R.A. Kosasih: Maestro Komik Indonesia yang Mengangkat Wayang ke Dunia Bergambar

Avatar photo

Porosmedia.com — Komik Indonesia memiliki perjalanan panjang yang penuh dinamika, dari zaman keemasan hingga masa-masa penuh tantangan. Di balik setiap cerita bergambar yang memikat pembaca Indonesia, terdapat nama besar yang tak bisa dilupakan: R.A. Kosasih, Bapak Komik Indonesia. Sosok yang berasal dari Bogor ini tidak hanya dikenal sebagai komikus, tetapi juga sebagai pelopor komik wayang yang sangat berpengaruh di tanah air.

Masa Kecil yang Dipenuhi Inspirasi

R.A. Kosasih lahir pada 4 April 1919 di Bondongan, Bogor, sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara. Ayahnya, Rd. Wirakusumah, seorang pedagang dari Purwakarta, dan ibunya, Rasmani, adalah wanita Sunda asal Bogor. Sejak kecil, Kosasih sudah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia gambar dan seni. Ia sering kali menunggu ibunya yang sedang belanja, dan dari kantong belanjaan itu, matanya sering menangkap potongan komik Tarzan yang ada di dalamnya. Meski cerita yang ia baca terputus-putus, hal ini justru memupuk kecintaannya terhadap dunia komik.

Langkah Awal Menuju Dunia Seni

Baca juga:  Arung Palakka dikenal sebagai sosok yang berjasa dalam memerdekakan rakyat Bugis

Setelah menyelesaikan pendidikan di Inlands School (1932) dan Hollands Inlands School Pasundan, Kosasih mulai menekuni dunia gambar secara serius. Ilustrasi buku pelajaran berbahasa Belanda yang ia temui semakin memperdalam ketertarikannya pada seni gambar. Tidak lama setelah itu, buku catatannya menjadi penuh dengan coretan gambar, menandakan bakat seninya yang terus berkembang.

Meskipun sempat bekerja sebagai pegawai pamong pradja, Kosasih tidak melanjutkan pendidikan formalnya dan lebih fokus pada seni gambar. Ia semakin tenggelam dalam dunia seni, terutama dalam menonton wayang golek yang sangat memengaruhi karya-karyanya di masa depan.

Berkarya di Dunia Komik dan Wayang

Pada tahun 1939, Kosasih bekerja di Departemen Pertanian Bogor sebagai bagian dari tim gambar tanaman dan hewan. Namun, pada 1950-an, kariernya di dunia komik mulai menemukan titik terang. Pada 1953, berkat iklan majalah yang dimuat di Jakarta, Kosasih mendapat tawaran kontrak dari Penerbit Melodie Bandung. Tatang Atmadja, pemilik Penerbit Melodie, bahkan datang langsung ke Bogor untuk menemuinya.

Pada masa itu, komik-komik Kosasih yang beraliran Barat mendapat kritik. Bahkan, pada tahun 1965, komiknya dianggap terlalu “barat” oleh sebagian kalangan. Sementara itu, Lekra, yang lebih condong pada ideologi tertentu, mempromosikan komik-komik dari Tiongkok. Meskipun demikian, Kosasih terus berusaha memperkenalkan cerita-cerita mitologi Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata, melalui medium komik.

Keberhasilan dan Pengaruh Komik Wayang

Di tengah tantangan dan perubahan zaman, Kosasih terus berinovasi dengan menciptakan komik wayang yang mengadaptasi cerita-cerita klasik tersebut. Dengan dukungan dari Penerbit Melodie dan rumahnya di Sumber Perpustakaan Bogor, ia menciptakan komik wayang yang sangat sukses di pasaran, terutama di era 60-an hingga 80-an.

Komik-komik wayang Kosasih dengan cerita-cerita seperti Ramayana dan Mahabharata seolah tidak terhalang oleh tren dan kritik. Keberhasilannya menjadi ikon dalam dunia komik Indonesia, dan ia berhasil mempertahankan eksistensinya di tengah kompetisi dengan komik luar negeri yang banyak masuk ke Indonesia.

Sosok di Balik Keberhasilan Komik Indonesia

Meskipun mencapai puncak kariernya, R.A. Kosasih tetap hidup dengan kesederhanaan. Setelah kehilangan sang istri, Lily Karsilah, pada akhir hidupnya, ia tinggal bersama putri satu-satunya, Yudowati Ambiyana, di Ciputat, Tangerang Selatan. Rumah di Bogor yang telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya ditinggalkan sejak 1993.

Pada tanggal 24 Juli 2012, R.A. Kosasih meninggal dunia di Ciputat, Tangerang Selatan, meninggalkan warisan besar bagi dunia komik Indonesia. Banyak seniman, terutama di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Yogyakarta, merasa kehilangan sosoknya yang telah mendefinisikan komik Indonesia melalui karya-karyanya.

Legasi yang Abadi

Sebagai seorang pelopor, R.A. Kosasih bukan hanya dikenal sebagai maestro komik, tetapi juga sebagai Bapak Komik Indonesia. Karyanya yang mengangkat cerita wayang ke dalam bentuk komik tidak hanya membuatnya dihormati di kalangan penggemar komik, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan budaya Indonesia melalui seni bergambar. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pembentuk dan pendefinisi komik Indonesia, dan kiprahnya dalam dunia seni grafis tidak akan pernah terlupakan.