Bandung Investment Forum 2025: Pemkot Bandung Perkuat Daya Saing Investasi dan Tawarkan 11 Aset Strategis

Avatar photo

Porosmedia.com, Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memantapkan posisinya sebagai salah satu destinasi investasi utama di Jawa Barat. Melalui gelaran Bandung Investment Forum 2025 di Hotel Aryaduta, Senin 17 November 2025, pemerintah menegaskan perubahan paradigma birokrasi: dari pola menunggu menjadi pola proaktif menjemput investor.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, menilai bahwa setiap investasi yang masuk harus memberi dampak nyata bagi masyarakat.

“Kami berharap setiap investasi dapat menambah peluang kerja bagi warga sekaligus memperbaiki kualitas ekonomi kota,” ujarnya.

Dalam pemaparannya, Iskandar menyoroti tiga faktor utama yang membuat Bandung kompetitif di mata investor:

1. Posisi strategis dan keterhubungan regional
Bandung kini bukan hanya penyangga Jakarta, tetapi juga bagian dari jaringan ekonomi baru di Jawa Barat.

2. Aksesibilitas yang meningkat
Kereta Cepat Jakarta–Bandung dan penguatan infrastruktur transportasi dianggap mempercepat mobilitas manusia dan logistik.

3. Kualitas SDM unggul
Sebagai kota pendidikan, Bandung melahirkan ribuan talenta setiap tahun yang menjadi fondasi industri kreatif, teknologi, hingga manufaktur skala kecil.

Baca juga:  Gagasan Ganjar : Selesaikan Masalah Konflik Laut Cina Selatan jangan sampai Berkepanjangan

Iskandar juga menyinggung peluang pengembangan aset milik masyarakat yang selama ini belum produktif, sebagai bagian dari strategi investasi lintas-sektor.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memaparkan terobosan berupa tiga skema investasi baru yang lebih fleksibel dan responsif terhadap dunia usaha:

1. Pemerintah sebagai mitra investasi
Kolaborasi langsung pemerintah dan investor dalam pengembangan aset.

2. Pemerintah sebagai matchmaker dan regulator
Mempertemukan dua pihak swasta yang ingin membangun joint venture di Bandung.

3. Pemerintah sebagai enabler
Pemerintah mengawal penuh proses investasi, memastikan dukungan regulasi, dan meminimalisasi hambatan birokrasi.

Farhan menekankan bahwa peran ketiga menjadi kunci agar realisasi investasi tidak mandek akibat prosedur yang panjang.

Keterbatasan lahan Bandung disebut sebagai tantangan sekaligus peluang. Harga tanah yang tinggi, menurut Farhan, justru menunjukkan nilai ekonomi kota yang terus meningkat dan menuntut inovasi investasi.

Pemkot Tawarkan 11 Aset dan Fokus pada Proyek Bernilai Tambah

Kepala DPMPTSP Kota Bandung, Eric M. Attauriq, menyampaikan bahwa pemerintah menawarkan 11 aset Pemkot kepada calon investor, bukan sekadar untuk disewa, tetapi untuk dikembangkan menjadi proyek bernilai tambah.

Baca juga:  Koperasi Merah Putih, Usaha Baru dari Sampah: Ketika RW Jadi Motor Ekonomi Warga

Beberapa peluang yang dipromosikan di forum ini antara lain:

Sekemala Integrated Farming, model pertanian modern berbasis ekonomi hijau.

Revitalisasi pasar tradisional, mengarah pada pasar modern yang kompetitif dan berdaya saing.

Salah satu aset yang menarik perhatian adalah eks TPA Pasir Impun, yang berpotensi diubah menjadi kawasan produktif seluas 9,8 hektare.

Eric menyebut bahwa realisasi investasi Bandung pada triwulan III 2025 telah mencapai Rp10,1 triliun, melampaui rata-rata target Rp7 triliun.

Dalam forum tersebut, sekitar 50 dari 105 investor yang diundang hadir dalam sesi khusus bersama Wali Kota.

Rangkaian acara akan berlanjut pada Bandung Investment Summit pada 25 November 2025.

“Arahan Wali Kota jelas: pemerintah harus proaktif. Tantangannya adalah memastikan seluruh peluang investasi terintegrasi pada tahun 2026, dan kami siap menjembatani,” ujar Eric.