Porosmedia.com, Jakarta – Senator Fachrul Razi mempertanyakan kualitas pelayanan di RS Graha Bunda Aceh Timur dimana terjadi sebuah Insiden kurang baik terhadap pasien.
Senator yang juga Ketua Komite I DPD RI meminta Dinas Kesehatan setempat mengusut kasus tersebut secara tuntas. Karena ini sangat merugikan pihak keluarga pasien.
“Kami meminta dinas kesehatan untuk menindak rumah sakit yang kedapatan sering memberikan pelayanan yang buruk, buat punishmen yang setimpal, kalau perlu buat aturan pencabutan ijin jika rumah sakit tersebut berikan pelayanan yang buruk secara berulang. Menurut saya pelayanan rumah sakit kepada pasien harus lebih diutamakan dan ditingkatkan,” kata Fachrul Razi kepada media, Senin (25/04/22).
Fachrul Razi telah mendapatkan laporan dari masyarakat, dan dirinya meminta pemerintah daerah dan pihak dinas kesehatan kabupaten Aceh Timur lebih proaktif mengurus masalah ini.
Sebagaimana diberitakan, Seorang pasien bayi dari Rumah Sakit (RS) Graha Bunda Aceh Timur meninggal dunia saat Dirujuk ke Banda Aceh pada Minggu (24/04/2022). Diduga akibat terpasang oksigen yang rusak.
Menurut kesaksian yang diungkapkan oleh ayah kandung pasien Muksalmina (28) warga Gampong Tanjong, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Berdasarkan keterangan dari Muksalmina, bayinya itu yang baru lahir dengan operasi sesar di RS Graha Bunda, dan mengalami sesak, sehingga harus disedot cairan. Dan pihak Rumah Sakit menyarankan agar sibayi ini harus di rujuk ke Banda Aceh.
“Sejak berangkat dari Idi Rayeuk ada tiga kali mereka perbaiki tabung oksigen, oksigennya yang dipasang itu rusak, sedangkan satu lagi kosong. Seharusnya mereka harus menyediakan oksigen yang bagus, karena anak saya di rujuknya ke Banda Aceh, kan itu perjalanannya jauh,” kata Muksal.
Masih menurut Muksal, ia beberapa kali telah menyarankan agar anaknya dibawa pulang saja, jangan lagi diteruskan kalau oksigennya rusak, tapi sipendamping sebut Muksal, tak menggubris.
“Akibat saya desak baru mereka balik ke Rumah Sakit Lhokseumawe untuk mencari oksigen pengganti, tapi sayang, setibanya di Lhokseumawe anak saya tak tertolong, karena terlanjur habis oksigen saat dijalan, “keluh Muksal dengan nada sedih.
“Sepanjang jalan mereka membetulkan oksigen rusak itu, kenapa mereka tidak sigap, jika pun anak saya harus dirujuk setidaknya pihak rumah sakit harus sigap. Ajal memang telah ditentukan oleh Allah, tapi kalau kejadiannya lalai seperti ini lalu siapa yang mau bertanggungjawab,” pungkas Muksal. (*)