Porosmedia.com — Sebenarnya saya tidak ingin berkomentar terkait dengan Pidato Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada saat ulang tahun ke-17 partai yang ia pimpin.
Namun saya selalu terusik dengan beberapa isi pidato Prabowo Subianto dihadapan para kader Partai Gerindra, Pimpinan Partai Politik dan para menteri Kabinet Merah Putih.
1. Teriakan Hidup Jokowi menunjukkan siapa aslinya Prabowo Subianto yang mempertegas bahwa ia benar-benar dibawah bayang-bayang Joko Widodo (Jokowi). Kalau ada pepatah mengatakan ibarat Serigala berbulu domba namun saya melihat Prabowo ibarat kucing berbulu macan atau harimau. Ketika Prabowo belum menjadi Presiden sangat terlihat begitu garang namun begitu menjadi Presiden langsung begitu terlihat tunduk dibawa ketiak Jokowi. Ternyata Prabowo hanya bisa mengeong, bukan mengaum dan tidak akan bisa menjadikan Indonesia menjadi Macan Asia.
2. Pernyataan Prabowo yang membantu Prabowo Subianto memenangkan Pilpres menyingkap secara terang benderang tentang ketidaknetralan Jokowi saat menjadi Presiden. Sangat mungkin kecurigaan beberapa pihak terkait kecurangan pada saat pilpres yang lalu memang benar.
3. Mengenai kritik beberapa pihak terkait Kabinet Gemuk, Prabowo mengatakan tidak peduli menunjukkan seorang pemimpin yang arogan dan otoriter. Seharusnya Prabowo mempertimbangkan aspirasi masyarakat baik itu seorang pengamat, akademisi, aktivis atau yang lainnya. Prabowo harus ingat bahwa yang memberikan mandat kepadanya bukan Partai Gerindra atau Jokowi. Sehingga sudah seharusnya mempertimbangkan aspirasi masyarakat atau memberikan tanggapan sebagai pemimpin yang terhormat. Kembali saya mengingatkan, bahwa Soeharto yang berkuasa saja bisa jatuh oleh kekuatan mahasiswa dan rakyat.
4. Pernyataan yang tidak pantas seperti ndasmu sangatlah tidak pantas dari ucapan seorang Presiden yang sangat menjunjung tinggi etika. Apalagi dalam dalam sila ke-2 Pancasila adalah menuntut masyarakat Indonesia beradab. Bagaimana masyarakat Indonesia akan berperilaku beradab sedangkan pemimpinnya tidak memberikan contoh yang baik.
Prabowo tidaklah pemimpin yang baik karena tega memaki rakyatnya yang memberikan kritik kepadanya. Rakyat yang memberikan mandat kepada Prabowo tentu lebih berhak memakinya.
Saya curiga, ajakan Prabowo membangun koalisi permanen karena ia ragu akan mampu menyelesaikan kepemimpinannya sampai 2029 karena rakyat sadar dan mencabut mandat melalui pergerakan massa seperti tahun 1998.
Saya berharap Prabowo segera menyadari kesalahannya dan memperbaiki sebelum rakyat menyadari dan melakukan pergerakan.
Direktur Rumah Politik Indonesia
Fernando Emas