Pelayanan Gawat Darurat Rumah Sakit Cililin Disorot: Pasien Luka Bakar dari Desa Budiharja Diduga Tak Ditangani Profesional

Avatar photo

Porosmedia.com, Cililin, Kab. Bandung Barat – Seorang pasien gawat darurat asal Kampung Bojong Cibodas, Desa Budiharja, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, menjadi sorotan tajam setelah diduga tidak mendapatkan pelayanan medis yang layak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.

Korban, seorang perempuan bernama Rita, mengalami luka bakar serius akibat kebocoran gas saat hendak memasak pada Senin pagi (tanggal tidak disebut), namun hingga beberapa hari paska kejadian belum mendapatkan perawatan intensif yang seharusnya ia terima.

Menurut penuturan Sammy, salah satu tokoh masyarakat setempat, penanganan medis terhadap korban terhambat oleh prosedur rumah sakit yang dinilai terlalu birokratis.

“Seharusnya pasien seperti ini langsung dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas perawatan luka bakar. Tapi yang terjadi, pihak RSUD Cililin justru berbelit-belit dan memberi alasan klasik: kamar penuh,” tegas Sammy.

Pihak keluarga juga menyoroti perbedaan perlakuan terhadap pasien pengguna BPJS.

“Masyarakat pengguna BPJS seperti kami sering dipinggirkan, seolah-olah tidak layak mendapatkan fasilitas maksimal. Ini bentuk diskriminasi sistemik,” lanjut Sammy dengan nada kecewa.

Baca juga:  KPU Jabar Umumkan 54 Calon Sementara Anggota DPD Provinsi Jawa Barat, Cek Daftar Lengkapnya Disini!

Peristiwa luka bakar tersebut terjadi ketika Rita hendak menyalakan kompor gas di rumahnya. Gas yang telah bocor memicu ledakan kecil saat tersulut api, menyebabkan luka serius di bagian tubuhnya. Hingga saat berita ini diturunkan, korban masih berada dalam kondisi kritis.

Lebih jauh, pihaknya juga mengkritik cara komunikasi tenaga medis yang dianggap arogan dan tidak berempati.

“Pasien datang untuk mencari pertolongan, bukan untuk diintimidasi. Kalau bahasa para tenaga medis tidak manusiawi, ini akan menciptakan trauma bagi masyarakat miskin,” ujar Sammy.

Meskipun pihak rumah sakit disebutkan telah meminta maaf atas sikap tenaga medis yang dianggap kurang etis, masyarakat menilai permintaan maaf itu tidak cukup.

“Yang kami minta bukan hanya minta maaf. Tapi perubahan sistem. Perubahan budaya kerja di rumah sakit. Jangan sampai orang miskin hanya jadi angka dalam sistem layanan publik yang dingin dan tidak peduli,” imbuhnya.

Salah seorang warga, Asep Sopian menyebut bahwa pasien sudah 6 hari menjalani perawatan di RSUD Cililin, namun hingga kini belum mendapat rujukan ke rumah sakit besar.

Baca juga:  Menyerukan Persatuan Negara Barat, Biden Meminta Rusia Dikeluarkan dari G20

“Sejak hari Senin korban belum juga mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan. Padahal kami sudah berharap bisa dipindahkan. Luka bakarnya tidak bisa ditangani di RSUD Cililin karena keterbatasan fasilitas, tapi hingga kini belum ada kepastian kapan mendapat rujukan,” kata Asep.

Kasus ini pun menjadi pengingat keras bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat maupun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk mengevaluasi serius RSUD Cililin sebagai salah satu rumah sakit yang menjadi tumpuan masyarakat pedesaan. Jangan sampai prinsip keadilan layanan kesehatan universal yang dijamin oleh BPJS Kesehatan justru dikerdilkan oleh praktik diskriminatif di lapangan.

Pihak RSUD Cililin belum memberikan keterangan resmi kepada awak porosmedia.com saat berita ini dimuat. Namun sejumlah pihak mendorong agar Ombudsman Republik Indonesia dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan mengawasi praktik pelayanan kesehatan di wilayah pedalaman, terutama terhadap masyarakat miskin pengguna BPJS. ***