Porosmedia.com – Narasi Kuno “Legenda Zigurat Babel,” sekian abad yang lalu, menunjukan bahwa adanya Pengembangan Tekhnologi, Kerja sama, Keinginan tetap menyatu, tidak terpisah, Kebersamaan, Kesetaraan. Di dalamnya juga mencerminkan Unity, Persatuan, Liberty, Kebebasan, Fraternity, Persaudaraan.
Namun, keindahan “Komunitas Babel” tersebut bubar, kemudian dikenal sebagai Kegagalan Pembangunan Menara Babel; serta menyisahkan pemisahan mamusia seturut Bahasa atau pun Dialek. Dalam keterpisahan tersebut, mereka terpencar secara geografis; kemudian membangun komunitas baru (pada tempat baru). Ini lah asal mula terjadinya komunitas.
Pada tempat baru terjadi interaksi sosial, inter dan antar manusia, hal yang paling mendasar adalah Persatuan, Persahabatan, Hubungan Darah, Kekerabatan. Di dalamnya ada kesetaraan, cinta kasih, saling menperhatikan, dan lain-lain. Ingin menyatu dan bersatu, geografis, lokasi, idiologi, ritus-ritus, kebiasaan, bahasa, dan lain sebagainya.
Komunitas yang membesar dan berkembang di suatu lokasi, melalukan pemisahan wilah tempat, namun tetap menyatu karena kesamaan “Identitas Komunitas.” Semakin banyak komunitas (yang sama itu) kemudian berkembang menjadi, apa yang disebut, Bangsa. Itulah, asal mula terbentuk suatu Bangsa. Sehingga Bangsa bisa disebut lahir dari komunitas yang membangun dan memobilisasi kelompok masyarakat berdasarkan kesamaan identitas ras, agama, kultur, bahasa, solidaritas, sosial-politik-ekonomi, dan lain sebagainya.
Identitas Bangsa dan Kebangsaan
Studi Soso-Anthoropologi menunjukkan bahwa “mereka” yang disebut Bangsa, memiliki sejumlah kesamaan Kebangsaan. Hal tersebut, umumnya sama atau mirip, antara lain
[a] Menyatu pada wilayah yang relatif berdekatan, mudah saling menjangkau dan mobilitas
[b] Kesamaan Postur tubuh, warna kulit dan rambut, bentuk tengkorak
[c] Kesamaan dialek, bahasa
[d] Kesamaan sistem dan interaksi sosial, mata pencarian
[e] Kesamaan ritus-ritus atau penyembahan, idiologi, nilai-nilai, kekerabatan
_*(Coba Anda Renungkan, “Apa saja yang merupakan Identitas Bangsa Indonesia”)*_
*Tercipta Bangsa Israel di Wilayah Levan*
Levan adalah nama terkuno dari area yang sekarang disebut Israel, Gaza, sekitaran Sungai Yordan dan Dataran Tinggi Golan. Levan termasuk atau ada dalam “garis semu besar” Bulan Sabit Hijau yang subur, dari Mesopotamia, memutar ke Pesisir Laut Tengah, dan berlanjut di Delta dan Sungai Nil.
Sejak masa lalu, wilayah Levan, yang subur, dinilai sangat penting karena merupakan titik temu Bangsa-bangsa Kuno dari Eropa, Afrika, Asia, demi kemudahan perdagangan. Itulah sebabnya, pada kisah Abraham/Ibrahim, menerima Levan sebagai tanah milik/pusaka, atau Tanah Perjanjian.
Dari Abraham, muncul/lahir Ishak (meneruskan kepemilikan Levan), Ismail (mengembara ke Selatan Levan, pada masa itu, Arab belum dikenal dan tak ada pada pentas senjarah). Dari Ishak, lahir Yakub, yang kemudian berganti nama menjadi Israel. Ini asal mula nama Israel sebagai Komunitas.
Komonunitas Yakub atau Israel inilah yang tinggal di Mesir selama 400an tahun. Dan, eksodus ke Levan pada masa Musa, Yosua dan Kaleb. Pada akhir abad 13 Masehi, Prasasti Merneptah di Mesir, terdapat kata “Israel,” merujuk pada suatu bangsa (bukan suatu tempat) yang mendiami wilayah Levan, dan disebut “Kanaan.”
Bangsa yang disebut “Israel” tersebut, kemudian menyebut Tanah Tempat mereka tinggal sebagi Israel. Mereka membangun Kerajaan Bersatu pada masa Raja Saul, Daud, Salomo. Kemudian, terjadi Pemisahan Kerajaan. Dua kerajaan bersaudara: Israel dan Yehuda (asal mula istilah “Yahudi”).
Sekitar tahun 722 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh kekaisaran Neo-Asiria, yang berpusat di daerah yang sekarang disebut Irak. Dalam istilah geografis kuno, “Israel” sudah tidak ada lagi.
Pada masa ini, muncul Komunitas Orang Samaria, yang paling kuno, merupakan bagian dari Suku-suku di Israel Utara. Belakangan, sekitar tahun 700 SM, mereka terusir dari wilayahnya. Suku-suku Israel Selatan juga terusir dari wilayahnya, Yehuda digulingkan. Ibukotanya, Yerusalem, ditaklukkan, Bait Suci Yahudi dihancurkan, dan banyak penduduk Yehuda yang diasingkan ke Babilonia. (Setelah masa pembuangan berakhir kurang dari 70 tahun, wilayah bekas kerajaan Yehuda menjadi pusat agama Yahudi selama hampir tujuh abad, meskipun Bait Suci yang dibangun kembali dihancurkan lagi pada tahun 70 M oleh bangsa Romawi).
Praktis ada daerah, terutama di Utara, yang kosong penduduknya. Pada area yang kosong itulah, penguasa Babel, yang menaklukan Israel, menempatkan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, suku, bangsa agama ke wilayah Orang-orang Samaria kuno tersebut, (ketika Romawi dan Khalifah menguasai Israel, mereka pun menempatkan banyak orang pada wilayah itu). Keturunan mereka itulah yang mejadi Orang Samaria atau The Samaritan.
*Palestina*
Pada tahun 135 M, Bangsa Yahudi melakukan upaya pelepasan diri Kekaisaran Romawi. Roma menanggapi dengan keraa, upaya pelepasan itu, gagal. Kaisar Roma menilai sebagai pemberontakan Yahudi.
Agar tak ada lagi pemberontakan Kaisar Romawi Hadrianus, melakukan pengosongan wilayah, mengusir orang-orang Yahudi dari Yerusalem. Dan mengganti dengan orang dari wilatah sekitar serta keharusan mutlak taat pada Kaisar Romawi. Wilayah Bangsa Yahudi tersebut menjadi bagian dari entitas baru yang disebut “Suriah-Palestina.”
“Palestina” diambil dari nama wilayah pesisir Filistin kuno, musuh-musuh bangsa Israel (nenek moyang orang Yahudi).
Setelah penaklukan Islam di Timur Tengah pada abad ketujuh, orang-orang Arab mulai bermukim di wilayah yang dulunya bernama “Palestina”. Terlepas dari sekitar 90 tahun dominasi Tentara Salib, tanah itu berada di bawah kendali Muslim, meskipun pemukiman Yahudi juga tetap ada, populasinya sebagian besar adalah orang Arab.
*Kembali ke Awal*
Ciri atau kesamaan Umum suatu Bangsa dan Kebangsaan, antara lain
_Menyatu pada wilayah yang relatif berdekatan, mudah saling menjangkau dan mobilitas_
_Kesamaan Postur tubuh, warna kulit dan rambut, bentuk tengkorak_
_Kesamaan dialek, bahasa_
_Kesamaan sistem dan interaksi sosial, mata pencarian_
_Kesamaan ritus-ritus atau penyembahan, idiologi, nilai-nilai, kekerabatan_
Lalu, bagaimana dengan apa yang disebut Bangsa Palestina? Pastinya, mereka bukan turunan Etnis Filistin (yang aslinya dari pulau-pulau di Laut Tengah, dan datang ke Levan, karena alasan ekonomi).
Coba perhatikan. Yang sekarang disebut “Bangsa Palestina”
[ ] Berasal dari luar Levan, Israel, Yehuda. Mereka adalah pendatang dan didatangkan dari luar
[ ] Tidak memiliki “Leluhur Asal Mula” Palestina
[ ] Kesamaan Postur tubuh, warna kulit dan rambut, bentuk tengkorak, tidak seperti ciri Penduduk Asli Levan atau pun Israel dan Yehuda
[ ] Mereka, “Bangsa Palestina” tidak memiliki dialek dan bahasa asli Mereka berbahasa Arab dan Ibrani
[ ] Mereka tak memiliki kesamaan sistem dan interaksi sosial, mata pencarian, ritus-ritus atau penyembahan, idiologi, nilai-nilai, kekerabatan. Justru mengikuti ciri-ciri Budaya Arab dan Agama Islam
Dari sekedar ciri-ciri itu, _”Apakah Orang-orang Palestina, bisa disebut Bangsa Palestina?”_
*Monggo Jujur Menjawab*
(Opa Jappy | Indonesia Hari Ini)