, tawa kecil terdengar: “Minimal ada pengumuman, berarti sistemnya masih hidup!” ujar seseorang, menertawakan nasibnya sendiri.

Lalu seseorang menimpali spontan,”sesekali ada candalah walau kita tetap merana …”
Sore tiba. Beberapa warga masih bertahan. Ada yang saling tukar roti dan nasi bungkus, ada pula yang mulai saling kenal. “Saya kira BPJS itu cuma soal kesehatan,” kata seorang Bapak.

“Ternyata ini juga tempat belajar ikhlas berjamaah,” ujarnya sambil mengoles sedikit balsam ‘cap macan kabur’ ke keningnya yang sudah tampak mulai keriput – kusut!

Dan di papan pengumuman, tertempel poster besar: “BPJS: Bersatu Penuh Jiwa Sabar.”

Ironinya, warga yang pulang sore itu justru membawa rasa lega. Pegal di badan, tapi hangat di hati—karena berhasil bertahan di antara ribuan nomor antrean yang tak semua bernasib dipanggil.

Baca juga:  Menanti Reformasi Sistem Hukum Sebagai Bagian dari Asta Cita

Mungkin benar, di Negeri Konoha Raya ini, yang paling sehat bukan tubuhnya… tapi kesabarannya.

Korupsinikus Berkata …
Jadi teringat apa kata Korupsinikus, legenda yang hidup kembali setelah ribuan tahun ‘hibernasi’ tersebab kena kutukan menerima uang haram dari amplop yang ke -2005 kalinya.

Sialnya, seketika ia terkutuk jadi batu. Tubuhnya mem-fosil ribuan tahun di sebuah museum geologi, jadi bahan gunjingan. Padahal fosil di sebelahnya, oleh para paleontologi dari seluruh dunia, untuk fosil Phitecantropus erectus soloinensis yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada era 1891 di Bengawan Solo, Jawa Timur.

Fosil ini amatlah sohor ke seantero jagat, hingga kini jadi bahan studi asa-usul: siapa kita sejatinya?

Sementara itu, sosok Korupsinikus yang gagal menjadi manusia seutuhnya, justru sering dicampur-adukkan dengan teori konspirasi spiritual tradisional ala ‘rahasia cepat kaya’ – sebagai turunan entitas babi ngepet yang hingga kini belum terpecahkan misterinya dari segi scientific appoach.

Inilah salah satu penyebab, bangsa di Negeri Konoha Raya, belum satu pun yang mampu meraih Nobel Prize. Malah baru ada yang mau dikasih prize dari OCCRP (Organized Crime Corruption Reporting), yakni konsorsium internasional wartawan investigasi yang berdiri sejak 2006 dan berkantor pusat di Sarajevo juga di Washington, D.C. (Amerika Serikat).

Baca juga:  Winny Apriliza lewat puisi " Menjemput Kemerdekaan" pemenang I Gelar Puisi Majelis Sastra Bandung

Selidik punya selidik, pihak yang mau diberi prize dari OCCRP itu, sepertinya – tak sudi menerimanya!

“BPJS itu tak lain singkatan Bersabarlah Pasien Jangan Sombong ya? Artinya, ujian kesabaran di ruang iman agar kita selalu saleh dan sumeleh,” begitu ujar Korupsinikus sekenanya, kala diminta komentarnya oleh jurnalis lokal kelas kecamatan di Negeri Konoha Raya, seusai peresmian program Sehat Bersama, Sakit Nanti Saja (SBSNS) di Kantor Dinas Kesehatan Tingkat Keresidenan. (Selesai).