Porosmedia.com, Kota Bandung – Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kota Bandung mengadakan pertemuan Silaturahmi, Rapat, sekaligus Buka Bersama, Senin, (25/03).
Dalam pertemuan FPRB membahas terkait isu potensi ancaman kebencanaan yang berkaitan dengan kondisi Kota Bandung saat ini dan beberapa wilayah sekitarnya untuk
menjadi langkah mitigasi bencana berkelanjutan.
Acara yang dibuka oleh Trio Meirdiano Ketua FPRB Kota Bandung yang dihadiri pula para pengurus dan perwakilan komponen FPRB Kota Bandung. Disamping itu, turut hadir Panji selaku Ketua FPRB Kota Cimahi, Arie
HIMPSI yang mewakili FPRB Kabupaten Bandung dan Windu Mulyana FPRB Yogyakarta.
Satu agenda yang disepakati di acara tersebut menurut Trio Meirdiano bahwa FPRB kota Bandung akan membentuk FPRB ditingkat Kecamatan dan Kelurahan sebagai salah satu program FPRB Kota Bandung.
sejak awal, lanjut Trio bahwa FPRB siap menjadi garda terdepan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi upaya pengurangan risiko bencana kepada semua pihak sesuai ancaman pada peta wilayahnya dengan harapan mampu menekan risiko diberbagai aspek.
“Hal ini, harus dipersiapkan dan tersusun dengan jelas. Baik dari potensi sumber daya manusia, komponen maupun dukungan administrasi dan birokrasi Pemerintah Kota Bandung”, tutur Trio menyambung.
Karena itu, masih kata Trio diperlukan sinergitas dan kesadaran bersama dalam upaya pengurangan risiko bencana menjadi bagian penting, ucapnya.
Mengingat Bandung adalah Ibu Kota Jawa Barat dengan jumlah jiwa yang cukup banyak serta tempat berputarnya sentral roda penghidupan yang menjadi tumpuan.
Saat ini apabila terjadi bencana, masih menjadi tanggung jawab Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana berkenaan Kota Bandung belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Bukan hal yang mudah untuk Bidang PB melaksanakan tugasnya apabila tidak merangkul dan menggandeng banyak pihak.
Karena itu, Kepala Seksi Mitigasi Bencana Diskar PB Kota Bandung, Amires Pahala yang juga menjadi Koordinator Bidang Peningkatan Kapasitas FPRB Kota Bandung berbicara dalam pertemuan ini mengenai pentingnya langkah mitigasi yang harus terus menerus dilakukan.
Sentuhan kewilayah perlu dilakukan bersama-sama. Bergeraknya FPRB menjadi harapan dan ujung tombak, agar semua dapat bersinergi untuk concern terhadap upaya pengurangan risiko bencana.
Disampaikan juga oleh Dewan Pakar FPRB Kota Bandung, Tutty Sodjakusumah Psikologi Unpad, Mudrik Daryono BRIN, Uceu Yusuf Maulana Budayawan, Ferdi Ligaswara, hadir memberikan paparan akademis dan petikan pengalaman kepada semua yang hadir.
Ditambahkan oleh perwakilan Pusdalops BNPB yang juga hadir, Yusep mengatakan sistem komunikasi kebencanaan agar segera bisa dibangun bersama berbagai pihak untuk menjadi kesiapan Kota Bandung dalam memudahkan komunikasi sebagai langkah antisipasi sebelum maupun menghadapi saat terjadinya bencana