Blogger Bandung Luncurkan Buku BANDUNG

"Bandung, Selalu Membuatku Jatuh Hati Berulang Kali"

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Bandung selalu memiliki daya tarik yang membuat siapa pun ingin kembali dan mengenangnya. Kota ini tidak hanya melahirkan cerita bagi warganya, tetapi juga bagi pendatang maupun wisatawan yang merasakan atmosfernya. Pesona inilah yang coba diabadikan oleh Komunitas Blogger Bandung melalui sebuah karya kolektif.

Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Komunitas Blogger Bandung meluncurkan buku berjudul “BANDUNG, Kota Sejarah – Wisata – Renjana – Budaya – Kuliner” yang diterbitkan oleh ITB Press. Komunitas ini, yang resmi berdiri pada 9 Desember 2015, merupakan wadah bagi para penulis blog yang berdomisili maupun beraktivitas di Bandung Raya.

Buku berukuran 176 mm x 250 mm ini memuat karya 23 blogger, disajikan dalam enam bab dengan tema: Bandungku, Bandung Kota Sejarah, Bandung Kota Wisata, Bandung Kota Renjana, Bandung Kota Budaya, dan Bandung Kota Kuliner. Meski tidak berpretensi menggambarkan Bandung secara keseluruhan, buku ini menawarkan perspektif autentik tentang kota yang dikenal memiliki “seribu wajah”.

Dalam bab Bandungku, para penulis berbagi kisah personal tentang masa kecil di Bandung, pengalaman menaiki bus Bandros, suasana Pecinan Lama, hingga refleksi Bandung sebagai “kota semua orang”. Bab Bandung Kota Sejarah memuat tulisan mengenai Stasiun Bandung, sejarah kawasan Ciateul, Mushala di salah satu pusat perbelanjaan, Laswi Heritage, hingga Pasar Cihapit.

Baca juga:  Bandung Butuh Arah Wisata yang Jelas dan Terukur

Pada bab Bandung Kota Wisata, pembaca diajak menelusuri ragam destinasi: Museum Geologi, perkebunan teh peninggalan Bosscha, wisata Ciwidey, hingga masjid bernuansa oriental di kota ini. Sementara itu, bab Bandung Kota Renjana menyoroti sisi romantis Bandung, mulai dari pengalaman menginap di hotel-hotel ikonik hingga glamping di kawasan utara Bandung.

Selain itu, bab Bandung Kota Budaya menampilkan tulisan tentang Asia Africa Carnival, kampung wisata Quran, berbagai pameran seni, museum, serta jejak sejarah Braga. Sebagai penutup, bab Bandung Kota Kuliner menghadirkan kisah tentang cita rasa khas seperti leunca, es campur Pa’ Oyen, dan kuliner legendaris lainnya.

Keistimewaan buku ini turut hadir melalui tulisan Marquis Tokugawa, seorang ilmuwan Jepang keturunan pendiri Shogun yang pernah berkunjung ke Bandung pada tahun 1929.

Bandung terus berkembang dengan wajah baru, baik dari segi wisata maupun kuliner. Namun, jejak sejarah dan kenangan yang terukir tetap menjadi identitas yang melekat pada kota ini. Melalui buku ini, para penulis berharap karya kolektif mereka dapat menjadi ruang inspiratif yang bisa dilengkapi oleh siapa pun, karena pada akhirnya Bandung dibangun oleh kreativitas warganya.

Baca juga:  Ateng Temukan Mortir Aktif, Polisi Lakukan Penyelidikan

“Ada sesuatu yang selalu menarikku kembali ke kota ini. Entah karena keramahannya, atau pesona yang tak pernah pudar. Menyusuri Braga, menyapa pelukis jalanan, menikmati taman kota, dan merangkai cerita tentang persahabatan serta cinta. Bandung, selalu membuatku jatuh hati berulang kali.”

Fiersa Besari | Porosmedia