Kenapa Harga BBM Naik Lagi? Berikut Sebabnya

Kenapa Harga BBM Naik Lagi? Berikut Sebabnya
Foto: MyPertamina.id

Jakarta, Porosmedia.com Beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) yang dijual PT Pertamina (Persero) mengalami kenaikan. Padahal, belum sebulan perusahaan pelat merah ini melakukan penyesuaian harga.
Seperti dirangkum detikcom, Jumat (4/3/2022), pada 12 Februari 2022, Pertamina menaikkan harga Pertamax Turbo hingga Rp 1.500 per liter. Dexlite dan Pertamina Dex juga ikut naik masing-masing Rp 2.650 dan Rp 2.050.

Sebagai contoh harga Pertamax Turbo di DKI Jakarta yang sebelumnya Rp 12.000 per liter, kini naik menjadi Rp 13.500 per liter. Kemudian untuk Dexlite dari sebelumnya Rp 9.500 per liter menjadi Rp 12.150 per liter. Terakhir, untuk Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 11.150 per liter menjadi Rp 13.200 per liter.

“Pertamina melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” bunyi keterangan Pertamina.

Baca juga : Harga BBM Naik Per Hari Ini

Tak sampai sebulan, Kamis lalu (3/3) Pertamina kembali menaikkan harga beberapa jenis BBM. Dikutip dari situs resmi MyPertamina, ada tiga jenis BBM yang mengalami kenaikan harga, yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Kenaikan harga tersebut berlaku di seluruh Indonesia.

Kenaikan harga BBM nonsubsidi ini berbeda-beda di masing-masing wilayah atau provinsi, yakni berkisar Rp 500-1.100 per liter.

Harga Pertamax Turbo di DKI Jakarta yang sebelumnya Rp 13.500 per liter, kini naik menjadi Rp 14.500 per liter. Kemudian untuk Dexlite dari sebelumnya Rp 12.150 per liter menjadi Rp 12.950. Terakhir untuk Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 13.200 per liter menjadi Rp 13.700 per liter.

Sementara, untuk BBM Pertamina jenis Pertamax dan Pertalite yang banyak digunakan masyarakat tidak mengalami kenaikan harga.

Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, BBM yang mengalami penyesuaian harga tersebut merupakan BBM nonsubisidi untuk masyarakat mampu.

“3 BBK (Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertadex) merupakan Bahan Bakar Minyak Non Subsidi untuk masyarakat mampu, dan porsinya hanya 3% dari total konsumsi BBM nasional,” katanya kepada detikcom.

Dia mengatakan, penyesuaian harga BBM Pertamina tersebut lantaran mengikuti pasar global. Penyesuaian ini sesuai ketentuan Kementerian ESDM.

“Penyesuaian mengikuti harga market global dan sesuai ketentuan Kementerian ESDM, dan harga akan di-review rutin setiap dua minggu,” katanya.

Menurutnya, meskipun operator lain sudah menyesuaikan harga lebih dulu. Harga BBM Pertamina disebut masih lebih kompetitif.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyoroti dampak konflik antara Rusia dan Ukraina. Ketegangan dua negara ini telah membuat tren harga minyak dunia terus meningkat.

Demikian halnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP). Perkembangan ICP bulan Februari 2022 per tanggal 24 tercatat sebesar US$ 95,45/barel.

“Data sementara ICP bulan Februari 2022 per tanggal 24 sebesar US$95,45/barel. Kalau harga minyak Brent, sudah lebih dari US$100/barel. Sejak ICP naik diatas US$ 63/barel (asumsi APBN 2022), kita terus monitor dan antisipasi dampaknya. Tidak hanya harga minyak, tapi harga LPG seperti CP Aramco,” ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi dalam keterangan resmi, Minggu (27/2) lalu.

Kenaikan harga minyak juga berdampak pada sektor lainnya khususnya transportasi dan industri yang mengkonsumsi BBM nonsubsidi.

“Tren kenaikan harga minyak dunia bisa mengerek harga keekonomian BBM,” kata Agung.

Baca juga:  Berdasarkan Arahan Kementerian Kesehatan RI, Dinkes Kota Cimahi Sudah Sediakan Fasyankes untuk Pasien Terdampak Cacar Monyet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *