Pantas Inggit Garnasih di Catatan Hari Pahlawan 2024 : Mengenang Pejuang Tulus dan Tangguh yang Terlupakan

Jajat Sudrajat

Porosmedia.com — Merdekaaa……salam sehat memasuki November. Tentu kita meninggalkan Oktober ke November dengan berbeda rasa. Saya dengan  perasaan amat sedih.  Karena di November ini  bangsa Indonesia akan memperingati salah satu hari yang bersejarah; hari Pahlawan. Itu untuk mengenang keheroikan, ketulusan, kerelaan para pejuang berkorban untuk memerdekakan bangsanya.

Yah pengorbanan.

Itulah sebabnya, di berbagai kesempatan kita melakukan hening cipta untuk mengenang tiga aspek yang amat esensial dalam perjuangan mereka;  *ketulusan berjuang, kerelaan berkorban, keberanian menantang risiko* untuk sebuah cita-cita besar; kemerdekaan bangsanya. Sebab seperrti  kata Prof Dr Mahfud MD  dalam suatu wawancara yang telah beredar luas; tidak seperti bsngsa-bangsa lain yang diberikan kemerdekaan; Bangsa Indonesia merebut kemerdekaannya. melalui perjuangan yang sangat berat.

Untuk mengenang dan menghargai pengorbanan mereka, bangsa Indonesia melakukan aneka ritual; hening cipta, menetapkan hari spesial 10 November, membuat makam khusus serta memberikan penghargaan khusus kepada mereka yang dianggap layak. Sampai November 2023, pemerintah  telah menetapkan 206  orang sebagai pahlawan nasional masing-masing 190 laki-laki dan 16 perempuan. Dalam hal inilah saya amat sedih karena  sampai hari ini PANTAS INGGIT GARNASIH seorang pejuang  tangguh dari Bumi Priangan yang sungguh-sungguh tulus  menyerahkan hidupnya untuk kemerdekaan bangsanya,  tapi sampai hari ini bangsanya tak kunjung mengakui perjuangannya.

Kita bangga dengan buku  INDONESIA MENGGUGAT?  Buku itu tidak akan pernah ada jika tidak ada PANTAS INGGIT yang kadang terpaksa  jalan kaki bersama si kecil Ratna Juwita anak angkat mereka  ke Banceuy karena tidak punya uang, tetapi ia lakukan untuk menyemangati Bung Karno serta menyelundupkan bahan-bahan tulisan.

Baca juga:  Tidak Lakukan Klarifikasi Terkait Radikalisme dan Teroris, Pansel Kompolnas Tak Profesional Dalam Menggugurkan Peserta

Sedemikian teguhnya, ia relah berjalan di hutan Muko-muko menemani Bung Karno dalam pelarian  dari Bengkulu ke Padang tanpa pernah mengeluh. PANTAS INGGIT jalan kaki dengan sarung, kondisi yang amat merepotkan, namun semangat juangnya  mengalahkan seluruh kerepotan dan kesulitannya.

Tak cukup seribu lembar untuk mengisahkan begitu banyak kerepotan dan kesulitannya dalam perjuangannya tetapi semua ia terobos, seperti ia menerobos hutan belantara di pesisir barat Sumatera tanpa pernah mengeluh. PANTAS INGGIT GARNASIH sungguh pejuang tangguh. Tetapi sayang bangsa ini teramat kikir untuk menghargai ketulusan dan ketangguhannya. Kikir, sampai lama sekali baru rumah tempat tinggalnya di Bandung baru bisa terawat seadanya. Padahal rumah itu rumah yang sangat bersejarah.

Kikir, maka hanya di Bandung saja, namanya diabadikan pada sebuah jalan, itupun tak semua penghuni di jalan itu iklas  menggunakan nama PANTAS INGGIT sebagai nama jalan.

Kikir,  maka barang-barang milik PANTAS INGGIT bersama BUNG KARNO  berserakan sana sini tak terurus.

Saking kikirnya,  bangsa ini, maka satu-satunya permintaan PANTAS INGGIT, ingin dimakamkan di Cigereleng, tak diizinkan Pangkomkamtib.

Sungguh menyedihkan, bila menyadari besarnya jasa PANTAS INGGIT dengan perlakuan bangsanya  padanya yang amat kikir.

Padahal ia sangat pantas untuk  dibuatkan patung besar di tengah Kota Bandung, dan namanya pantas diabadikan sebagai nama jalan tidak hanya di seluruh kota- kota di Jawa Barat tetapi juga di berbagai kota lainnya.

Berapa biaya membangun sebuah patung besar ?  Lima, sepuluh, dua puluh miliar ? Itu terlalu kecil dibanding pengorbanannya. Ketulusan dan ketangguhannya tidak dinilai dengan rupiah seberapapun jumlahnya.

Baca juga:  Jumat Berkah, Prajurit dan PNS di Mabesad dan Masyarakat Dapat Bingkisan Dari Kasad

Dan apa ruginya untuk mengakuinya sebagai pahlawan nasional ?
Kenapa bangsa ini teramat sulit untuk mengakui jasanya ?
Pemerintah yang silih berganti, tak satupun yang ikhlas mengakui jasanya.

Entahlah kalau Prabowo. Karena baru Prabowolah yang berani meneriakkan Salam Nasional di depan forum MPR RI saat memulai memangku jabatannya sebagai Presiden RI ke 8. Luar biasa semangat nasionalismenya
Bahkan ia menamakan kabinetnya, Kabinet Merah Putih. Semoga beliau sadar, Merah Putih ada karena juga tetesan keringat dan cucuran air mata seorang perempuan tangguh dari Tanah Sunda; PANTAS INGGIT GARNASIH.

Jacobus K Mayong Padang, TG

Kalibata, satusebelasduanolduaempat.
Konsisten sangat mahal,
Pragmatisme selalu temukan alas

Para Pengusung

Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Jawa Barat, pada 17 Februari 1888. Sewaktu masih remaja, Inggit telah menjadi kembang desa di kampungnya. Banyak pria yang berusaha mendekat dan mencuri hatinya. Ia juga pernah dipersunting oleh Nata Atmaja, Patih di Kantor Residen Priangan.

Kini tak habis diskusi tentang Inggit Garnasih sebagai perempuan dibalik perjuangan Soekarno. Kenny Dianis  selaku putri Sekjen Institut Inggit Garnasih yang berharap Ibu Inggit Garnasih diresmikan menjadi pahlawan nasional oleh presiden ke 8 Prabowo Subianto.

Lewat catatan mengapresiasi Ibu Inggit Garnasih, Kenny panggilan akrab berharap banyak tokoh yang mau mengusung Ibu Inggit Garnasih sebagai Pahlawan bangsa.

Kenny mengaku sebagai pendiri Insitute Inggit Garnasih tetap optimis pengangkatan Pahlawan bagi Ibu Inggit Garnasih. Pasalnya Kenny merespon pesan pengusul seperti Endang Karman, Prof. Nina Lubis yang sekarang sebagai Biro Kesra Jawa Barat dan Prof Reiza, meskipun belum berhasil.

Baca juga:  KASN Berikan Penghargaan Meritokrasi Pada Pemkot Cimahi

Banyak langkah yang dilakukan usulan ini. Terkahir sebagai penguatan menyampaikan kembali kepada Presiden Jokowi Widodo dan Risma mantan menteri sosial untuk direspon usulan Institut Inggit Garnasih bersama Kemal Asmarahadi sebagai cucunya.

Teringat bagi Kenny perjuangan bagi Ibu Inggit Garnasih dengan mediasi diantaranya kepada Biro Kesra Jabar, akademisi, peneliti sejarah Inggit dan Soekarno, seminar di Hotel Homan Bandung, Hotel Sunrise Soreang Kab. Bandung, DPD Jawa Barat dan Partai PDIP.

Serius Kenny melangkah, sehingga publik ke depan ada gerakan lapangan untuk mendukung.

Kenny jujur tidak bisa melakukannya sendiri. Butuh bantuan dari seluruh kepentingan di Jawa Barat yang mencintai perjuangan 2 tokoh ini seperti marhaenisme, pecinta Soekarno dan Keluarga besar Ibu Inggit Garnasih.

Dengan kehadiran para tamu di Institut Inggit Garnasih, termasuk Kemal Asmarahadi mendukung apapun yang dilakukan untuk menjunjung kebaikan nama Ibu Inggit Garnasih.

Kenny juga berdiskusi tak lepas sendiri, masih mengikuti apa arahan Dr Harjoko Sangganagara, Dr. (cand) Ibrahim Djuned Hutapea. Dan masih komunikasi kalaupun jauh dengan ketua Institut Inggit Garnasih yang sedang melakukan program Doktor di Semarang Ir. Aswiandi,MT.

semoga di hari Pahlawan tahun 2024, Presiden Prabowo Subianto bisa merestui keinginan semua pengusung.