Cerpen  

Maaf Pak Kyai, Agama itu apa sih ?

Avatar photo

Porosmedia.com – Maaf Pak Kyai, agama itu apa sih ? tanya salah seorang murid KH. Ahmad Dahlan ( Pendiri Muhammadiyah ) lalu sang Kyai tidak langsung menjawab malah mengambil Biola dan memainkan sebuah Simphony dengan begitu piawai, mendayu dan syahdu.

murid-murid khusuk mendengarkannya, terasa tenteram dan damai, mereka tak ingin sang Kyai berhenti memainkannya.

“Itulah agama “, Kata KH. Ahmad Dahlan usai memainkan alat musik yang diperolehnya dari seseorang dikapal dalam perjalanan pulangnya dari Mekah.

Kini beliau meminta salah seorang muridnya memainkan Biola itu. sang murid ragu-ragu karena tidak pernah menyentuh benda itu, apalagi memainkannya.  tapi karena Kyai yang mendesaknya, dia berusaha memainkannya juga.

 

Tak ayal, bukan suara merdu yang keluar, tapi gesekan tidak teratur, sumbang dan memekakan telinga.

” Itu juga agama “, kata KH.Ahmad Dahlan setelah sang murid menghentikan aksinya karena tidak tahan ditertawakan teman-temannya.

Agama hadir harusnya untuk menenteramkan, menyejukan, mengayomi bagi mereka yang dapat memahaminya secara benar, tapi ketika tidak dipahami secara benar maka agama akan terasa hambar, memekakan, meresahkan, bahkan sampai pertikaian berdarah.

Baca juga:  Ragam Manfaat Kacang Pinus dan Efek Sampingnya

Agama hadir harusnya untuk menjadikan rendah hati, menghilangkan keangkuhan dan ego yang tinggi, menegakan toleransi agama dan sosial, tidak merasa paling benar sendiri, tetapi sebagian tinggi hati, didalam keangkuhan dan ego yang tinggi, intoleransi dan merasa paling benar sendiri.

Agama hadir harusnya untuk menjadikan akhlak semakin baik, tetapi sebagian malah akhlaknya didalam keburukan.

Agama hadir harusnya untuk menghadirkan pesona keramahan dan kasih, hadir dengan wajah yang ramah, tetapi sebagian hadir dengan wajah pemarah dan kebencian.

Agama hadir harusnya untuk menjadi lampu yang menerangi kegelapan hati, tetapi sebagian malah bikin hati menjadi gelap. Lampu dipadamkan, agama disalah gunakan.

Agama hadir harusnya untuk mencerahkan pikiran, tetapi sebagian malah didoktrin tidak boleh menggunakan akal, tidak boleh berpikir dan bersuara kritis, harus patuh mengikuti saja, akhirnya pikiran menjadi beku.

Agama hadir harusnya untuk kedamaian, persatuan dan persaudaraan tetapi sebagian malah bercerai berai, menghadirkan kekerasan, ketakutan dan permusuhan, sebagian malah tidak bisa bersatu karena kefanatikan mazhab.

Baca juga:  Deandles menghancurkan Keraton Banten 

Agama hadir untuk manusia dan bukan untuk Tuhan, dalam bingkai kemanusiaan.

Agama hadir untuk cinta, cinta kasih kepada sesama.

Rof Sin