Porosmedia.com – Orang bijak mengakui kekosongan spiritual dan berbagai tekanan kehidupan masyarakat sehari-hari adalah kunci di balik gangguan psikologis yang lazim saat ini, terutama kecemasan dan depresi.
Cara mengatasi kecemasan dan depresi serta masalah psikologis ini telah diatasi oleh Nabi Muhammad SAW dengan mempromosikan keyakinan beriman yang kuat kepada Allah SWT.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“orang-orang yang beriman dan yang hatinya tenteram dengan mengingat Allah. Sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,” (Quran 13:28).
Seorang mukmin yang membangun jembatan komunikasi dengan Penciptanya pasti akan memiliki hati yang teguh dan pikiran serta hati nurani yang damai. Nabi (SAW) berkata:
“Betapa indahnya urusan seorang mukmin! Sesungguhnya segala urusannya adalah baik untuknya. Ini tidak untuk siapa pun kecuali orang percaya. Jika sesuatu yang baik terjadi padanya, dia bersyukur kepada Allah, yang baik untuknya. Dan jika sesuatu yang buruk menimpanya, ia memiliki kesabaran, yang baik untuknya,” (Sahih Muslim).
Kecemasan dan depresi dapat diakibatkan oleh ketakutan, kemiskinan, penyakit, atau potensi bencana. Namun, seorang mukmin, yang mengetahui bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT, akan tetap bersabar dan mencari pahala ilahi untuk setiap masalah yang menimpanya. Dengan demikian, masalah dan bencana seperti itu berubah menjadi pahala dari Allah SWT seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an:
“Kami pasti akan menguji Anda dengan sentuhan ketakutan dan kelaparan dan kehilangan harta benda, kehidupan, dan tanaman. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar yang ketika menghadapi musibah berkata, “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami semua kembali.” Merekalah yang akan menerima berkah dan rahmat Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,” (Quran 2:155-157).
Hal yang sama berlaku untuk ancaman dan bahaya yang akan segera terjadi, seorang mukmin akan menerima ancaman dan bahaya seperti itu dengan lebih banyak kepuasan, mencari pemulihan. Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang diperingatkan, “Musuh-musuhmu telah mengerahkan kekuatan mereka untuk melawanmu, maka takutilah mereka,” peringatan itu hanya membuat mereka semakin kuat imannya dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah saja sebagai penolong bagi kami dan Dialah Pelindung yang terbaik. ” Jadi mereka kembali dengan nikmat dan rahmat Allah, tidak menderita kerugian. Karena mereka berusaha untuk menyenangkan Allah. Dan sesungguhnya Allah adalah Tuhan dengan karunia yang tidak terbatas,” (Quran 3:173-174).
Solusi Terbaik Mengatasi Kecemasan dan Depresi: Berdoa Kepada Allah SWT
Ketika ada yang salah, Nabi SAW akan bergegas untuk berdoa. Dia biasa berkata: “Wahai Bilal, adzan. Bebaskan kami dengan demikian”. Oleh karena itu, doa adalah salah satu cara utama untuk mencapai kedamaian batin dan menghilangkan kekhawatiran, kecemasan, kekhawatiran, dan kesedihan.
Nabi SAW juga menasehati kita tentang beberapa doa dan kata-kata zikir di saat kesedihan dan kecemasan.
Allāhumma innī `abduk, ibnu `abdik, ibnu amatik, nāsiyatī biyadik, māḍin fiyya ḥukmuk, `adlun fiyya qaḍā’uk, as’aluka bikullis’min huwa lak, sammayta bihi nafsak, aw anzaltahu fī kitābik, aw `allamtahu aḥadan min khalqik, aw‘ista’tharta bihi fī `ilmil-ghaybi `indak, an taj`ala ‘l-Qur’āna rabī`a qalbī, wa nūra ṣadrī, wa jalā’a ḥuznī, wa dhahāba hammī.
“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, dan anak dari hamba laki-laki-Mu, dan anak dari hamba perempuan-Mu. Dahiku ada di Tangan-Mu. Penghakiman Anda atas saya adalah pasti, dan Keputusan Anda tentang saya adalah adil. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap Nama yang Engkau beri nama bagi-Mu, diturunkan dalam Kitab-Mu, mengajarkan salah satu dari ciptaan-Mu, atau menyimpan bagi-Mu ilmu yang gaib yang ada di sisi-Mu, untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai mata air hatiku, dan pelita dadaku, pelepas kesedihanku, dan pelepas kesengsaraanku”.
Diriwayatkan bahwa Asma’ binti ‘Umais berkata: “Rasulullah (SAW) mengajari saya beberapa kata untuk diucapkan pada saat kesusahan: ‘Allah! Allahu Rabbi la ushriku bihi shay’an’ (Allah, Allah adalah Tuhanku, aku tidak menyekutukan apapun dengan-Nya)”.

Anas bin Malik berkata: “Setiap kali suatu masalah akan menyusahkannya, Nabi (SAW) akan mengatakan: ‘Yā ayyu yā Qayyūm, bi-raḥmatika astaghīth’ (O Hidup, O Pemelihara Mandiri! Dalam Rahmat-Mu aku mencari pertolongan)”.
Oleh karena itu mengingat Allah Ta’ala, memohon pertolongan-Nya dan melakukan shalat termasuk yang terbaik untuk masalah psikologis, maka ayat Al-Qur’an:
“Kami tentu tahu bahwa hati Anda benar-benar tertekan dengan apa yang mereka katakan. Maka bertasbihlah dengan segala puji bagi Tuhanmu dan jadilah salah satu orang yang selalu berdoa, dan sembahlah Tuhanmu hingga hal yang tak terhindarkan menghampirimu,” (Quran 15:97-99).