Porosmedia.com – Tuntutan ini ditanggapi Allah Swt melalui turunnya ayat suci, surat Ali Imran ayat 195, bahwasanya secara prinsip tidak ada diskriminasi dalam beribadah. Sama sekali tidaklah demikian! Karena pada hakikatnya dalam agama Islam, kedudukan perempuan dan laki-laki sama saja dalam menunaikan ibadah.
Tidak ada ibadah perempuan yang sia-sia, sebab setiap ibadah yang ditunaikan dengan tulus ikhlas karena Allah semata, akan memperoleh ganjaran yang berlipatganda.
Bahkan pada ibadah tertentu justru hanya perempuan yang mampu melakukannya, seperti hamil, melahirkan, menyusui adalah contoh dari ibadah istimewa yang dikhususkan buat kaum hawa. Dan tentunya ibadah yang sesuai kodrat itu bernilai pahala yang luar biasa.
Selain itu, penting sekali bagi kita memahami penafsiran Sayyid Quthb (2001: 225) yang menerangkan:
Akan tetapi, yang menjadi sasaran Islam pada semua ini ialah merealisasikan manhajnya yang lengkap dengan segala sisinya. Bukan untuk memperhitungkan lelaki saja atau perempuan saja!
Akan tetapi, untuk memperhitungkan “manusia” dan memperhitungkan “masyarakat muslim”; dan untuk memperhitungkan akhlak, kesalehan, dan kebaikan secara mutlak dan umum; serta memperhitungkan keadilan yang mutlak dan sempurna dalam semua segi dan sebabnya.
Manhaj Islam selalu mengikuti fitrah dalam membagi tugas-tugas dan dalam menentukan bagian laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya merupakan fitrah menjadikan laki-laki sebagai laki-laki dan perempuan sebagai perempuan. Lalu memberikan kekhususan dan keistimewaan masing-masing, untuk menyandarkan tugas-tugas tertentu kepada masing-masing pihak.
Demikianlah indahnya Islam menciptakan beragam ibadah, sehingga perempuan atau laki-laki dapat mengambil perannya sesuai kodrat masing-masing. Pada hakikatnya ibadah dalam Islam sama sekali tidak membahas “ini untuk lelaki“ atau “ini untuk perempuan”, melainkan tegak di atas manhaj yang kokoh, bahwasanya segala sesuatu memiliki peran dan fungsi tersendiri.
Sehingga kembali lagi kepada setiap individu untuk menentukan sikap dalam beribadah. Percuma saja kalau telah tersedia beragam macam ibadah, sementara perempuan tersebut tidak mau melaksanakan ibadah-ibadah yang berlimpah pahala.
Dan Allah Swt. menjanjikan tidak akan pernah sia-sia apa pun ibadah yang ditunaikan baik itu oleh perempuan maupun lelaki. Asalkan kita menunaikannya dengan hati yang seutuhnya. Maka giatlah dalam menunaikan ibadah dan jangan pernah merasa dibedakan. (Farah.id : Yoli Hemdi)