Jejak Suharto, Kunjungan presiden Soeharto ke Bosnia tahun 1995

Avatar photo

#Repost @jejaksoeharto
——

Porosmedia.com — Kunjungan presiden Soeharto ke Bosnia tahun 1995. Ada cerita unik saat kunjungan pak Harto waktu, berikut ceritanya :

Pada Maret 1995, Presiden Soeharto bersama rombongannya tiba di Eropa. Mereka sempat singgah di Zagreb, Kroasia dan bertemu langsung dengan Presiden negara itu Franjo Tudjman.

Soeharto dalam kunjungan ini dikawal oleh Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Sjafrie Sjamsoeddin dan Komandan Detasemen Pengawal Pribadi (Dandenwalpri) Presiden Unggul K. Yudhoyono.

Di Kroasia, rombongan Indonesia mendapat kabar tentang pesawat yang ditumpangi utusan khusus PBB, Yasushi Akashi, ditembak jatuh pada 11 Maret 1995 saat terbang ke Bosnia.

Namun, kabar ini tidak menciutkan nyali Soeharto. Pada 13 Maret 1995, Pak Harto pamit kepada Presiden Kroasia sebelum terbang ke Bosnia menggunakan pesawat sewaan buatan Rusia yang dibuat oleh PBB.

Sebelum pesawat lepas landas, rombongan Indonesia, termasuk Soeharto diminta untuk mengisi formulir pernyataan risiko. Formulir tersebut menyatakan bahwa PBB tidak akan bertanggung jawab atas kejadian apapun yang menimpa Soeharto dan rombongan dalam kunjungan tersebut.

Baca juga:  Dampak pelebaran Jalan yang Belum di Cor, Lakalantas Tunggal Kerap Terjadi, Kabid Jalan & Jembatan Diduga Cuek

Sjafrie Sjamsoeddin saat itu duduk di depan Pak Harto sambil membawa helm dan rompi. Ia bermaksud supaya sang presiden meminta kedua pengaman tersebut untuk dikenakan. Namun, Pak Harto justru memberi instruksi yang aneh.

“Helmnya nanti masukkan Taman Mini, ya! Nanti helmnya masukkan ke Museum Purna Bhakti,” seru presiden kepada Sjafrie. Hal ini tertulis dalam kisah kunjungannya yang ditulis langsung oleh Sjafrie dalam buku Pak Harto: The Untold Stories.

Pak Harto juga enggan memakai rompi anti peluru seberat 12 kg seperti rombongan lainnya.

“Eh, Sjafrie, itu rompi itu kamu cangking (bawa) saja. Kamu cangking saja,” pinta Pak Harto.

Sjafrie pun mengiyakan. Pak Harto pada akhirnya mendarat hanya mengenakan jas dan kopiah. Padahal, setibanya rombongan di Sarajevo, Sjafrie sempat melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk merontokkan pesawat terbang.

#soeharto