Porosmedia.com, Bandung – Persiapan Kota Bandung menuju Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) Jawa Barat 2026 kian matang. National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan gelar juara umum, meskipun tantangan pendanaan dan kebutuhan fasilitas masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Iman Lestariyono, S.Si,S.H., menyatakan bahwa secara prinsip pihak legislatif mendukung penuh perjuangan atlet disabilitas Kota Bandung. Namun, ia menegaskan bahwa keterlibatan para pihak di luar APBD menjadi keniscayaan.
“Kita dukung dengan anggaran maksimal, meski kita beri catatan. Tidak semua bisa ditanggung APBD. Harus ada kolaborasi pentahelix: pemerintah, swasta, media, komunitas, dan akademisi. Jika semua bergerak, maka dukungan bisa menjadi lelang amal, lelang kepedulian,” ujar Iman kepada Porosmedia, Rabu (2/7/2025) di Gedung DPRD Kota Bandung, Jl. Sukabumi No.30, Kota Bandung.
Ia juga menyinggung pentingnya pendekatan non-transaksional dalam pembinaan prestasi.
“Fair play itu harus dikedepankan. Jangan hanya karena iming-iming bonus, atlet pindah ke daerah lain. Harus dibangun kebanggaan membela Kota Bandung,” tambahnya.
Senada, Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Sigit Iskandar S.Ip.MM, menyatakan dukungannya terhadap NPCI. Ia menyebut dua fokus utama yang sedang diperjuangkan: lokasi dan alokasi anggaran.
“Kami terus mengawal dua hal. Pertama, lokasi pelaksanaan agar jika Bandung ditetapkan sebagai tuan rumah, kita siap. Kedua, alokasi anggaran. Walau belum final, kita sudah siapkan rekomendasi di angka Rp30 miliar,” ucap Sigit.
Ketua National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung, Yadi Sofyan, mengonfirmasi bahwa segala persiapan menuju Peparprov Jabar 2026 sudah mulai dilakukan.
“Kami telah menyusun program, dari pembinaan atlet, kontingen, aklimatisasi, pemberangkatan, hingga penyediaan peralatan. Target kami jelas: juara umum,” tegas Yadi.
Namun, perjuangan untuk mempertahankan atlet agar tidak berpindah daerah karena tawaran bonus besar masih menjadi tantangan. Sekretaris Umum NPCI (National Paralympic Committee Indonesia) Kota Bandung Jumono, mengungkap bahwa dua atlet sudah hengkang ke daerah lain karena iming-iming bonus yang signifikan.
“Di beberapa daerah, atlet ditawari bonus hingga Rp100 juta. Sementara di Bandung, kita masih terbatas. Tapi kami berusaha semaksimal mungkin agar mereka tetap membela Bandung,” tutur Jumono.
Ia juga menyoroti belum adanya bapak angkat untuk cabang-cabang olahraga (cabor) paralimpik.
“Kami sangat membutuhkan peran komunitas atau perusahaan untuk menjadi bapak angkat cabor seperti atletik, angkat berat, menembak, panahan, judo, dan renang,” imbuhnya.
Senada dikatakan Wakil Bendahara Umum Arif Purwanto NPCI Kota Bandung sisa anggaran masih akan digunakan untuk mendukung pembinaan lanjutan, pengadaan peralatan, serta operasional sekretariat.
NPCI juga mencatat realisasi anggaran pembinaan atlet pelajar dan pelatihan terstruktur, termasuk akomodasi, transportasi, vitamin, hingga seleksi internal. Dukungan logistik seperti kursi roda pertandingan, papan catur, dan alat olahraga lainnya juga tengah dirancang agar sesuai kebutuhan masing-masing cabor.
Dengan lokasi sekretariat NPCI yang telah menetap di GOR Pajajaran selama 15 tahun, NPCI berharap tahun ini bisa menjadi momentum penting membangun kolaborasi yang lebih luas, termasuk mendapatkan kendaraan operasional yang memadai. Dukungan terakhir yang diterima berupa mobil Pregio tahun 2021 diakui sangat membantu mobilitas atlet.
Dilanjutkan lagi lebih mendalam oleh Jumono, bahwa sebagai organisasi yang menjadi barometer prestasi disabilitas tingkat kota di Indonesia, NPCI Kota Bandung berharap Peparprov 2026 bisa menjadi ajang pembuktian dan penguatan solidaritas, baik dari legislatif, eksekutif, swasta, maupun masyarakat.
“Kita ingin bukan hanya menang, tapi juga menjadi inspirasi. Kalau atlet disabilitas saja bisa melampaui keterbatasan dan jadi juara, maka masyarakat luas harusnya lebih semangat,” pungkas Jumono.
Dengan semangat kolaborasi dan pembinaan yang berkelanjutan, Kota Bandung menatap Peparprov Jabar 2026 bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi sebagai panggung integritas, solidaritas, dan pembuktian bahwa keterbatasan bukan halangan untuk jadi juara.