Porosmedia.com, Kab. Belu – Ratusan umat Katolik Stasi Dualasi Raiulun, Desa Dualasi Raiulun, kecamatan Lasiolat, kabupaten Belu, menggelar perayaan Jumat Agung.
Perayaan Jumat agung berlangsung tepat pukul 15:00 sore WITA hingga selesai, Tepatnya di SDI Maulakak Stasi Dualasi Raiulun. Dalam perayaan Jumat agung di stasi Dualasi Raiulun yang dimeriahkan koor sponsor dan ratap dari lingkungan wefauk, Jumat (15/04/2022).
Perayaan Jumat agung yang dipimpin Pater Dismas Longginus Mauk SVD itu ditandai dengan menghormati salib suci sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan Yesus menebus dosa manusia.
Sebelum wafat disalib, Yesus menderita, disiksa, dipukul, dicaci-maki, disuruh memikul salib berat, dan siksaan lainnya. Oleh karena itu, Jumat Agung menjadi hari untuk memperingati Sengsara dan Wafat Yesus Kristus.
“Perayaan Jumat Agung adalah puncak atas kerelaan dan pengorbanan Yesus menebus dosa manusia, dengan cara memanggul salibnya sendiri, serta wafat dikayu salib di bukit Golgota,” kata pater Dismas Longginus Mauk SVD.
“Semangat untuk terus menjadi pelayan bagi sesama manusia adalah bagian penting perayaan Paskah. Penebusan yang dilakukan Yesus adalah contoh bagi manusia,” terang pater Dismas Longginus Mauk SVD.
Perayaan Jumat Agung diawali dengan melaksanakan Jalan Salib pada pukul 08:00 hingga selesai Jalan salib merupakan ibadat untuk mengenang dan merenungkan kisah perjalanan Yesus. Umat diajak menyadari betapa besar kasih Allah dan berharap dapat semakin sadar akan segala dosa yang sering dilakukan.
Setelah Jumat Agung yang ditandai dengan penghormatan cium salib, umat Katolik akan melaksanakan misa Malam Paskah pada hari Sabtu dan dilanjutkan pada hari Minggu dengan perayaan Paskah.
Kepala pemerintahan Desa Dualasi Raiulun, Sebastiana Mako mewakili seluruh umat Stasi Dualasi Raiulun mengungkapkan kepada awak media saat di wawancarai, salah satu sejarah bagi kami umat Dualasi Raiulun, karena menurut sejarah yang ada Kapela yang dibangun pertama di paroki Santo Petrus Lahurus adalah di Dualasi Raiulun, tetapi berbanding terbalik dengan realita yang ada hingga saat ini, tetapi bersyukur paskah tahun 2022 berlangsung dengan baik di wilayah Stasi Dualasi Raiulun, kata Sebastina Mako.
Ia juga berterima kasih kepada pastor paroki Santo Petrus Lahurus atau pastor Administrator paroki Santo Petrus, karena perayaan paskah tahun 2022 berlangsung di stasi Dualasi Raiulun ini, dengan cara seperti ini bisa mendekatkan pelayanan di umat Stasi Dualasi Raiulun dan dapat mempermudah proses dalam segala hal pelayanan, khususnya dalam perayaan Ekaristi di stasi Dualasi Raiulun, kata Sebastiana Mako.
“Segera terealisasi sesuai apa yang sudah rencanakan mengingat banyak sekali umat Stasi Dualasi Raiulun yang dengan senang hati membantu menerima dan membantu ketika Dualasi Raiulun mempunyai Kapela tersendiri, karena seperti apa yang kita lihat tahun tahun kemarin umat Dualasi Raiulun minim sekali untuk mengikuti perayaan Ekaristi Kudus di pusat paroki atau Stasi knuamamulak mengingat jarak yang tidak memungkinkan,” jelas Sebastiana Mako.
Di sela-sela perbincangan Pelatih Ratap Dualasi Raiulun, Maksimus Bau, menyampaikan selain petugas Ratap menampilkan kebiasaan tidak asing lagi seperti ratap di hari raya Jumat agung yang sudah menjadi turun temurun, tetapi pada malam hari nuansa yang berbeda, petugas Ratap dari lingkungan wefauk berpenampilan berbeda dengan tahun sebelumnya, dengan memakai tutup kepala kain warna hitam, baju putih dan bawahan atau rok memakai kain berwarna hitam, yang disebut Henameta.
“Henameta merupakan tradisi yang turun temurun yang di tinggalkan nenek moyang sehingga kita sebagai penerus perlu di lestarikan sehingga kedepannya kita bisa memakai kembali tradisi henameta dalam perayaan Jumat agung, seperti yang dilakukan pada malam hari ini, khususnya yang di tampilkan lingkungan wefauk,” tutup Maksimus Bau.