Farhan: Bandung Adalah “Beacon of Jazz” yang Bersuara untuk Dunia

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut Kota Bandung sebagai pusat kreativitas musik dan budaya yang memancarkan pengaruhnya ke dunia melalui gelaran The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2025.

Dalam sambutannya, Farhan menyebut Bandung sebagai “Beacon of Jazz”, atau mercusuar jazz dunia yang menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya berbagai musisi dan karya berkualitas.

“Kita deklarasikan Bandung sebagai A Beacon of Jazz — suara jazz dari Bandung untuk dunia. Karena dari Bandung-lah, suara jazz akan tiba dan menyebar ke seluruh penjuru dunia,” ujar Farhan di The Papandayan Hotel, Sabtu (4/10/2025).

Farhan menyampaikan apresiasi mendalam kepada para musisi, penggiat, dan komunitas jazz yang telah membangun ekosistem musik di Bandung selama bertahun-tahun. Ia menilai, keberhasilan TPJF merupakan buah dari konsistensi dan semangat kolaborasi para pelaku seni.

“Benih-benih itu sudah banyak lahir di Bandung, dan kita sangat mengaguminya. Namun, izinkan saya malam ini mengingatkan agar kita tidak lupa kepada para penanam benihnya. Tanpa mereka, benih ini mungkin akan berserakan,” tuturnya.

Baca juga:  Kinoy ‘Iding’ Preman Pensiun 8: Dari Vokalis Band Hingga Calo Bus Terminal di Layar Kaca

Menurut Farhan, Bandung akan terus menjadi tempat lahirnya para musisi hebat meskipun banyak di antaranya meniti karier di luar kota.

“Bandung selalu diakui sebagai tempat lahirnya musisi besar. Inilah yang membuat Bandung akan selalu menjadi The Beacon of Jazz — From Bandung to The World,” ucapnya.

Tahun 2025 menandai satu dekade penyelenggaraan TPJF. General Manager The Papandayan Hotel sekaligus Founder TP Jazz Management, Bobby Renaldi, menyampaikan bahwa edisi tahun ini mengusung tema “A Culture Resonance”, sebagai perayaan perjalanan 10 tahun festival yang menggabungkan musik, budaya, dan gaya hidup.

Sejak pertama kali digelar pada 2015, TPJF telah menjadi wadah konsisten bagi musisi jazz lintas generasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Tahun ini, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada The Papandayan sebagai satu-satunya hotel di Indonesia yang berhasil menyelenggarakan festival jazz tahunan selama 10 tahun berturut-turut.

“Sejak awal, TPJF bukan sekadar festival musik, melainkan panggung budaya dan simbol keterbukaan yang kami hadirkan dari Bandung untuk dunia. Melalui tema A Culture Resonance, kami ingin menegaskan bahwa jazz adalah bahasa universal yang merangkul semua orang,” ujar Bobby.

Baca juga:  6 Tips Memperbaiki Lapisan Barrier (Pelindung) Pada Kulit

Festival TPJF 2025 menghadirkan delapan panggung musik di berbagai area hotel, mulai dari Suagi Grand Ballroom, Tropical Garden, Pool Deck, hingga Pasar Jazz.

Deretan penampil mencakup Afgan, HIVI!, Reality Club, Iwa K, Ziva Magnolya, serta para maestro jazz seperti Barry Likumahuwa & The Rhythm Service feat. Trie Utami, Bandung Jazz Orchestra, dan Dwiki Dharmawan feat. Rimar Callista.

Selain konser utama, TPJF 2025 juga menghadirkan Tribute to Legendary Musicians untuk mengenang Utha Likumahuwa, serta memberikan TPJF Lifetime Achievement Award kepada mendiang Harie Roesli.

Area Pasar Jazz kembali menjadi daya tarik utama dengan puluhan tenant kuliner dan UMKM lokal yang menghadirkan perpaduan antara musik, seni, dan kreativitas khas Bandung.

“Kami ingin TPJF menjadi festival yang dapat dinikmati semua kalangan. Dengan akses gratis ke Pasar Jazz, masyarakat bisa menikmati seni, kuliner, dan atmosfer kebersamaan khas Bandung,” ujar Tyagita R. Hermawan, Event Director TP Jazz Management.

The Papandayan Jazz Fest 2025 berlangsung selama dua hari, 4–5 Oktober 2025, dan menjadi bukti nyata bahwa Bandung terus menggaungkan semangat musik, budaya, dan kreativitas ke panggung dunia.

Baca juga:  Stereo Wall Resmi Bergabung dengan Musica Studios, Lagu ‘Home’ Jadi Awal Perjalanan Baru