Boleh Lega tapi Jangan Banggga

Kenapa kita tidak boleh bangga dengan situasi ini….??? Karena yang kita hadapi saat ini adalah dua mafia global sekaligus, yaitu Mafia Moneter dan Mafia Migas

Avatar photo

Apa yang sedang dilakukan Indonesia/Prabowo adalah sama persis dengan apa yang sedang dilakukan oleh Amerika/Trump.
SWF itu “antitesa” HF……!!!

Porosmedia.com — Saat ini Trump mendirikan SWF sendiri sebagai indikasi ingin lepas dari BlackRock. Beberapa hari lalu mendapat kucuran dana dari Abu Dhabi sebagai investasi. Ini memperjelas posisi Trump yang sepertinya ingin lepas dari cengkraman rezim bankir

Sebagaimana prediksi, akhirnya IHSG pada pasar bursa kemarin 25/3/2025 ditutup menguat pasca diumumkan jajaran pengurus Danantara. Tidak hanya itu, 13 saham BUMN yang melantai di bursa kini digenggam oleh Danantara melalui PT. Biro Klasifikasi Indonesia. Dan yang menggembirakan, saham seri B itu didapatkan dengan harga murah saat IHSG anjlok.

Kita boleh sedikit bernapas lega, tapi tidak untuk berbangga. Setidaknya strategi jangka pendek yang dilakukan oleh pemerintah telah berhasil. Strategi ini bisa jadi berasal dari masukan jajaran penasehat Danantara, di antaranya ada nama Ray Dalio seorang mantan “dedengkot” Hedge Fund.

Kenapa kita tidak boleh bangga dengan situasi ini….??? Karena yang kita hadapi saat ini adalah dua mafia global sekaligus, yaitu Mafia Moneter dan Mafia Migas.

Atau kita dapat menyebutnya sebagai Rezim Bankir dan Rezim Fosil dimana keduanya adalah nyawa bagi Thanos yang dikendalikan oleh “jantung” yang bernama BlackRock “The Infinity Stone” sebuah Hedge Fund terbesar di dunia.

Mungkin kita masih ingat apa yang terjadi di Paris sejak Kesepakatan Iklim 2015 ditandatangani.

Kota Paris dan sekitarnya dihantui rentetan teror dan demo berjilid-jilid hingga 3 tahun sampai menuntut pelengseran Presiden Macron akibat negaranya menjadi tuan rumah kesepakatan yang mengakhiri era energi fosil menjadi energi baru terbarukan.

Dan mungkin kita masih ingat juga, menjelang dan ketika IMF dan World Bank menggelar pertemuan di Bali tahun 2018 untuk menata ulang moneter global pasca Perjanjian Transparansi 2017 yang ditandatangani di Jerman. Rentetan gempa terjadi di wilayah sekitar acara yang akan dan sedang digelar.

Dan dua kejadian di atas memang sangat jelas benang merahnya dengan agenda Revolusi Energi dan Moneter Global, supaya kita tetap waspada dan khususnya bersatu padu karena musuh yang kita hadapi adalah raksasa penggenggam dunia yang oleh Joko Widodo disebut sebagai Thanos.

Apalagi saat ini kita menjadi tuan rumah keduanya. Memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF) Danantara yang akan menjadi penantang Hedge Fund (HF) BlackRock. Sekaligus jadi tuan rumah energi baru terbarukan sebagai penghasil nikel (bahan baku battre) serta sawit (bahan baku biofuel).

Berdasarkan ciri dalam kajian Eksaktologi Islam, kita dapat menafsirkan Thanos sebagai Dajjal.
Yaitu (para) Tuan yang merasa menjadi Tuhan yang mengendalikan berbagai sendi kehidupan umat manusia. Mampu menjanjikan kehidupan sekaligus merasa mampu menciptakan bencana.
Tipu dayanya begitu nyata, yang benar terlihat salah, dan yang salah terlihat benar sebagaimana yang tersaji di hadapan kita saat ini.

Tahun 2025 ini adalah fase seleksi semesta sebelum dunia menuju tatanan baru yang akan ditandai dengan tumbangnya Thanos (End Game).
Pada akhirnya, akan terlihat siapa yang menjadi bagian penentangnya, sekaligus siapa yang telah menjadi hambanya (Thanos).
Jelas ya….!!!

*Irom

Baca juga:  Indeks Pendidikan, Kesehatan, dan laju pertumbuhan Ekonomi Jabar masih harus ditangani serius Gubernur dan Wakil terpilih 2024