Porosmedia.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah perbatasan timur Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung dan sekitarnya, Kamis (07/04/2022) siang hingga sore mengakibatkan sejumlah tanggul dan tembok penahan tebing (TPT) jebol diterjang luapan air.
Melansir KejakimpolNews.com, Jumat (08/04/2022), terjangan banjir ini menimpa sebagian wilayah di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dan Kompleks Perumahan Bumi Panyileukan, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung.
Di Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Rancaekek Kulon, satu tanggul jebol dampak Sungai Cikeruh meluap. Akibatnya, selain puluhan rumah di Desa Rancaekek Kulon terendam, jalan desa dan kabupaten di desa itu pun juga terendam banjir.
Sementara itu terjangan banjir juga merendam belasan hektar sawah milik warga di Kampung Cileles, Dusun Mekarjaya, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kamis (07/04/2022) sore. Ketinggian banjir diperkirakan sekitar 1 meter lebih.
Banjir yang terjadi diduga akibat jebolnya tanggul sistem pembuangan air tol Cisumdawu saat terjadinya hujan deras di wilayah tersebut. Volume air dengan ketinggian sekitar lebih dari 1 meter itu pun merendam area pesawahan milik warga.
Bahkan, luapan air nyaris meluber ke sebuah masjid yang lokasinya bersebelahan dengan area pesawahan tersebut. Meski air tidak sampai masuk benteng bangunan masjid dan pemukiman warga, namun sejumlah warga merasa was-was. Pasalnya retakan di beberapa titik benteng masjid tersebut sudah mulai terlihat sehingga jebolnya benteng bisa saja terjadi sewaktu-waktu.
Kepada wartawan, Camat Jatinangor Herry Dewantara mengatakan penyebab banjir yang menggenangi area pesawahan warga tersebut diduga akibat adanya tanggul yang jebol di sekitar area saluran pembuangan air Tol Cisumdawu yang berdekatan dengan area pesawahan warga.
“Dampak banjir akibat tanggul jebol. Lebih dari 15 hektare sawah milik warga terdampak. Upaya penanggulangannya, ke depan akan dibuatkan embung atau penampung suplai aliran air di lokasi tersebut. Bahkan pematokan untuk rencana itu sudah dilakukan oleh pihak Satker Tol,” kata Harry Dewantara seperti yang dikutip dari laman KejakimpolNews.com.
Sedangkan banjir yang menerjang wilayah Kompleks Bumi Panyileukan terjadi di RW 08 Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Meski rumah-rumah hanya terendam beberapa sentimeter saja, umumnya jalan di kompleks tersebut terendam.
Menurut Deden Heri, Ketua RW 08 Kompleks Bumi Panyileukan, terjangan banjir kali ini dampak dari jebolnya TPT di pembangunan Stasiun Baru Cimekar yang ada di wilayah Bumi Panyileukan, Kamis (07/04/2022) sore.
“Meski terjangan banjir belum parah, ini harus jadi perhatian pihak PT KAI, Pemkab dan Pemkot Bandung karena kalau dibiarkan tanpa solusi tak menutup kemungkinan akan terjadi bencana besar,” harap Deden Heri.
Deden juga mengungkapkan, penanganan banjir di Kompleks Bumi Panyileukan harus segera ditangani oleh pihak PT KAI, termasuk Pemkab dan Pemkot Bandung. Pasalnya kata Deden, sumber banjir ada di perbatas wilayah Kabupaten Bandung dengan Kota Bandung.
“Diketahui, sumber banjir ada di perbatasan Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung dan di Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung. Bagaimana penanganan Sungai Cipariuk di Desa Cibiruhilir, Kecamatan Cileunyi,” kata Deden yang juga Ketua Paguyuban Donasi Sarebu Saumpi pikeun Cisalatri (Donasapitri) ini.**