Porosmedia.com – Bila menyimak buku karangan Ir *Haryoto* *Kuntho* didalam bukunya Bandoeng Tempo Doelo penyebutan kota Bandung sebagai kota Paris Van Java sudah tidak terlalu asing ditelinga kita.
Tujuan dari penyematan nama tersebut pada salah satu kota di Jawa Barat tak pelak memang memiliki muatan sejarah yang sarat mengandung makna filosofis mendalam idè imperialis pada masanya.
Begitu juga dengan era kini nama itu begitu melekat ditelinga para pemirsa diseluruh penjuru tanah air, bahkan tak segan² nama itupun melekat dihati sanubari investor guna menjadikan pusat perbelanjaan yg berdomisili di Jalan Sukajadi Bandung.
Namun kali ini paparan cerita diatas tidak membahas julukan nama tsb lebih jauh, sejenak ingin menoleh semerbak mewanginya kota Bandung , laksana kota bertaburan kembang disana sini .
Taburan warna disini lebih tertuju pada keragaman kuliner yg merebak bagaikan , tumbuh suburnya jamur pada saat musim penghujan .
Fenomena ini apakah bisa disetarakan dengan kondisi perekonomian setempat yg setiap tahun memarginalkan angka pengangguran , sehingga harus mencoba membuka ikhtiar peluang usaha mandiri. Atau memang pemberdayaan dari pemerintah daerah untuk membuka lahan usaha dan peningkatan ekonomi kecil , melalui unit kecil umkm didaerah masing². Sebagai upaya meningkatan perekonomian masyarakat setempat agar mampu menghasilkan pundi² rupiah guna kesejahteran keluarganya.
Bila kita cermati dibeberapa ruas jalanan di Bandung, beragam warna rasa aroma kuliner sering kali memikat pesona konsumen guna mencicipi kudapan² yg dijajakan disetiap tempat ini.
Dengan banyaknya para penjaja kuliner di Bandung ini sebagian masyarakatpun mulai bergeser menyebut jargon Bandung kota kuliner, terlepas ini ada relevansinya atau tidak , memang kalau dirasakan kondisi ini kasat mata sangat kentara.
Coba para rekan² periksa sendiri sambil niat jalan kaki disepanjang jalan Cibadak , semua aneka ragam barang dagangan dijajakan.
Tak ayal yg lagi viral atau memang harus diupayakan menjadi booming dulu oleh media, guna menarik magnet konsumen datang berbondong- bondong mencoba cita rasa ” *Cuanki Coy Erick* *Brebet* ” berlokasi di pinggiran toko di jalan Cibadak , tepatnya bersebelahan dengan salah satu kuliner yg lebih dahulu viral yaitu kudapan sejenis leupeut / lontong beragam rasa , di jalan Cibadak no 8 yg tidak pernah surut dari pembeli .
Yg menarik dari cuanki ini harganya cukup kompetitif dengan merogoh kocek @ Rp. 10 K , bisa kita santap sendiri ataupun sesekali menjamu rekan makan ditempat. Akan tetapi untuk memperoleh pesananya diharap rela antri dan masing² pembeli mengambil antrian yg sdh disiapkan oleh Wanita paruh baya , energik , parasnya lumayan elok dengan senyum simpulnya ramah melayani setiap pemesanya. Uniknya no antrianya bisa mencapai angka puluhan bahkan ratusan tersedia .
Silahkan bagi para pemirsa yg penasaran bisa mendatangi tempatnya, bukanya berkisar dari pkl : 10.⁰⁰ – 14.⁰⁰ Wib.
# cuanki coy brebet
# bila puas datang kembali
# rasa tidak pernah bohong
# bsdr , 141124