Keluarganya tinggal di daerah antara Sungai Eufrat. Ayah dan kakeknya bekerja sebagai petani. Alih-alih meneruskan jejak ayah dan kakek nya, beliau lebih menyukai berkarier sebagai penulis dan ilmuwan eksperimental. Sebagian besar usianya dihabiskan untuk belajar.
beliau meninggal pada 1206. Ada pula sebagian orang yang menyebut, tokoh ini meninggal dunia dalam usia 70 tahun pada 1220. Sumber-sumber yang pasti yang menjelaskan tentang kelahiran dan kematiannya memang cukup minim. Bahkan, hingga kini kalangan sejarawan sukar memastikan lokasi di mana tempat kuburannya berada.
Sejak masih kecil, al-Jazari sudah dapat menunjukkan bakatnya dalam merancang pesawat sederhana. Sebagai contoh, saat umurnya menginjak 14 tahun beliau membuat kincir air kecil yang ditarik dengan tenaga tawon. Pada saat itu, kakek nya sangat antusias melihat kreativitas yang ditunjukan cucunya itu.
Akan tetapi, sikap ayahnya kurang senang. Ismail Al-Jazari diharapkan lebih sering pergi ke ladang, alih-alih menghabiskan waktu di dalam kamar untuk membaca buku.
Ia bergeming, Apalagi dukungan tetap diperolehnya dari orang-orang terdekat. Kakeknya bahkan sering membawakan buku-buku pinjaman untuk dibaca. Pada akhirnya, ayahnya menerima dengan tangan terbuka cita-cita putranya yang ingin menjadi ilmuwan itu.
Selama 6 tahun, al-Jazari menuntut ilmu secara otodidak, khususnya di dalam bidang keahlian teknik atau engineering.
Berbagai pengetahuan mendasar terkait itu semua didapatnya dari bahan bacaan semata, seperti teks-teks terjemahan berbahasa Arab atas manuskrip-manuskrip Yunani Kuno, termasuk risalah hukum Archimedes tentang gaya benda di dalam air.
Sebelum mencapai usia akil baligh, beliau sudah dikenal masyarakat lokal sebagai pembuat mainan anak-anak, semisal kereta-keretaan. Bukan sembarang mainan. Sebab, benda hasil kreasinya itu dapat maju dan mundur sendiri tanpa harus selalu digerakkan oleh tangan.
Dengan keahliannya itu, beliau mendapatkan penghasilan yang cukup. Reputasinya pun kemudian sampai ke telinga para pejabat. Saat menginjak usia remaja, beliau ikut hijrah dengan keluarganya ke wilayah negeri Artuqid, yaitu wilayah sekitar perbatasan timur negara Turki modern. Kalangan bangsawan Dinasti Artuqid sangat terkesan dengan kemampuan al-Jazari.
Lanjut halaman berikutnya >>>