Porosmedia.com, Bandung – Dalam rangka memperkuat komitmen terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Jurnalis Bela Negara (JBN) akan menggelar diskusi bertajuk “Peran Media dalam Bela Negara” dalam waktu dekat.
Diskusi ini bertujuan untuk membahas tantangan yang dihadapi bangsa, khususnya di era digital.
Shahadat Akbar, Ketua JBN Provinsi Jawa Barat, menjelaskan bahwa ancaman terhadap bangsa tidak hanya bersifat fisik tetapi juga informasi.
“Melalui pemberitaan yang benar, akurat, dan berimbang, jurnalis memiliki peran strategis untuk menjaga stabilitas bangsa,” ujarnya.
Diskusi ini dijadwalkan akan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, praktisi media, serta perwakilan TNI-Polri.
Fokus diskusi akan menekankan kolaborasi lintas sektor dalam memerangi hoaks dan propaganda yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Jurnalis senior Harri Safiari menambahkan, pembentukan organisasi profesi Jurnalis Bela Negara bukan berarti mendukung propaganda pemerintah, melainkan keberpihakan kepada kebenaran, keadilan, dan kepentingan rakyat. “Kita harus menjadi filter sekaligus benteng informasi,” tegas Harri.
Sebagai penutup, diskusi akan diakhiri dengan deklarasi bersama dan penandatanganan komitmen untuk menjunjung tinggi etika jurnalistik serta menjaga kedaulatan informasi demi terciptanya Indonesia yang aman dan damai.
Dalam kesempatan ini, JBN diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam melawan disinformasi dan menjaga kedaulatan informasi.
Sebelum diskusi, pada hari yang sama, JBN juga mengadakan Nonton Bareng (Nobar) pertandingan sepak bola Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia melawan China.
Kegiatan Nobar ini dilaksanakan di Kantor Pusat JBN, Teras Sangkuriang, Lantai 2 No. 39, Kawasan Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran No. 108, Kota Bandung.
Acara Nobar didukung penuh oleh EIGER, Dandim 0610/Sumedang Letkol Kav Christian Gordon Rambu M.Si (Han), serta pengusaha lokal, diantaranya Pemilik Bakmie Parahyangan dan Wawan.
Dengan semangat Bela Negara, para jurnalis diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan pelindung masyarakat dari ancaman informasi palsu yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.(RLS)