7 Kiat Hadapi Cobaan Dengan Hati yang Positif

cobaan
cobaan

2. Lakukan Dagianmu Kemudian Mintalah Pertolongan Allah Subḥānahu wa ta’āla

Dalam surah yang sama ( Asy-Sharh), Allah selanjutnya berfirman,

“Maka ketika kamu telah menyelesaikan tugasmu, maka berdirilah untuk beribadah dan serahkan harapanmu kepada-Nya.” [ Qur’an: Surat 94, Ayat 7-8 ]

Kita menjadi begitu sibuk dengan masalah kita, sehingga kita membiarkan kekhawatiran menguasai kita, mengakibatkan gangguan tidur, kesehatan yang buruk, tugas dan ibadah yang ditinggalkan, dan isolasi bertahap dari diri kita sendiri dari orang lain. Namun dalam surah ini , Allah subḥānahu wa ta’āla meminta kita terlebih dahulu untuk memenuhi tanggung jawab kita (bahkan di saat-saat pencobaan) dan kemudian menyembah-Nya, mengarahkan semua harapan kepada-Nya .

Daripada terlalu memikirkan masalah kita, kita harus menyibukkan diri dalam memperbaiki hubungan kita dengan Dia yang dapat menyelesaikannya. Kita harus mengarahkan kembali harapan kita dari manusia yang lemah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ketika Al-Fattah (Pembuka) membukakan pintu karunia-Nya untukmu, lalu siapakah yang dapat menahannya darimu? Cobaan adalah berkah karena mereka bertindak sebagai kekuatan pendorong dalam menarik kita lebih dekat kepada Allahsubḥānahu wa ta’āla.

Baca juga:  Pengertian, Peran, dan Fungsi Bank Umum

Keamanan dan kedamaian yang dirasakan seseorang saat menjalin hubungan dengan Allah subḥānahu wa ta’āla tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Sebagaimana Allah subḥānahu wa ta’āla (Maha Suci dan Maha Suci Dia)berfirman,

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Dia akan memberikan jalan keluar baginya. Dan akan menyediakan baginya dari tempat yang tidak dia harapkan. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia cukup baginya.” [ Qur’an: Surat 65, Ayat 2-3 ]

 3. Berprasangka Baiklah Kepada Allah Subḥānahu Wa ta’āla

 Dalam sebuah hadits qudsi , Allah subḥānahu wa ta’āla (Maha Suci dan Maha Suci Dia)berfirman,

“Aku seperti yang hamba-Ku pikirkan (harapkan) aku.” [ Sahih al-Bukhari ]

 Ini berarti ‘Saya mampu melakukan apa pun yang dia harapkan akan saya lakukan’.

Sebuah contoh yang lebih besar dari kesabaran dan harapan ditemukan dalam diri Nabi Ayyub ‘alayhi’l-salam (saw). Seberapa besar kesabarannya sehingga dia menanggung 17 tahun penyakit dengan iman dan rasa syukur?

Dan selanjutnya, Allah subḥānahu wa ta’āla membalasnya dengan mengembalikan semua yang telah hilang dari kesehatan, kekayaan, dan keluarga.

Baca juga:  5 Manfaat Kunyit Hitam yang Perlu Kamu Tahu!

Terkadang cobaan bisa menjadi berkah terselubung seperti yang Allah subḥānahu wa ta’āla katakan,

“Tetapi boleh jadi kamu membenci sesuatu dan itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Dan Allah Maha Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” [ Qur’an: Surat 2, Ayat 216 ]

 Ingatkan diri Anda saat-saat ketika Anda akhirnya menyadari bahwa berkat memang datang dengan menyamar sebagai cobaan.

Contoh indah dari hal ini dapat dilihat dalam kasih orang tua. Setiap kali seorang balita memasukkan benda kotor ke dalam mulutnya, mereka merebutnya darinya, membuatnya terluka dan menangis.

Meskipun mereka mencintainya, kepedulian mereka terhadap keselamatan anak mereka membuat mereka menahan sesuatu darinya. Bagi anak itu, tampaknya hampir kejam bahwa orang tuanya akan mengambil sesuatu yang sangat dia inginkan.

Namun, dia tidak menyadari bahwa tindakan orang tuanya adalah untuk keuntungannya sendiri. Dengan cara yang sama, kita mungkin tidak mengerti mengapa Allah subḥānahu wa ta’āla memberi kita cobaan tertentu.

Baca juga:  Islam dan Propaganda Radikalisme

tetapi Dia tahu kebaikan apa yang akan datang darinya. Jadi selalu berpikir baik tentang Allah subḥānahu wa ta’āla.

Lanjut halaman berikutnya >>>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *